Pernahkah kamu mendengar adanya ajaran ortodoks di Indonesia? Mereka benar-benar ada, lho! Cara berpakaian mereka saat beribadah sama dengan bagaimana umat muslim berpakaian. Umat Kristen Ortodoks memang dihimbau agar berpakaian sopan saat menghadiri ibadah. Bagi perempuan diperlukan untuk menutup kepala mereka dengan kerudung/kain. Meskipun demikian, pedoman berpakaian umat Kristen Ortodoks dapat bervariasi tidak hanya harus menggunakan kerudung saja. Pada artikel ini, yuk sama-sama mengenal agama Kristen Ortodoks lebih baik.
Apa itu Ortodoks?
Kristen Ortodoks menganut kepercayaan dan ajaran terdahulu atau ajaran murni. Sebagaimana dari artinya sendiri, kata "Ortodoks" berasal dari bahasa Yunani Kuno, ὀρθοδοξία yaitu "orthos" yang berarti "benar" atau "tepat" dan "doxa" yang berarti "pengajaran" atau "keyakinan". Jadi, secara harfiah, "Ortodoks" dapat diterjemahkan sebagai "pengajaran yang benar" atau "keyakinan yang tepat".
Mengapa dan Bagaimana Kristen Ortodoks Menyebar di Indonesia?
Sejarah keberadaan Kristen Ortodoks di Indonesia berkaitan dengan perjalanan luar biasa yang dilalui oleh Romo Arkhimandrit Daniel B.D Byantoro yakni Episkop/pemimpin sekaligus pendiri Gereja Ortodoks di Indonesia. Pada awalnya beliau mempertanyakan beragam denominasi Kristen yang memiliki ajaran yang berbeda-beda. Dengan keyakinan bahwa Alkitab, Allah, Yesus Kristus, dan Roh Kudus adalah satu, ia mencari ajaran Kristen mula-mula zaman Para Rasul. Pencariannya membawanya ke Seoul, Korea Selatan, di mana ia menemukan jawabannya dalam buku "The Orthodox Church" karya Episkop Kalistos Ware. Di Korea, ia juga bergabung dengan Gereja Orthodox dari Misi Rusia dan menjadi orang Indonesia pertama yang memeluk iman Orthodox pada zaman modern. Setelah itu, Romo Daniel melanjutkan studi ke Yunani dan Amerika.
Pada Jum’at, 21 Juli tahun 1987 Romo Daniel ditahbiskan menjadi Romo Diakon dalam Gereja Orthodox Salib Kudus di Pittsburgh, Pennsylvania, dan pada tahun 1988, ia diangkat menjadi Romo Presbyter dalam Gereja Orthodox Jana Suci Rasul Paulus di North Royalton, Cleveland, Ohio, oleh Episkop Maximos. Setelah kembali ke Indonesia pada tahun 1988, Romo Daniel memulai penginjilan dengan mengenalkan Iman Orthodox kepada keluarganya di Pulau Jawa, yang kemudian tertarik dan bergabung. Selanjutnya, ia mendirikan "Yayasan Suara Dharma Tuhu" di Solo, yang kemudian diubah menjadi "Yayasan Orthodox Injili Indonesia."
Kapan dan Dimana Saja Gereja Ortodoks yang Tersebar di Indonesia?
Pada 1990 ketika Gereja Ortodoks berdiri dan diakui sebagai Lembaga Gerejawi yang sah oleh Bimas Kristen Kementerian Agama RI, Gereja Ortodoks mendapatkan masa percobaan selama kurang lebih 5 tahun. Lalu mendapatkan pembaruan dan ditetapkan sebagai Gereja Ortodoks oleh Dirjen Bimas Kristen sebagai Lembaga Gerejawi Permanen pada tahun 1996. Setelah itu terdapat pembaruan kembali pada tahun 2001 dengan ditetapkannya menjadi Pusat Gereja Ortodoks Indonesia di Ibu Kota yakni Jakarta dengan SK Dirjen Kristen DEPAGRI F/kep./HK.00.5/20/708/2001.
Sejak tahun berdiri Gereja Ortodoks Indonesia pada 1990 menjelang tahun 2002 terdapat 2.000 umat yang juga seiring bertambah dan terhitung hingga tahun ini berjumlah 4.000 umat Kristen Ortodoks di Indonesia. Gereja Ortodoks di Indonesia tersebar di beberapa wilayah yakni:
- Surakarta berdiri pada tahun 1988
- Mojokerto berdiri pada tahun 1995
- Boyolali
- Surabaya
- Minahasa
- Minahasa Selatan
- Tangerang
- Salatiga
- Manado
- Purwokerto
- Semarang
- Tegal
- Makasar
- Bali
- Bekasi
- Yogakarta
- Depok
- Sorong dan beberapa titik di Papua Barat