Nah, sekarang teman-teman paham kan mengapa Dalgona Coffee menjadi ikon 2020 dan pernah menjadi bagian dari budaya populer. Nah, kalau teman-teman perhatikan, saya mengatakan 'pernah'. "Berarti sekarang dalgona coffee sudah tidak ada?". Dalgona coffee masih ada sampai sekarang dan menjadi menu tetap di beberapa tempat makan atau stand minuman. Mengapa saya katakan pernah, karena kini dalgona coffee sudah bukan menjadi tren ataupun bertahan sebagai ikon tahun 2020. Banyak tren lainnya yang telah menggeser keberadaan dalgona coffee sebagai tren tahun 2020. Selain itu, dalgona coffee juga tidak dapat dikatakan sebagai budaya populer lain. Kini, dalgona coffee menjadi subkultur.
Apa itu sub kultur?
Sub kultur dapat dipahami sebagai budaya yang keberadaannya cukup berlawanan dengan budaya yang ada. Dengan kata lain, sub kultur merupakan budaya yang tidak populer dikarenakan tidak mengikuti arus zaman. Dalgona coffee kemudian menjadi  sub kultur karena eksistensi dari dalgona coffee telah menurun dan kini tidak begitu banyak ditemukan dibandingkan dengan kemunculannya awal tahun 2020. Dalgona coffee sudah tidak lagi menjadi tren dan minuman yang banyak dicari, dibuat, dan dikonsumsi oleh masyarakat.Â
Bagaimana teman-teman? Tak terasa kan bahwa masa-masa dalgona coffee telah berlalu, padahal rasanya baru saja kemarin berusaha mencari kopi yang murni untuk dijadikan bahan membuat dalgona coffee. Ngomong-ngomong tentang dalgona coffee, jadi kepingin gak sih? Hehe.Â
Sumber:
Istiqomah, A. (2020). Ancaman Budaya Pop (Pop Culture) Terhadap Penguatan Identitas Nasional Masyarakat Urban. Jurnal Politik Walisongo,2(1), 47-54.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H