Pertama, kamu bisa melihat setiap tantangan sebagai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Tidak perlu terlalu memikirkan hal sulitnya, tetapi pikirkanlah arah apa yang bisa kamu ambil dari setiap situasi yang memusingkan. Ini seperti latihan untuk melihat hal positif dari setiap tantangan yang datang, dengan itu kita akan tumbuh dan berkembang lebih baik lagi.
Kedua, pecahkan tantangan besar menjadi langkah-langkah kecil yang dapat dicapai. Jangan lupa, setiap langkah harus mempunyai tujuan yang jelas dan terukur ya! Nah, dengan merencanakan tujuan-tujuan yang terukur dan memecahnya menjadi tugas-tugas yang lebih kecil, tentu saja hal ini akan membuat kita menghindari perasaan terlalu terbebani dan juga membantu kita membangun rasa pencapaian dan meningkatkan motivasi.
Ketiga, kalian juga bisa menjalin hubungan baik dengan orang-orang terdekat. Sharing soal masalah akademik bisa buka pandangan baru Lho, kita akan mendapatkan saran yang mungkin belum terpikirkan, dan juga mendapat support emosional yang bisa membuat kita lebih kuat. Dengan merasa didukung, maka kemungkinan kita dapat mengatasi tantangan dengan lebih percaya diri dan membangun hubungan sosial yang lebih positif.
Ingatlah, resiliensi bukan hanya tentang mengatasi kesulitan, tetapi juga bagaimana kita tumbuh dan berkembang melalui proses tersebut. Dengan terus berusaha, berpikir positif, dan menjaga koneksi sosial yang baik, kita tidak hanya akan berhasil menghadapi tantangan akademik, tetapi juga membentuk fondasi kuat untuk masa depan yang lebih cerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H