Mohon tunggu...
shearameta
shearameta Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

menyanyi, berenang, menari, menggambar,membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nilai Kesetaraan Gender dan Keagamaan pada Masyarakat Adat Cirendeu

25 November 2024   22:58 Diperbarui: 25 November 2024   23:23 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

I. Latar belakang 

     Kampung Cireundeu terletak di perbatasan kota Cimahi tepatnya Kabupaten Bandung Barat. Mayoritas masyarakat Kampung Cireundeu berprofesi sebagi petani. Masyarakat Kampung Cireundeu terbagi menjadi dua komunitas yang pertama komunitas adat, dan juga yang komunitas masyarakat umum. Secara umum masyarakat yang dikatakan umum adalah masyarakat beragama islam, sedangkan masyarakat Adat menganut ajaran leluhur.

Kemudian ada pula budaya yang diterapkan disini yaitu "akur rukun repeh rapih sareng sesemeh hirup" yang artinya hidup rukun dengan sesama makhluk hidup, slogan tersebut diperuntukkan untuk untuk semua masyarakat Cireundeu, jadi warga adat termasuk warga cireundeu pada umumnya mengharapkan ada kerukunan terlepas dari adanya perbedaan.

Kampung Cirendeu mempunyai nilai kesetaraan gender dan toleransi keagamaan yang baik walaupun dalam kampung tersebut tetap ada dari berbagai agama. Hal inilah yang menyebabkan Kampung Cirendeu terkenal akan kerukunan serta kekompakannya.

II. Isi

  Kesetaraan gender adalah konsep yang bertujuan untuk menciptakan kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan dalam memperoleh hak, kesempatan, dan perlakuan yang setara. Kesetaraan gender merupakan bagian penting dari hak asasi manusia dan landasan bagi terciptanya dunia yang damai, sejahtera, dan berkelanjutan.

  Kampung adat Cireundeu memiliki taraf kehidupan yang unik, dengan kehidupan yang sopan santun dalam setiap warga kampung adat, terdapat ciri khas dari budaya nya yang masih terjaga dan terpelihara, dan masyarakat yang masih mempertahankan adat leluhurnya. Pemahaman masyarakat adat Cireundeu terhadap agama yakni pandangan mereka bahwa agama merupakan pemaknaan budaya. Hal tersebut membuat masyarakat adat Cireundeu memiliki the way of life tersendiri.

Keunikan lainnya dari masyarakat Cireundeu adalah makanan poko mereka berupa singkong. Sejak tahun 1918 Sesepuh masyarakat Kampung Cireundeu mengintruksikan kepada warganya, khususnya yang masyarakat adat untuk menyimpan beras. Sebelum menetapkan untuk menjadikan singkong sebagai makanan pokok, mereka juga sudah mencoba berbagai jenis pangan seperti jagung.Kampung adat Cireundeu terkenal dengan kearifan lokalnya yakni rasi. Selain rasi, ciri khas yang dimiliki oleh masyarakat adat Cireundeu lainnya adalah kepercayaan mereka yakni Page 2 Sunda wiwitan. Kepopuleran kampung adat Cireundeu mengundang banyak pihak untuk memberdayakan dan mengembangkan kampung adat Cireundeu.

Adapun nilai-nilai adat istiadat yang memberdayakan masyarakat dapat kita temukan pada masyarakat adat Kampung Cireundeu. Masyarakat adat Kampung Cireundeu yang secara turun temurun telah menerapkan nilai-nilai adat istiadat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Nilai-nilai adat istiadat tidak lepas dari sistem budaya lokal, sementara itu sistem budaya lokal merupakan modal sosial yang besar, telah tumbuh dan berkembang secara turun-temurun yang hingga kini kuat berurat-berakar di masyarakat. 

Hal ini terkait dengan seleksi tradisi yang secara alami berlangsung pada suatu masyarakat. Mereka akan melakukan pemilihan atau pengolahan kembali nilai-nilai yang diwariskan dan mengambil yang menurutnya paling cocok serta sesuai dengan kepentingan keselamatan dan kesejahteraan generasi berikutnya.

Oleh karena itu pemberdayaan berbasis nilai-nilai adat istiadat sangat tepat dilakukan dengan mempertimbangkan situasi yang ada. Masyarakat Kampung Cirendeu telah sukses menerapkan nilai nilai adat yang diwarisi dari leluhurnya nya dengan sangat bijak. Nilai-nilai yang mereka pertahankan merupakan nilai-nilai yang memberdayakan bagi mereka sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun