Mohon tunggu...
Shelina Adyah
Shelina Adyah Mohon Tunggu... Lainnya - masih belajar menulis, maaf bila ada salah kata atau kurang pemahaman

Mahasiswa PWK UNEJ 2018

Selanjutnya

Tutup

Money

Obligasi Pemerintah: Investasi yang Bebas Risiko?

7 Mei 2020   14:14 Diperbarui: 7 Mei 2020   14:12 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Obligasi pemerintah atau obligasi negara adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah nasional, umumnya dengan janji untuk membayar pembayaran bunga berkala yang disebut pembayaran kupon dan untuk membayar kembali nilai nominal pada tanggal jatuh tempo. Tujuan dari obligasi pemerintah adalah untuk mendukung pengeluaran dari pemerintah. Obligasi pemerintah biasanya didominasi dalam mata uang negara sendiri, dalam hal ini pemerintah tidak dapat dipaksa untuk default, meskipun pemerintah tersebut  dapat memilih untuk melakukannya. Jika suatu pemerintah menjual obligasi tergantung pada seberapa layak pasar mempertimbangkannya. Lembaga pemeringkat kredit internasional akan memberikan peringkat untuk obligasi, tetapi pelaku pasar akan memutuskan sendiri tentang hal ini. Obligasi pemerintah menjadi sumber alternatif pembiayaan untuk berbagai proyek pembangunan, misalnya pembangunan jalan tol atau infrastruktur lainnya.

Peranan obligasi sebagai alternatif sumber pembiayaan mengakibatkan pasar modal mengalami perkembangan yang pesat, baik di negara maju maupun negara berkembang. Peranan obligasi di Indonesia dapat terlihat sejak tahun 1999 sampai sekarang dimana pemerintah Indonesia telah menerbitkan beberapa seri Surat Utang Negara (SUN) sebagai alternatif pembiayaan (Sukanto, 2009). Obligasi pemerintah di Indonesia ada beberapa, yaitu Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI), Sukuk Ritel (SukRi), Saving Bond Ritel (SBR) dan Sukuk Negara Tabungan (ST). Obligasi pemerintah juga bisa disebut dengan "obligasi bebas risiko" sebab pemerintahan suatu negara dapat menaikkan pajak maupun mencetak uang guna melunasi pembayaran obligasinya pada saat jatuh tempo. Bebas risiko tersebut berarti aman dari risiko kredit. Namun, risiko lainnya masih ada misalnya risiko nilai tukar bagi investor asing di mana nilai mata uang Rupiah melemah terhadap mata uang negara lain. Ada juga risiko inflasi, dimana pada saat jatuh tempo pelunasan obligasi tersebut nilai yang diperoleh investor mengalami pelemahan daya beli akibat inflasi lebih besar daripada imbal hasil yang diperoleh. Keuntungan dalam obligasi pemerintah yaitu mempunyai resiko kecil, kupon yang diterima lebih besar dari nilai bunga, dan pajak atas bunga dan diskonto obligasi ditetapkan sebesar 15%, lebih rendah daripada pajak atas deposito yaitu 20%. Dalam berinvestasi yang diperhatikan oleh investor adalah keminiman resikonya. Investasi yang efisien adalah investasi yang memberikan resiko tertentu dengan tingkat keuntungan yang terbesar atau tingkat keuntungan tertentu dengan resiko terkecil. Jika ada dua usulan investasi yang memberikan tingkat keuntungan yang sama tetapi mempunyai resiko yang berbeda, maka investor yang rasional akan memilih investasi yang mempunyai resiko yang lebih kecil. Maka tidak heran jika banyak investor yang membeli obligasi pemerintah, tidak hanya memiliki banyak keuntungan tetapi juga minim resiko.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun