Dalam era informasi digital yang berkembang pesat, etika pers mengalami tantangan serius karena banyaknya kesempatan bagi para penulis untuk menyusun tulisan berdasarkan prasangka dan mengabaikan fakta di lapangan.
Artikel ini akan membahas dampak dari permasalahan integritas jurnalisme, serta bagaimana media dapat mengatasi tantangan tersebut.Â
Pentingnya etika pers sebagai fondasi jurnalisme mustahil terabaikan, sebab etika pers mencakup prinsip-prinsip kebenaran, keadilan, dan akuntabilitas yang semestinya menjadi pegangan setiap tulisan jurnalistik.
Namun, karena maraknya platform media sosial dan situs berita online, tidak menutup kemungkinan banyak penulis yang tergoda untuk menyajikan informasi berdasarkan prasangka demi menarik perhatian pembaca.
Dalam upaya bersaing untuk menarik perhatian para pembaca, beberapa media mungkin tergesa-gesa mempublikasikan informasi tanpa melakukan verifikasi yang memadai.
Akibatnya, prasangka sering menggantikan fakta sehingga menghasilkan berita yang tidak akurat dan menyesatkan.Â
Dikutip dari laman babelprov fenomena pemanfaatan media massa sebagai alat politik bagi pertarungan kepentingan elit tertentu telah menjadi gejala umum yang terus menjalar tidak hanya di ranah nasional tetapi juga di daerah.
Penulisan hanya berdasarkan prasangka melibatkan risiko serius menyebarkan informasi palsu.Â
Saat penulis tidak berpegang pada kebenaran objektif, masyarakat dapat tertipu dan terbentuk pandangan yang negatif.Â
Hal tersebut bukan hanya menjadi masalah bagi integritas jurnalisme, tetapi juga mengancam kepercayaan masyarakat pada media sebagai sumber informasi yang dapat diandalkan.