Bangku kelas 3 SMK adalah saat-saat paling menentukan seseorang untuk melanjutkan tahap pendidikannya atau tidak. Dikarenakan SMK sendiri merupakan singkatan dari Sekolah Menengah Kejuruan, di mana sering dipilih oleh masyarakat karena pendidikan formal ini berbeda dengan SMA (Sekolah Menengah Atas). Yakni, SMK memberikan ilmu yang lebih spesifik sesuai dengan peminatan siswa, dan SMK sendiri mempersiapkan peserta didiknya untuk dapat langsung terjun ke dunia kerja.
Maka tidak heran apabila banyak murid yang tidak melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dengan berkuliah, namun langsung berkerja. Dan tidak heran pula apabila lulusan SMK melanjutkan pendidikannya ke tahap selanjutnya dengan memasuki bangku perkuliahan untuk lebih mendalami pengetahuan ilmu yang didapat selama menjalani masa SMK. Ilmu spesifik yang diberikan pada masa SMK ini pun dibantu dengan adanya program Prakerin atau PKL (Praktek Kerja Lapangan), jika kamu asing dengan istilah PKL, PKL sama halnya dengan Magang yang mana hal tersebut merupakan sebuah pelatihan bagi para peserta didik untuk siap memasuki dunia kerja.
Pada kegiatan program ini, kami murid SMK tidak diarahkan satu per satu melainkan berkelompok. kelompok saya saat itu terdiri dari 4 orang dan pada prosesnya, hari pertama melaksanakan PKL kami dibagi menjadi 2 kelompok untuk diletakkan di divisi yang berbeda. kebetulan saat itu saya dipilih untuk memasuki Divisi News dengan 2 orang teman saya lainnya, dan 1 teman saya yang lain memasuki Divisi New Media, pembagiannya tidak merata dengan asumsi saya saat ini sepertinya berkaitan dengan kebutuhan SDM (Sumber Daya Manusia) pada tiap divisinya.Â
Pada Divisi News, saya dan teman-teman diposisikan sebagai Script Writer, di mana sebagai script writer kami memiliki jobdesk untuk dapat membuat beragam naskah berita yang berbeda-beda, dimulai dari berita lokal, berita internasional, dari yang sifatnya soft news, atau hard news hingga sampai pada ramalan cuaca dan lain sebagainya.Â
Dari membuat naskah berita ini kami menjadi paham bagaimana menulis berita yang baik, bagaimana mencari referensi sumber berita yang terpercaya dan kredibel, bagaimana menulis naskah dengan sekaligus memperhatikan tanda baca yakni jeda dan berhenti yang benar agar mudah untuk dibaca serta sampaikan oleh presenter, serta memilah-milah berita seperti apa yang sekiranya pantas untuk ditayangkan maupun tidak, dan banyak hal lainnya.
Dari sini kami juga belajar bahwa dunia broadcasting termasuk dunia kerja yang mengadopsi sistem fast-paced environment. Jadi, di sini semua dituntut untuk cepat. Tepat waktu karena pekerjaan kami telah tersistem dengan alur yang sudah ditentukan oleh jadwal pada rundown yang telah disepakati. Karena, masing-masing program telah memiliki jadwalnya tersendiri yang tidak dapat diganggu gugat. Oleh karenanya, kelambanan dalam bekerja atau melakukan sesuatu adalah hal yang harus dihindari.
Biasanya kepanikan tersebut terjadi ketika waktu-waktu terjadinya suatu peristiwa besar sehingga mengharuskan tayangnya berita breaking news, dan bahkan sekedar momen-momen menjelang On-Air, namun kembali lagi setelah selesai, semua kembali adem anyem saja. karena sebetulnya pekerjaan ini bisa dibilang cukup santai. karena dari apa yang saya perhatikan, orang-orang yang bekerja pada industri broadcasting maupun jurnalistik merupakan orang-orang yang santai, asik dan seru.
Program PKL kami saat itu hanya berlangsung 3 Bulan saja. pada momen perpisahan, perasaan haru sangat-sangat terasa, karena selama pelaksanaannya kami sudah memiliki bonding layaknya keluarga. Berikut adalah awal perkenalan saya pada dunia broadcasting, di mana sebelumnya hal tersebut hanya sekedar materi-materi yang dipaparkan oleh para guru-guru di sekolah. Namun dengan keterbatasan waktu yang sangat singkat tersebut saya sangat bersyukur karena saat itu saya diberikan kesempatan untuk dapat mempelajarinya secara langsung lebih dalam.Â