Kunci konsep CJ pada dasarnya digunakan untuk komunikasi langsung antara citizen (warga) dengan negara yang selama ini dijembatani oleh media mainstream. Peran dari CJ adalah untuk menyediakan informasi secara independen, dapat dipercaya, akurat, meliputi banyak hal, dan informasi relevan yang dibutuhkan dalam demokrasi.
Pada perkembangannya, kemunculan CJ mendapatkan penolakan dari media mainstream karena merasa CJ bukan profesional layaknya jurnalis profesional. Mereka juga menganggap CJ tidak dapat melakukan peliputan dengan baik karena tidak terlatih dan belum dapat pengajaran mengenai etika jurnalistik dan media saat melakukan peliputan. Meski mendapat kritikan pedas semacam ini, namun CJ terus berkembang, bahkan pada beberapa peristiwa penting di dunia CJ menjadi pihak pertama yang memberikan informasi kepada masyarakat.
Di Indonesia, CJ mulai populer ketika peristiwa tsunami di Aceh, Desember 2004. Video amatir hasil rekaman dari para korban baik itu orang lokal maupun turis, mendominasi pemberitaan di media. Warga yang posisinya saat itu ada dekat dengan lokasi kejadian menjadi saksi bagaimana kronologi terjadinya peristiwa itu. Hal inilah yang jarang sekali dirasakan oleh jurnalis profesional, sehingga keberadaan CJ sangat membantu dalam hal penjangkauan lokasi dan pemberitaan yang meluas.
Ketika terjadi sebuah peristiwa, saksi mata yaitu para warga bisa memanfaatkan ponsel mereka untuk mengambil gambar. Setelah itu mereka mengirimkannya ke media-media. Masyarakat menggunakan kamera ponsel untuk memberitahu dunia apa yang mereka lihat dan alami. Gambar-gambar itu kemudian dengan cepat akan menyebar di web. Mulai dari foto, video amatir, hingga teks berisi rincian kejadian. Ketika jurnalis profesional kewalahan untuk mendapatkan informasi segera, mereka bisa terbantu dengan adanya kehadiran CJ.
Keunggulan Citizen Journalism
1) Berada dekat dengan lokasi kejadian. Sehingga ketika media belum mampu menjangkau lokasi, CJ bisa menjadi salah satu acuan sumber utama.
2) Melihat dan merasakan peristiwa itu secara langsung. CJ menjadi salah satu saksi kunci dalam suatu peristiwa.
3) Memiliki bukti faktual mengenai apa yang sedang terjadi. Bisa dibuktikan dengan adanya foto, video, maupun rekaman suara.
4) Memperkaya informasi mengenai banyak hal yang belum pernah kita jumpai sebelumnya. Kita bisa tahu tentang bagaimana keindahan alam (pantai, gunung, air terjun, gua, dll) yang terletak di daerah-daerah pelosok Nusantara melalui travel blog/ video blog (vlog) dari netizen. Selain itu, kita juga bisa tahu tentang kuliner khas dan unik di suatu daerah yang belum pernah terjamah oleh media mainstream sama sekali.
Kelemahan Citizen Journalism
1) Permasalahan etika. CJ yang merupakan “amatir” belum mengetahui atau malah tidak peduli akan etika yang seharusnya digunakan dalam pemberitaan di media. Hal yang paling sering dilanggar adalah etika foto, ketika mereka menyebarkan foto korban yang berlimpah darah, mayat, bahkan anak di bawah umur. Selain itu ada pula penulisan identitas korban yang terlalu lengkap. Hal ini memang akan mengundang perhatian banyak orang sehingga share, like, comment akan berdatangan dan citizen journalist merasa puas akan ke-“populeran”nya. Namun juga akan membuat citizen journalist yang tidak bertanggung jawab merasa terbiasa untuk tidak mengindahkan etika jurnalistik maupun etika bermedia.