Mohon tunggu...
Sheila Turrohmah
Sheila Turrohmah Mohon Tunggu... Guru - PGMI

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Memahami Filsafat Pendidikan Aliran Eksistensialisme

29 Mei 2020   10:05 Diperbarui: 29 Mei 2020   10:01 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu'alaikum wr. Wb

Pada siang hari ini saya selaturrohmah akan memberikan sedikit pengetahuan tentang aliran filsafat eksistensialisme dan juga tokoh filasufnya. Lebih jelasnya lagi mari kita simak berikut ini:

A. Aliran eksistensialisme

Eksistensialisme diartikan sebagai manusia berdiri sendiri dan keluar dari diri sendiri. Ia sadar bahwa dirinya ada. Eksistensialisme biasanya di anggap sebagai kebebasan, tetapi sebenarnya di nilai tertinggi adalah otentitas. 

Kelebihan dari filsafat eksistensialisme yaitu menekankan pada individu atau diri sendiri sebagai  sumber pengetahuan tentang hidup dan makna. Sedangkan kekurangan dari filsafat eksistensialisme yaitu sangat tidak puas terhadap sistem filsafat tradisional yang bersifat kurang atau dangkal akademis dan juga jauh dari kehidupan. 

B. Tokoh filasufnya

1. Soren abye keirkegaard

Iya beranggapan bahwa setiap individu bukan masyarakat atau agama bertanggung jawab memberikan makna bagi kehidupan. 

2. Martin Heidegerr

Martin Heidegerr beranggapan bahwa keberadaan manusia di antara keberadaan yang lain. Jadi di dunia ini benda, materi alam fisik tidak akan bermakna jika berpisah dengan manusia. 

3. Gabril Marcel

Marcelenyatakan bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri melainkan harus bersama dengan manusia lainnya. Tetapi manusia juga memiliki kebebasan yang sifatnya otonom. 

4.karl Menper 

Ia memandang bahwa filsafat bertujuan untuk mengembalikan manusia kepada dirinya sendiri. Hal ini di tandai dengan pemikiran yang menggunakan semua pengetahuan objektif sehingga manusia sadar akan dirinya sendiri. 

5. Paul Tillich

Paul berpendapat bahwa kecemasan dari tidak beradaan ini sifatnya inheren di dalam pengalaman itu sendiri. Secara sederhana nya manusia takut akan kematian. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun