Mohon tunggu...
SHEFIA SALSABILA
SHEFIA SALSABILA Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia

Halo, Fia disini! Temukan segudang informasi menarik dan bermanfaat yang bisa kamu baca di linimasa-ku untuk membantu kamu mendapatkan cara baru dalam berkreasi. Salam hangat untuk semua ^_^

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Krisis Etika Pers: Menyusun Tulisan Prasangka, Abai pada Fakta Menjadi Ancaman Terhadap Integritas Jurnalisme

17 Januari 2024   21:09 Diperbarui: 17 Januari 2024   21:11 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi foto pexels.com

Dalam era informasi digital yang berkembang pesat, etika pers mengalami tantangan serius karena banyaknya kesempatan bagi para penulis untuk menyusun tulisan berdasarkan prasangka dan mengabaikan fakta di lapangan.

Artikel ini akan membahas dampak dari permasalahan integritas jurnalisme, serta bagaimana media dapat mengatasi tantangan tersebut. 

Pentingnya etika pers sebagai fondasi jurnalisme mustahil terabaikan, sebab etika pers mencakup prinsip-prinsip kebenaran, keadilan, dan akuntabilitas yang semestinya menjadi pegangan setiap tulisan jurnalistik.

Namun, karena maraknya platform media sosial dan situs berita online, tidak menutup kemungkinan banyak penulis yang tergoda untuk menyajikan informasi berdasarkan prasangka demi menarik perhatian pembaca.

Dalam upaya bersaing untuk menarik perhatian para pembaca, beberapa media mungkin tergesa-gesa mempublikasikan informasi tanpa melakukan verifikasi yang memadai.

Akibatnya, prasangka sering menggantikan fakta sehingga menghasilkan berita yang tidak akurat dan menyesatkan. 

Dikutip dari laman babelprov fenomena pemanfaatan media massa sebagai alat politik bagi pertarungan kepentingan elit tertentu telah menjadi gejala umum yang terus menjalar tidak hanya di ranah nasional tetapi juga di daerah.

Penulisan hanya berdasarkan prasangka melibatkan risiko serius menyebarkan informasi palsu. 

Saat penulis tidak berpegang pada kebenaran objektif, masyarakat dapat tertipu dan terbentuk pandangan yang negatif. 

Hal tersebut bukan hanya menjadi masalah bagi integritas jurnalisme, tetapi juga mengancam kepercayaan masyarakat pada media sebagai sumber informasi yang dapat diandalkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun