Siapa yang saat ini tidak mengenal Drama Korea The Penthouse yang dikabarkan dapat menjadi obat bagi anda yang memiliki darah rendah? Yup!Begitulah drama satu ini kerap disebut. Drama The Penthouse dipercaya dapat membuat anda naik darah ketika menontonnya. The Penthouse menceritakan mengenai penghuni apartemen mewah yang memiliki ambisinya masing-masing.Â
Selain memiliki ambisi, mereka juga memiliki rahasia besar yang disimpan secara rapat-rapat. Antar penghuni apartemen saling memiliki konflik dan masalah hingga hubungan mereka menjadi tidak akur dan harmonis.Â
Selain itu, The Penthouse juga menceritakan kisah perselingkuhan pasangan suami istri yang terjadi hanya karena nafsu belaka. Tokoh yang ada di dalam drama Penthouse memiliki sifat-sifat yang buruk dan saling mengkhianati satu sama lain.
Tidak hanya itu, hal yang membuat drama ini semakin seru adalah bagaimana terdapat perbedaan kasta atau kelas sosial yang terjadi di antara penghuni apartemen The Penthouse. Sebelum kita melihat seperti apa kelas sosial yang ada di dalam drama The Penthouse. Mari kita mengetahui dengan jelas apa yang dimaksud dengan kelas sosial.
Kelas sosial sendiri merupakan suatu fenomena sosial yang bisa dengan mudah kita temui dalam kehidupan kita sehari-hari. Kelas sosial biasanya terjadi dalam pergaulan kita dengan orang lain.Â
Menurut Marx (dalam Heryana, 2020) kelas sosial ditentukan oleh pendapatan rata-rata yang dihasilkan oleh suatu individu. Sumber pendapatan yang positif atau lebih tinggi disebut dengan pemilik modal dan sumber pendapatan negatif atau lebih rendah disebut dengan kaum proletariat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa menurut Marx, kelas sosial dinyatakan tergantung dengan kekayaan yang dimiliki suatu individu.Â
Menurut Davis dan Moore (dalam Heryana, 2020) kelas sosial dilihat melalui urgensi pekerjaan suatu individu. Teori ini adalah teori fungsionalis yang menyatakan bahwa pekerjaan yang memiliki kepentingan memiliki kasta yang tinggi, seperti dokter, pilot, dan lain sebagainya. Selanjutnya terdapat teori kompromi yang datang dari Max Weber. Weber (dalam Heryana, 2020) menjelaskan bahwa kelas sosial ditentukan dari kepemilikan barang, tingkat pendidikan, tingkat keterampilan, dan tingkat pendapatan.
Nah, setelah kita memahami pengertian singkat mengenai kelas sosial, yuk kita simak bersama kelas sosial dalam drama The Penthouse. Kelas sosial dalam The Penthouse digambarkan dengan lantai yang ditempati oleh penghuni apartemen. Semakin tinggi lantai yang ditempati, maka orang tersebut memiliki kedudukan yang semakin tinggi pula.Â
Sebagai contoh, penghuni yang berada di lantai 80 dikenal lebih kaya, lebih berkuasa, lebih memiliki jabatan, dan tentunya lebih mempunyai kasta yang tinggi ketimbang penghuni yang tinggal di lantai 45. Penghuni yang berada di lantai 90 akan lebih tinggi lagi nilainya ketimbang penghuni yang berada di lantai 80. Begitulah seterusnya siapa yang lebih atas, dia lebih berkuasa.Â
Lantai tertinggi adalah lantai 100 di mana penghuninya adalah pemilik The Penthouse itu sendiri. Ia tinggal bersama istrinya, kedua anaknya, dan asisten rumah tangga. Tidak sedikit wanita penghuni lantai bawah yang menginginkan posisi wanita di lantai 100.
Mungkin teman-teman bertanya mengapa mereka menjadi orang yang dapat menempati tempat-tempat eksklusif yang ada di apartemen The Penthouse? Itu semua dikarenakan kekayaan, jabatan, dan kekuasaan yang mereka miliki. Para penghuni The Penthouse memiliki citra yang cukup baik di masyarakat.Â
Di antara mereka terdapat pemilik apartemen The Penthouse, ada yang memiliki sebuah yayasan sekolah dan rumah sakit ternama, ada yang berprofesi sebagai dokter, ada yang berprofesi sebagai pengacara, ada yang menjadi anak sebuah chefterkenal, dan profesi lainnya yang cukup berkelas. Maka dari itu, sejalan dengan teori-teori kelas sosial, seseorang dengan kekayaan, kekuasaan, dan pekerjaan yang tinggi, maka akan menduduki kasta yang tinggi pula.
Mereka mendapatkan ruang istirahat pribadi di sekolah, ruang musik secara pribadi, kamar mandi pribadi, dan ruang lainnya yang hanya bisa diakses oleh anak-anak tersebut. Selain itu, beberapa guru juga memperlakukan mereka secara istimewa mengingat orang tua mereka sangat berpengaruh dan memiliki kekuasaan untuk memberhentikan guru yang dianggap tidak baik terhadap anak mereka.
Tentunya kelas sosial seperti ini memberikan berbagai konflik dalam kehidupan sehari-hari. Mereka sebagai seseorang yang berada di kasta tinggi saling berlomba-lomba untuk menjadi yang tertinggi. Berlomba-lomba untuk memiliki kekuasaan ketimbang individu lainnya.Â
Selain itu, konflik yang timbul adalah seseorang yang memiliki kasta tinggi dengan sifat yang tidak begitu baik dapat menindas dan bertindak semena-mena terhadap orang yang memiliki kasta di bawah mereka. Hal ini tentunya sangat miris dikarenakan menindas sesama manusia yang pada hakikatnya memiliki nilai dan kemuliaan hidup yang sama.Â
Konflik lainnya yang timbul yaitu ketidakadilan sosial yang terjadi di antara masyarakat, karena adanya perilaku yang istimewa atau berbeda terhadap orang-orang yang berada di kasta yang tinggi.
Begitulah gambaran kelas sosial yang ada di dalam drama The Penthouse. Bagi kamu yang sedang mencari referensi drama atau film untuk killing timedi rumah aja, boleh banget menyaksikan drama The Penthouse. Yuk telaah lagi kelas sosial atau kondisi sosial lainnya yang ada di drama The Penthouse, lalusharingapa yang telah kamu dapatkan dan pahami! Happy watching!
Sumber:
Heryana, A. (2020). Kelas Sosial dan Inequality. Bahan Ajar Mata Kuliah: Sosiologi & Antropologi Kesehatan.Diakses pada tanggal 24 Februari 2021, dari researchgate.net.
Sanra, R. S. (2018). Analisis Kelas Sosial Pada Film Zhi Qingchun: Yunli Ni Hi Zi Zhli Karya Zhuo Tuo Ru. Skripsi.Universitas Sumatera Utara. Diakses pada tanggal 24 Februari 2021, dari repositori.usu.ac.id.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H