Mohon tunggu...
Sabrina Shofia
Sabrina Shofia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Fakultas Psikologi

Mahasiswa semester akhir, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Terapi Sufistik: Meningkatkan Kesehatan Mental dengan Terapi Dzikir

10 Januari 2023   07:11 Diperbarui: 10 Januari 2023   07:43 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Terapi Sufistik : Meningkatkan Kesehatan Mental dengan Terapi Dzikir

Oleh

Rizki Juniarsih Mellinia & Sabrina Shofia

Kini kepedulian akan kesehatan mental dimasyarakat telah mengalami peningkatan. Ini sama pentingnya dengan kepedulian kita terhadap kesehatan fisik. Dan memang tidak semua penyakit harus menggunakan obat medis untuk penyembuhannya. Dalam hal ini kesehatan mental adalah kesehatan psikis, dimana bentuk dari kesehatan mental itu sendiri adalah perilaku hidup dengan jiwa yang sehat. Tentunya untuk dapat memiliki kepedulian terhadap kesehatan mental, perlu membangun kesadaran secara menyeluruh agar dapat meningkatkan kesehatan mental.

Saat ini, banyak terapi psikologis yang tersedia untuk dapat membantu menangani masalah kesehatan mental. Terapi juga bisa dilakukan bagi mereka yang ingin mencegah masalah psikologisnya agar tidak menjadi lebih serius. Namun, masih ada stigma dan diskriminasi yang dilakukan dimasyarakat, membuat mereka yang sebenarnya membutuhkan bantuan menjadi enggan dan tidak mendapatkan terapi yang baik. Bahkan, tidak sedikit yang menganggap mereka adalah orang yang kurang pengetahuan agama dan tidak dekat dengan tuhan. Maka disini tasawuf memberikan jalan keluar untuk mengatasi masalah ini. Dalam agama islam ada ajaran tasawuf yang memperkenalkan sebuah terapi. Pengobatan dengan pendekatan keagaamaan untuk dapat mendekatkan diri pada Allah yang mengajarkan tentang hidup bahagia melalui hidup sehat baik fisik maupun psikis. Terapi dalam ajaran tasawuf ini biasa disebut terapi sufistik yang dapat memberikan kesehatan jasmani dan rohani dalam diri manusia.

Menurut Kasmuri dan Dasril (2014), Terapi sufistik merupakan proses pengobatan dan penyembuhan suatu penyakit seperti mental, spiritual, moral maupun fisik dengan melalui bimbingan Al-Qur’an dan As-Sunnah Nabi SAW. Sesuai dengan definisi nya, terapi sufistik dapat menjadi salah satu terapi yang bisa digunakan untuk mengatasi kesehatan mental. Salah satunya adalah dengan berdzikir. Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an surat Ar-Rad ayat 28 yang artinya “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tentram”. Dalam ayat ini, Allah telah memberitahu untuk berdzikirlah agar hati menjadi tentram. Hati yang tentram akan membawa pada jiwa yang sehat. Begitu pula dengan jiwa yang sehat mampu meningkatkan kesehatan mental.

Dzikir

Menurut Suciniati (2021), Terapi sufistik ini yang dimaksudkan adalah pengobatan yang bernuansa islami dengan sasaran untuk mewujudkan manusia yang berjiwa sehat. Dimana, salah satu metode yang bisa dilakukan ialah dengan berdzikir. Dzikir tentunya memiliki peran yang sangat penting dalam ajaran tasawuf untuk mendekatkan diri pada Allah. Tidak ada ibadah yang dilakukan dengan lisan yang lebih utama daripada berdzikir kepada Allah dan sebaik-baiknya dzikir adalah yang di dalamnya berpadu hati dan lisan. Karena lisan diciptakan agar dapat digunakan untuk memperbanyak dzikir kepada Allah. Dzikir itu sangat banyak macamnya diantaranya, shalawat untuk Nabi SAW, tahlil , tasbih, takbir, tahmid, hauqalah, istighfar, bahkan setiap orang yang beramal untuk Allah dengan menaatinya adalah termasuk orang yang berdzikir kepada Allah Ta’ala. Dengan melakukan dzikir, manusia dapat menenangkan diri dari berbagai persoalan yang dialami dalam menjalani kehidupan. Adapun macam-macam dzikir terbagi menjadi dua, diantaranya Dzikir Jahr dan Dzikir Khafi. Dzikir Jahr adalah dzikir yang pengucapannya dilakukan secara lahiriah atau tampak sehingga terdengar oleh yang lain. Kelompok sufi menambahkan bahwa dzikir ini menggunakan gerakan bahkan tarian. Dzikir Khafi adalah dzikir yang pengucapannya didalam hati, ruh dan nafs. Dan saat pengucapan dzikir ini akan seperti memusatkan cakra dalam tradisi meditasi yaitu dengan cara memenungkan kalimat dzikir.

Kesehatan Mental

Menurut Fakhriyani (2017), Kesehatan mental adalah suatu kondisi seseorang yang memungkinkan berkembangnya semua aspek perkembangan, baik fisik, intelektual, dan emosional yang optimal serta selaras dengan perkembangan orang lain, sehingga selanjutnya mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Sehingga kesehatan mental yang terganggu dapat berdampak besar pada produktivitas seseorang. Ketidakmampuan penyesuaian diri dalam berbagai situasi, tentunya dapat memicu reaksi frustasi dan stress. Justru hal seperti ini yang membuat kesehatan mental sering terganggu. Dimasyarakat masih banyak yang tidak menyadari hal ini, sehingga membuat mereka sering kali mengabaikan nya dan berakhir menjadi bom waktu untuk diri mereka sendiri. Bahkan kesehatan mental yang terganggu juga dapat mempengaruhi kesehatan fisik. Karena masalah atau gangguan yang ada tidak diatasi dengan baik, maka hanya akan menciptakan masalah baru bagi diri sendiri. Fakhriyani (2017) menyebutkan karakteristik pribadi yang sehat mental antara lain, terhindar dari gangguan jiwa baik neurosa (gangguan jiwa) maupun psikosa (penyakit jiwa), mampu menyesuaikan diri, mampu memanfaatkan potensi secara maksimal dan mampu mencapai kebahagiaan pribadi dan orang lain. Kesehatan mental sendiri berfungsi mencegah terjadinya gangguan mental sehingga terhindar dari penyakit mental. Karena itu, peran orang tua dan masyarakat disekitarnya bahkan instansi kesehatan sangat diperlukan untuk memahami akan literasi kesehatan mental sehingga  dapat mendukung serta mendampingi masyarakat maupun orang terdekatnya yang mengalami gangguan pada kesehatan mental nya.

Cara Terapi Dzikir meningkatkan Kesehatan Mental

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun