Menteri kesehatan Cina, Zang Wen kang:
Ucapan Menteri Kesehatan Zhang Wen Kang di bawah ini patut menjadi renungan
---------------------------------------
1Masuk ke RS orangnya belum mati, diobati beberapa bulan kemudian mati,
coba kamu pikirkan ini diobati hingga sembuh, atau diobati hingga mati
2Diabetes : Mula2 satu tanda plus, selama 10 tahun pengobatan berubah menjadi empat tanda plus,
coba kamu katakan setelah pengobatan jadi ringan atau tambah berat, serta apakah masih bisa bertahan 10 tahun lagi ...
3. Dokter sendiri berdarah tinggi 10 tahun, dia sendiri tidak dapat mengobati dirinya, tapi bisa bisa buka resep untuk pasien darah tinggi.
Dokter itu sendiri diabetes 5 tahun, asam urat 8 tahun, membuka resep mengobati pasien yg sakit 1-2 tahun
Apakah tidak lucu
4 Gedung RS makin bangun makin besar, pasien sakit makin hari makin banyak, apabila dokter benar2 dapat menyembuhkan pasien, seharusnya pasien makin hari makin sedikit.
5 Penderita kanker di operasi, radioterapi, kemoterapi, setelah 2-3 bulan mati, bahkan bangkrut melarat.
 Andai tidak masuk RS malah bisa hidup 2 tahun, bahkan bisa lebih lama, apakah itu prestasi medis atau hal yg menyedihkan ?
6. Jadi seharusnya orang macam apa yang harus ke rumah sakit ?
Pertama orang yang butuh pertolongan darurat,
Kedua orang yang butuh hemostasis darurat ( menghentikan pendarahan ),
Ketiga orang yang patah tulang tangan / kaki
Keempat ibu hamil yang akan melahirkan.
Bagi orang2 selain di atas, asal mengatur mentalitas hidup, berolahraga,ubah kebiasaan buruk, gizi seimbang, perawatan dengan herbal sudah cukup
*7KesimpulanÂ
*Manusia sudah kehilangan pola pikir logis
Sakit Makan obatKe dokter
Masuk RS Â Pertolongan darurat
Jual rumah
Pinjam uang
Diobati sampai mati
Inilah kesedihan pola pikir inersial manusiaManusia  demikian galau dan tersesat
Ingat : Kunci sehat panjang umur berada di tangan sendiri
Engkau sesungguhnya tidak sakit, hanya punya kebiasaan ke dokter periksa penyakit...
Jadi otaknya lah yang berpenyakit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H