Mohon tunggu...
Shela bunga
Shela bunga Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Saya menyukai musik dan lagu, hobi saya bermain game dan menyanyi. Saya juga menyukai matematika heheh.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Benarkah Daya Beli Masyarakat di Indonesia Mulai Melemah?

15 November 2023   22:06 Diperbarui: 15 November 2023   22:15 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo sobat, tahukah kamu bahwa di tahun 2023 ini ternyata daya beli masyarakat Indonesia mulai menurun? Nah, maka dari itu kita perlu untuk memahami dan mengetahuinya bersama.

Penurunan daya beli masyarakat Indonesia menurun karena adanya pengeluaran menjelang pendaftaran sekolah atau kuliah yang mengakibatkan mereka untuk menahan pengeluarannya. Selain itu, terjadi juga kenaikan harga terhadap beberapa bahan-bahan pokok yang menyebabkan masyarakat untuk lebih berhemat. Bahkan, tingkat pengangguran juga dapat mempengaruhi daya beli yang menurun karena minimnya kemampuan mereka untuk membeli barang atau jasa.

Penurunan daya beli masyarakat ini juga menyebabkan adanya penurunan Indeks Keyakinan konsumen (IKK) yang disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya yaitu melemahnya nilai tukar mata uang Rupiah. Kondisi ini akan berdampak pada kinerja industri manufuktur yang terjadi pada bulan Oktober.

Berdasarkan sumber dari Bank Indonesia, yang merilis hasil survei Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) untuk periode Juli 2023. Nilai acuan konsumsi masyarakat tersebut tercatat mencapai 123,5.

Skor tersebut turun dari 127,1 pada Juni 2023 dan 128,3 pada Mei 2023. Penurunan Indeks Keyakinan Konsumen bulan Juli ini ditandai dengan menurunnya Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi Saat ini dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Juli 2023 yang tercatat masing-masing sebesar 113,8 dan 133,2, lebih rendah dari 116,8 dan 137,5 pada bulan sebelumnya. (Aji, 2023)

Selain itu, Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni Arif, menyampaikan bahwa, Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Oktober 2023 mencapai 50,70, tetap ekspansi meskipun melambat 1,81 poin dibandingkan September 2023.

Febri menjelaskan, penurunan nilai IKI ini dikarenakan tiga hal utama. Pertama, penurunan daya beli global. Adanya tren perlambatan pertumbuhan global khususnya pada negara mitra dagang utama Indonesia terutama Tiongkok dan Eropa menyebabkan penurunan drastis terhadap permintaan produk manufaktur Indonesia.

Sementara, di pasar domestik, penurunan daya beli dipicu oleh kenaikan harga energi (khususnya BBM) serta kenaikan suku bunga. Hal ini juga menyebabkan cost of fund sektor manufaktur meningkat, menyebabkan kenaikan harga barang manufaktur. Hal inilah yang dapat mengurangi pengeluaran mereka dalam berbagi keperluan.

Penyebab kedua adalah melemahnya nilai tukar mata uang Rupiah. Semakin melemahnya Rupiah menyebabkan biaya input untuk produk dengan bahan baku impor semakin tinggi, yang berdampak pada kenaikan biaya produksi. Jika dilihat data impor bahan baku/penolong pada bulan September, terdapat penurunan 4,86% dibanding bulan sebelumnya (mtm), serta impor barang modal turun 12,27% (mtm). Sebagai catatan, Rupiah terus terpuruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) selama lima bulan berturut-turut. Di sisi lain, pelemahan rupiah juga dapat menjadi peluang bagi produsen yang menggunakan bahan baku lokal untuk dapat bersaing dengan produsen pengguna bahan baku impor.

Sedangkan faktor ketiga adalah faktor eksternal seperti banjirnya produk impor, peredaran barang ilegal, dan kenaikan harga energi pada Oktober ini. Febri berujar bahwa Aparat Penegak Hukum dan Kementerian/Lembaga terkait belum bisa meredam banjirnya barang-barang impor dan barang ilegal yang menggerogoti pasar produsen domestik. (Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, 2023)

Adapun pengamat ekonomi Faisal Basri menjelaskan bahwa konsumsi ditentukan oleh pendapatan. Faisal mengatakan bahwa proporsi tabungan terhadap total pendapatan naik, jadi ada penyimpanan uang. (patr001, 2017). Namun, menurut saya pendapat ini ada yang perlu ditambahkan karena faktor konsumsi masyarakat dipengaruhi dengan faktor-faktor yang lain, yaitu dari inflasi yang terjadi pada kenaikan harga barang dan juga bahan-bahan pokok.

Perubahan harga juga dapat menyebabkan daya beli masyarakat cenderung menurun itu dikarenakan karena harga jual barang atau jasa yang semakin tinggi. Sebaliknya, jika harga jual rendah maka daya beli masyarakat semakin tinggi. Jadi, apabila perubahan harga ini terus-menerus terjadi dan menunjukkan adanya kenaikan harga maka itu dapat mengakibatkan inflasi.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, dia menuturkan terjadinya penurunan keyakinan konsumen ini tidak hanya disebabkan oleh daya beli, tetapi juga inflasi. Adapun, inflasi ini ditimbulkan oleh kenaikan harga barang-barang yang harganya diatur oleh pemerintah, seperti tiket transportasi udara. Tauhid mengatakan bahwa pergerakan harga itu mulai terjadi lagi.

Selain itu, Tauhid mengatakan bahwa inflasi juga dirasakan masyarakat dengan kenaikan terhadap bahan-bahan pokok, seperti bawang putih dan telur. Volatilitas harga kebutuhan pokok inilah yang menjadi penyebab Indeks Keyakinan Konsumen menjadi menurun. (Aji, 2023)

Oleh karena itu, upaya pemerintah diperlukan untuk mengatasi daya beli masyarakat yang mulai melemah. Berikut ini adalah beberapa cara yang perlu dilakukan:

  1. Meningkatkan batas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Dengan ditingkatkannya PTKP maka masyarakat dapat menggunakan pendapatannya untuk meningkatkan daya beli.
  2. Membangun infrastruktur yang ada di desa dalam keterbatasan akses, misalnya berupa jalanan yang rusak, fasilitas umum yang minim, dan keterbatasan dalam mendapatkan pasokan. Jika infrastruktur ini dapat terpenuhi, maka distribusi akan berjalan dengan mudah dan daya beli dapat meningkat.
  3. Mengurangi jumlah pengangguran dengan membuka lapangan kerja. Jika jumlah pengangguran dapat dikurangi, maka pendapatan masyarakat meningkat yang berdampak positif pada daya beli.

Nah, dengan adanya upaya-upaya tersebut maka itu akan dapat meningkatkan daya beli masyarakat. Sekiranya inilah informasi yang dapat disampaikan,  sehingga kita dapat memahami dan belajar bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun