Mohon tunggu...
Shabrina Aulia Ramadhani
Shabrina Aulia Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah

hobi nonton film bergenre fantasy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sasaran Dakwah, dari Mukmin kepada Muhsin

10 Juni 2024   15:14 Diperbarui: 10 Juni 2024   16:23 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Syamsul Yakin & Shabrina Aulia Ramadhani 

Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta & Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 

Bagian sebelumnya telah membahas bahwa seorang mukmin yang berhasil dalam ujian imannya akan naik tingkat menjadi seorang muhsin. Seorang muhsin adalah muslim yang memiliki keteguhan iman yang tinggi dan senantiasa berperilaku baik baik secara lahir maupun batin. Proses ini dimulai dengan menjadi seorang muslim yang beriman, kemudian berkembang ke tingkat tertinggi yaitu berihsan.

Berislam secara praksis dapat dijelaskan melalui dialog berikut. Seseorang berkata, "Hai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang Islam." Rasulullah menjawab, "Islam itu engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah. Engkau mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya" (HR. Muslim).

Beriman secara praksis dapat dipahami dari penggalan riwayat berikut. Orang itu berkata lagi, "Beritahukan kepadaku tentang Iman." Rasulullah menjawab, "Engkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada para rasul-Nya, kepada hari Kiamat, dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk." Orang tadi berkata, "Engkau benar" (HR. Muslim).

Selanjutnya, secara praksis berihsan adalah, "Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah Engkau melihat-Nya. Apabila tidak bisa melihat-Nya, maka yakinlah bahwa Allah melihatmu" (HR. Muslim).

Dari yang telah dibicarakan di atas, terdapat perbedaan secara praksis antara berislam, beriman, dan berihsan. Beriman lebih menekankan pada segi keyakinan dalam hati kepada Allah. Berislam lebih sebagai bukti dari iman, yakni perbuatan baik seperti ibadah. Sedangkan berihsan adalah buah dari berislam dan beriman. Sasaran dakwah bertingkat dari kafir kepada muslim, dari muslim kepada mukmin, dan dari mukmin kepada muhsin.

Di dalam al-Qur'an, orang-orang yang bertakwa (muttaqin) digambarkan sebagai orang-orang yang selalu berbuat baik (muhsinin). "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa" (QS. Ali Imran/3: 133).

Ayat berikutnya menjelaskan ciri orang-orang yang bertakwa secara rinci. "(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan" (QS. Ali Imran/3: 134). Dengan demikian, ada korelasi antara muttaqin dan muhsinin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun