Anak merupakan anugerah yang dititipkan dan diamanahkan oleh Allah kepada orang tua. Orang tua merupakan individu yang paling bertanggung jawab terhadap pendidikan anak, mereka bertanggungjawab untuk mendidik anak-anaknya sebaik mungkin. Peran orang tua dalam mendidik anak sejak dini terutama dalam bidang ibadah dan agama sangatlah penting. Untuk mewujudkan hal tersebut orang tua dituntut menciptakan keluarga yang harmonis. Pendidikan agama dalam keluarga dapat memberikan pengaruh besar bagi pembentukan karakter anak, seperti sholat, puasa, dan zakat, ketiga hal tersebut merupakan dasar keagamaan yang sangat perlu untuk diajarkan kepada anak. Namun kenyataanya dalam kehidupan sehari-hari masih banyak ibadah yang lalai dikerjakan oleh anak seperti tidak mau sholat subuh dan isya karena mengantuk, tidak mau berpuasa saat bulan Ramadhan yang mana hukumnya wajib, dan
lain sebagainya. Hal ini bisa terjadi karena beberapa hal seperti, kurangnya pengetahuan orang tua untuk membina anak, ketidakmauan anak dalam menerima binaan orang tua, orang tua yang kurang menegaskan ajakan beribadah kepada anak dan yang paling umum biasanya orang tua yang sangat.Â
Keluarga merupakan tempat awal seorang anak belajar dan merupakan pondasi yang akan menentukan keberhasilan pendidikan anak selanjutnya. Setiap keluarga pastinya ingin menjadikan keluarganya sebagai keluarga yang berkah. Keluarga yang berkah adalah keluarga yang baik, membawa kebaikan kepada mereka dan juga orang lain. Pada Qur'an surat Ar Rum:31 keluarga berkah adalah keluarga yang sakinah (tenang dan tentram), mawaddah (penuh cinta), dan rahmah (diliputi kasih). Keluarga yang berkah akan membuat semua anggotanya merasa nyaman, tenang, dan bahagia. Disamping itu, menurut Kusnaeni, keluarga berkah juga ditandai dengan makin meningkatnya kualitas keimanan para anggota keluarga tersebut. Ciri lain keluarga berkah adalah kualitas pribadi (perorangan) dalam keluarga tersebut berkembang menuju kebaikan seperti bertambah bijak, bertambah wawasan, akhlak semakin baik,n lalai dalam sholat lima waktunya, hal tersebut dapat dicontoh oleh sang anak.
  Dalam kehidupan berkeluarga saat ini, orang tua harus bertanggung jawab penuh atas pendidikan anaknya yang kini sebagian besar diserahkan kepada pendidik formal (guru), karena kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan anaknya, dan juga karena kurangnya pendidikan dan pengetahuan orang tua. Hal itu dapat menyebabkan kurangnya perhatian orang tua terhadap upaya, pelatihan dan pelaksanaan ibadah anak sejak dini dalam keluarga, padahal ibadah merupakan pokok ajaran islam yang seharusnya ditanamkan pada anak sejak dini oleh orang tua melalui rutinitas keseharian. Jika tidak, maka akan menyebabkan anak saat sudah mencapai usia
sekolah dan menuju usia dewasa anak mengalami kesulitan karena belum mengetahui dan terbiasa melakukan ibadah.
   Dalam keluarga perlu dilakukan pembiasaan keagamaan dan juga pola kehidupan seperti kemandirian, kedisiplinan, kebersihan, dan lain sebagainya. Menjadi orang tua haruslah rajin sholat lima waktu agar menjadi contoh yang baik kepada anak-anaknya. Paksa mereka jika tidak mau, orang tua dapat memberi contoh cerita orang yang tidak menunaikan sholat, puasa, dan juga dapat menceritakan bagaimana panasnya api neraka agar anak merasa takut apabila  agar anak merasa takut apabila meninggalkan sholat dan kewajiban seorang muslim lainnya. Ajarkan anak cara berzakat, doa zakat agar nanti ia dapat melakukannya. Selain faktor keluarga, faktor lingkungan pun dapat mengubah pandangan anak, ajarkan mereka untuk berteman dengan orang-orang yang baik dan sholeh agar ia nanti tak terjerumus dengan pergaulan yang buruk hingga menyebabkan ia tidak melaksanakan sholat.
   Jadi, dalam keluarga, mengajarkan agama kepada anak merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan dan akan sangat lebih baik dengan cara dicontohkan secara langsung. Dalam kehidupan berkeluarga saat ini, orang tua harus bertanggung jawab penuh atas
pendidikan anaknya yang kini sebagian besar diserahkan kepada pendidik formal (guru), karena
kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan anaknya, dan juga karena kurangnya pendidikan dan
pengetahuan orang tua. Hal itu dapat menyebabkan kurangnya perhatian orang tua terhadap
upaya, pelatihan dan pelaksanaan ibadah anak sejak dini dalam keluarga, padahal ibadah
merupakan pokok ajaran islam yang seharusnya ditanamkan pada anak sejak dini oleh orang tua
melalui rutinitas keseharian. Jika tidak, maka akan menyebabkan anak saat sudah mencapai usia
sekolah dan menuju usia dewasa anak mengalami kesulitan karena belum mengetahui dan
terbiasa melakukan ibadah.
Dalam keluarga perlu dilakukan pembiasaan keagamaan dan juga pola kehidupan seperti
kemandirian, kedisiplinan, kebersihan, dan lain sebagainya. Menjadi orang tua haruslah rajin
sholat lima waktu agar menjadi contoh yang baik kepada anak-anaknya. Paksa mereka jika tidak
mau, orang tua dapat memberi contoh cerita orang yang tidak menunaikan sholat, puasa, dan
juga dapat menceritakan bagaimana panasnya api neraka agar anak merasa takut apabila
meninggalkan sholat dan kewajiban seorang muslim lainnya. Ajarkan anak cara berzakat, doa
zakat agar nanti ia dapat melakukannya. Selain faktor keluarga, faktor lingkungan pun dapat
mengubah pandangan anak, ajarkan mereka untuk berteman dengan orang-orang yang baik dan
sholeh agar ia nanti tak terjerumus dengan pergaulan yang buruk hingga menyebabkan ia tidak
melaksanakan sholat.
Jadi, dalam keluarga, mengajarkan agama kepada anak merupakan hal yang sangat
penting untuk dilakukan dan akan sangat lebih baik dengan cara dicontohkan secara langsung.
Jika anggota keluarga memiliki amalan dan wawasan agama yang baik maka keluarga tersebut
merupakan keluarga yang berkah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H