Sepatu Olahraga yang Kini Berubah Fungsi

Kalau Amerika Serikat bisa dijadikan role model industri yang terkait gaya hidup, industri sepatu olahraga di sana mesti berterima kasih kepada mereka yang membeli produk tapi justru bukan digunakan sebagaimana mestinya. Sepatu olahraga telah 'kehilangan' fungsi awalnya sebagai salah satu instrumen berolahraga.

Dilansir dari Forbes, riset yang dilakukan NPD Group’s Consumer Tracking Service menjelaskan kecenderungan ini. Salah satu data yang mereka kumpulkan adalah terkait fungsi sepatu olahraga. Hasilnya mengejutkan, hanya 25% responden yang menjawab bahwa alasan mereka membeli sepatu olahraga adalah memang sebagai instrumen atletik/olahraga. Sisanya, 75% pembeli sepatu olahraga tidak menggunakannya untuk berolahraga/atletik.

Tren sepatu olahraga sebagai bagian dari gaya hidup tak lepas dari fenomena 'athleisure' yang beberapa tahun ini dipopulerkan oleh para seleb melalui media sosial dan foto-foto kontribusi para paparazzi, yang menunjukkan bahwa setelan ala atlet sudah jadi salah satu identitas hip di luar sana, seperti dikutip dari Who What Wear. 

Dalam laporan Who What Wear, persentase 75% di Amerika Serikat sendiri saja sudah terbilang signifikan. Terima kasih, dunia fashion dan tren athleisure.

Sementara, Matt Powell, pengamat bisnis olahraga, menyimpulkan bahwa tren ini bisa mempengaruhi bagaimana orang melihat brand yang memproduksi sepatu tersebut. Brand mesti mempertimbangkan dan tetap fokus pada si 25% pembeli yang memang niat untuk menggunakannya untuk kepentingan olahraga, demi meningkatkan kredibilitasnya.

Dari seluruh kategori sepatu olahraga, sepatu lari memiliki jauh lebih banyak peminat dibanding jenis-jenis sepatu yang lain. Angkanya bisa sampai 50%. Sementara sepatu basket dan sepatu hiking/outdoor menyusul di belakangnya.

Sumber: ShopBack.co.id