Hidup dalam era digital yang penuh informasi bahasa tetap menjadi kemampuan dasar yang tidak dapat diabaikan dalam upaya menyampaikan informasi dengan efektif kepada audiens.
Kemampuan menggunakan bahasa dengan baik bukan hanya keahlian yang berguna, tetapi suatu keharusan.
Dengan maraknya platform media sosial, blog, dan website, bahasa menjadi semakin penting dalam konteks digital.Â
Penulis konten harus memiliki kemampuan mengadaptasi gaya bahasa mereka sesuai dengan target audiens dan media yang digunakan.
Meskipun bahasa merupakan kemampuan dasar, beberapa tantangan dapat dihadapi, termasuk pemahaman tentang beragam gaya bahasa, ejaan yang benar, dan penyesuaian dengan berbagai platform digital.
Penggunaan penulisan sesuai dengan gramatika dan optimisasi mesin pencarian (SEO) menjadi fokus utama bagi penulis konten sebagai upaya meningkatkan jumlah pembaca.
Namun, apakah tata bahasa yang benar harus ditempatkan di posisi depan, ataukah SEO harus selalu menjadi prioritas?
Dalam dunia digital yang terus berkembang, content creator atau penulis konten seringkali dihadapkan pada dilema antara mematuhi aturan tata bahasa dan memenuhi persyaratan SEO.
Bahkan dalam beberapa kasus, memasukkan kata kunci tertentu untuk mengoptimalkan judul untuk mesin pencari bisa membuat tata bahasa terabaikan begitu saja.
 Ketika menulis untuk media promosi atau konten online lain, penulis mesti mempertimbangkan preferensi mesin pencari seperti Google Trends, yang menggunakan algoritma yang semakin kompleks untuk menentukan peringkat halaman.
Sedangkan SEO memainkan peran dalam memastikan konten mudah ditemukan oleh pembaca potensial.