Mohon tunggu...
Shela Puspita Rini
Shela Puspita Rini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam di UIN Raden Mas Said Surakarta

Hobi membaca novel.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Fenomena Takjil War, Mempererat Toleransi

18 Maret 2024   10:58 Diperbarui: 18 Maret 2024   11:04 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Mulai dari tanggal 12 Maret kemarin, umat Islam di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa wajib bulan Ramadhan. Tentunya ini adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat muslimin dan muslimat untuk menggencarkan ibadah dan panen pahala. Dimana puasa dari waktu subuh hingga maghrib ini dilaksanakan hingga satu bulan yang akan datang. 

Tak jauh-jauh dari berbuka puasa, akan selalu ada hidangan manis yang selalu banyak di cari disaat masuk waktu-waktu berbuka. Ya, takjil, yang terkenal sebagai makanan atau minuman untuk berbuka puasa. Secara etimologis, takjil dalam bahasa Arab berarti menyegerakan, yang sering digunakan untuk menyuruh orang agar segera berbuka. Namun, seiring berjalannya waktu, istilah ini justru dimaknai sebagai makanan dan minuman saat waktu maghrib tiba. 

Melihat momen ramadhan ini, banyak pedagang yang mulai membuka bisnis dan stand makanan dan minuman untuk para pejalan kaki yang sering ngabuburit menjelang waktu berbuka. Mulai dari es teh, es kuwud, es campur, kolak dan makanan manis lainnya. Para pedagang ini dapat meraup untung yang sangat banyak dari hasil penjualan takjil. 

Ternyata penikmat takjil tidak hanya dari kalangan umat muslim saja, namun juga dari kalangan umat agama lain berbondong-bondong menyerbu stand-stand takjil. Fenomena ini menjadi sangat hangat di media sosial khususnya TikTok. Banyak warganet yang membagikan momen berburu takjil di waktu yang masih lumayan lama dari waktu berbuka seperti di jam 2 dan 3 sore.

Banyak komentar-komentar lucu dan mengundang gelak tawa dari berbagai kalangan mengenai berburu takjil ini, seperti:

"@Jack: untuk teman kita yg muslim apa benar di masjid ada pembagian takjil gratis bole kh saya jga ikut antri"

"@Mochaff14: tolong bersaing secara sehat ya kak, berburu takjil jam 4.30 kalo jam 3 kita lagi bertahan hidup, liat kecoa aja kyk liat kurma"

"@ar: tiap liat vt nonis berburu takjil gw merasa terhibur, seruu bangett, adem liat ramadhan bawa kebahagiaan buat semua orang, terima kasih sudah ikut meramaikan ramadhan, sehat-sehat yaa kalian semuanya"

"@Icha Susanti: Bunda maria lihatlah anakmu ini berburu takjil disaat kami dalam keadaan hampir koma"

"@melan_harahap: lebih asik liat yang muslim bersaing sama NONIS berburu takjil drpd liat demo pemilu yg gk ada hbisnya PUYENG KEPALAKU " 

dan masih banyak lagi komentar-komentar mengenai berebut takjil antara kaum muslim dan penganut agama lain. 

Dari fenomena ini dapat kita lihat sebagai fenomena kerukunan antar umat beragama, yang membuktikan bahwa meskipun keyakinan berbeda tapi kita dapat hidup selaras di masyarakat. Fenomena ini juga membawa banyak rezeki kepada para pedagang yang menjajakan takjil. Selain itu momen ini dapat menjadi salah satu cara mempererat silaturahmi dan toleransi antar umat beragama. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun