Kasih sayang ibu merupakan hadiah terbaik tidak bisa diukur ,tergantikandan dinilai dengan apapun. Setelah menikah tanggung jawab menyayangi akan dialihkan kepada suami tapi tidak sedikitpun kasih sayang ibu berkurang pada anaknya. Ibu tak lepas tangan tangan terhadap anaknya.
Kasih sayang ibu jualah yang membuat doanya cepat diijabah oleh Allah. Â Disetiap tarikan nafas ibu, selalu menyelipkan doa untuk saya. Â Ibu takkan pernah berhenti berdoa untuk keselamatan ,kebahagian dan keberuntungan anaknya, begitulah besarnya kasih sayang ibu. Â Sesuai dengan ungkapan syurga dibawah telapak kaki ibu.
Ini diperkuat dengan hadish rasulullah yang menyatakan derajat berbakti kepada ibu.
Dari Abu Hurairah bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang lebih berhak kubaktikan dengan baik?" Rasul menjawab, "Ibumu", jawab Rasul, "Lalu siapa lagi?", "Ibumu", jawab Rasul. "Kemudian siapa?" Rasul menjawab, "Ibumu," Ia kembali bertanya, "Lantas siapa lagi?" Rasul menjawab, "Ayahmu" (HR Bukhari-Muslim).
Begitu besar penghormatan ibu dalam agama. Berbakti pada ibu lebih diutamakan sebab ibu mengandung , melahirkan dan merawat anak. Ibu tidak pernah mengeluh untuk anaknya dan saya melihat semua itu. Setelah menempuh perjalanan jauh dari tempat kami ,memakan waktu 17 jam ibu tidak istirahat tapi langsung mengajar disekolah. Betapa kuatnya ibu, semua itu dilakukan karena rasa sayang untuk saya.
Ada sedikit sesal dihati ini, tidak bisa mewujudkan cita-cita bersama orangtua terutama ibu. Saya ingin berbakti kepada mereka, mendapatkan Ridho.
Perintah ini dikatakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
"Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua"
Jika orangtua sudah ridho pasti akan diridhoi oleh Allah. Ridho orangtua membuat kebahagian dan keberkahan dalam hidup.
Sayangnya harapan itu tidak bisa terwujud. Sehabis menikah harus mengikuti suami ketempat rantau.
Jarak yang jauh ini begitu menyiksa, saya terbiasa bersama ibu. Bercerita dan mendengar omelannya semua itu hilang terasa sepi. Jiwa terasa kosong, kehadiran seorang ibulah yang bisa mengisinya.
Selama apapun video call tak bisa mengobati kangen ini. Teknologi belum bisa menggantikan sentuhan,wangi dan rasa masakan ibu.