Era society 5.0 atau sering disebut sebagai Era Super-Smart Society adalah salah satu konsep yang berisi tentang kehidupan manusia yang akan bergantung pada kecanggihan teknologi dan juga AI sebagai alat bantu dalam menyelesaikan tugas sehari-hari.
Indonesia sendiri termasuk dalam kategori negara yang masih berkembang dan mengikuti alur dari sebuah proses kemajuan teknologi. Ditambah, perilaku masyarakat Indonesia yang sangat konsumtif dalam menggunakan produk-produk dari luar negeri, itu juga menjadi salah satu faktor atau tantangan dalam memperkuat kedaulatan di Indonesia sendiri.
Sebagai warga negara yang memiliki perilaku konsumtif, tentunya ini bisa menjadi dampak buruk dalam penerapan teknologi sebagai alat bantu penyelesaian tugas sehari-hari, terlebih dalam sistem pemerintahan. Pasalnya, teknologi dan juga AI yang sering kita gunakan tidak terpungkiri bahwa hal tersebut berasal dari luar negeri.
Berikut adalah beberapa tantangan yang dapat muncul ketika Teknologi dan AI menguasai kedaulatan negara Indonesia.
1. Sistem penyimpanan Data
Sejauh yang kita ketahui, negara Indonesia, tentunya menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang produknya berasal dari luar negeri sebagai penyimpanan data. Hal ini dapat mengancam keberadaan data didalam satu negara sehingga mampu dikontrol oleh teknologi asing.
Solusinya, pemerintah harus membangun dan menciptakan infrastruktur data nasional serta memperbaiki dan mengembangkan kebijakan terhadap perlindungan data yang kuat. Dan dalam hal ini, pemerintah harus mendorong kemajuan penggunaan layanan digital lokal.
2. Ketergantungan Dalam Penggunaan Teknologi AsingSebagai negara berkembang, kita tentunya sudah tau, bahwa segala teknologi yang kita gunakan saat ini, hampir 85% berasal dari luar negeri sepenuhnya. Mulai dari hal terkecil seperti alat komunikasi yang sering kita gunakan saat ini yaitu gadget. Hal ini dapat mengurangi kreativitas pemuda saat ini dalam menciptakan sesuatu hal baru. Dengan prinsip hidup yang tidak ingin disusahkan, maka ini menjadi salah satu kemunduran dalam keadulatan negara kita.
Solusinya, pemerintah harus memberi kebijakan terhadap kelayakan umur bagi para pengguna gadget. Serta meningkatkan pendidikan dan pelatihan dalam membangun keterampilan yang berfokus pada kemajuan teknologi positif di dalam negeri.
3. Ketimpangan Digital
Sebagai negara kepulauan, tentunya ini menjadi tantangan terbesar. Pasalnya tidak semua wilayah di Indonesia bisa mengakses keberadaan teknologi dengan akses yang sama. Sehingga ketimpangan ini memberikan kemunduran dalam pengembangan teknologi di negara sendiri.
Solusinya, pendidikan harus diselaraskan, serta akses terhadap internet dapat diperluas hingga ke daerah pelosok.
Dari beberapa tantangan yang sudah saya uraikan di atas, itu hanya sebagian besarnya saja. Masih ada hal lain yang menjadi tantangan dalam menjaga kedaulatan negara kita di era society 5.0 ini. Meskipun sepenuhnya berharap pada pemerintah, namun perlu juga dipertegas bahwa sumber daya manusia kita harus mendukung proses berjalannya program dari pemerintah. Contohnya, kita megurangi perilaku konsumtif yang berlebih terhadap produk dari luar negeri, tapi memilih produk-produk dari dalam negeri sendiri. Serta meningkatkan pembelajaran terhadap hal-hal baru. Sehingga mampu menciptakan kreativitas dan penemuan baru yang tentunya akan bermanfaat untuk kedaulatan Negara Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H