Senja kemarin, aku melihatmu di sebuah bangku tua,
Menekuri buku dengan kacamata tebalmu, kau nampak begitu manis
Kusapamu dirimu dalam ragu sekaligus malu, lalu kita mulai berbincangÂ
Aku merasa kita dalam biduk yang sama
Tak perlu kuceritakan bagaimana rasa membingkai hariku
Kusimpan namamu dalam urutan pertama, kubayangkan bagaimana ikatan nanti akan menjagaku
Seperti biasanya, Â rasa ini hanya milikku seorang
Pekan yang lalu, sebuah kalimat melukaimu
Aku hanya berdiri gemetar di sudut ruang
Tergesa menghapus air mataku yang tak berhenti mengalir
Aku tak lagi bisa berbicara
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!