Mohon tunggu...
shelfila ifnatus zulva
shelfila ifnatus zulva Mohon Tunggu... -

Earth without art only ea..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Masa Lalu

20 Oktober 2013   06:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:17 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari kejauhan ku pandangi semua kisah masa lalu itu...

Mungkin sedikit menertawakan aku, dan aku hanya terdiam membisu, berkedip tak mengerti. Mengapa sampai aku mengenali semua rasa dan kenikmatan yang menghancurkan ..

Kini aku mencoba memahami semua keluh itu, aku tidak mencoba untuk melupakannya, karena disana masih ada mereka yang terlanjur menjadi setia dalam hidup. Sahabat pergi bukan untuk di benci, dia datang dengan segala kesenangan, dan pada akhirnya dia pergi mungkin dengan sedikit kesedihan, entah apa yang membuat ini semua sedih. mungkin dengan rasa kehilangan itu lah aku mengerti betapa indahnya kebersamaan yang selalu kita ciptakan dalam sekotak ruangan pengap dan berwarna itu..

Dialah masa lalu, tak akan ada alat untuk mengubahnya atau pun keadaan yang mampu mengubahnya, peristiwa indah maupun pahit terangkum mesra dalam gugusan mega di atas senja memerah... dan kini aku tak akan berhenti melaju pelan mengejar segala ketertinggalan itu, aku mencari yang telah lama hilang. Mencari yang semestinya aku hadapi, bukan ...........

-siz-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun