Pameran seni menjadi salah satu wadah penting bagi para mahasiswa desain dan seni, pelajar, dan seniman-seniman lokal di Indonesia untuk memajang karya-karya kreatif mereka. Dengan demikian, dapat diharapkan bahwa masa depan pameran seni di Indonesia akan semakin terbuka dan inklusif, memberikan kesempatan bagi lebih banyak orang untuk berbagi dan mengekspresikan kreativitas mereka di berbagai tempat.
Sayangnya, salah satu permasalahan utama yang diidentifikasi dalam penelitian bertajuk "Identifikasi Kebutuhan Panel Display Low-Cost Sebagai Penunjang Pameran Rupa Inklusif" adalah ketersediaan peralatan memajang karya yang terjangkau dari segi harga, material, hingga ukuran. Mahasiswa desain dan seni, pelajar, dan bahkan seniman-seniman lokal seringkali dihadapkan pada keterbatasan anggaran ketika harus mempersiapkan pameran karya-karya mereka. Hal ini menjadi kendala serius, terutama ketika peralatan yang tersedia di pasaran cenderung memiliki range harga yang tinggi, yakni lebih dari dua jutaan.
Penelitian ini mengkaji beberapa perancangan display panel masih menggunakan material besi yang kokoh namun kurang ergonomis. Material besi mungkin menjanjikan stabilitas yang oke, tetapi juga membuatnya sulit untuk dibawa ke tempat-tempat pameran yang mungkin tidak dilengkapi dengan fasilitas pameran yang memadai. Selain itu, ukuran yang besar dan tidak dapat dilipat membuat transportasi display panel menjadi sebuah tantangan tersendiri.
Sebagai contoh, bayangkan seorang mahasiswa desain yang ingin mengikuti pameran di luar kampusnya. Dengan keterbatasan anggaran, membeli display panel yang mahal bukanlah opsi yang realistis. Namun, opsi display panel yang terjangkau seringkali tidak memenuhi standar ergonomis yang diperlukan untuk memajang karya dengan baik.
Dalam mengatasi tantangan ini, kami menekankan perlunya inovasi dalam merancang display panel pameran. Salah satu solusi yang diusulkan adalah penggunaan material yang lebih ringan namun tetap kokoh dan stabil. Material-material seperti alumunium, limbah plastik daur ulang, atau bahan alami seperti bambu berkualitas tinggi dapat menjadi alternatif yang lebih terjangkau tanpa mengorbankan estetika dan fungsi utama dari display panel.
Selain itu, penting juga untuk memperhatikan aspek portabilitas display panel. Dalam dunia seni yang dinamis, kebutuhan untuk dapat dengan mudah membawa display panel ke berbagai lokasi menjadi krusial. Oleh karena itu, perancangan yang memungkinkan display panel dilipat atau dibongkar pasang dengan cepat dapat menjadi solusi efektif untuk memudahkan transportasi.
Target sasaran dari inovasi ini tidak hanya terbatas pada mahasiswa desain dan seni, tetapi juga melibatkan pelajar dan seniman-seniman lokal. Dengan menyediakan perangkat memajang karya yang terjangkau dan mudah dibawa, diharapkan dapat memberikan peluang lebih luas bagi mereka untuk berpartisipasi dalam berbagai pameran, terutama diluar pulau Jawa hingga berpameran ke luar negeri.
Namun, tantangan tidak hanya terbatas pada aspek teknis. Penelitian ini juga menyoroti perlunya kesadaran dan edukasi terhadap pentingnya peralatan pameran yang baik. Melalui kampanye edukasi, diharapkan para mahasiswa, pelajar, dan seniman dapat lebih memahami bahwa memiliki display panel yang baik bukan hanya untuk estetika, tetapi juga mempengaruhi cara karya mereka diterima oleh publik.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa masih diperlukan penelitian lebih lanjut dalam mengembangkan konsep display panel yang sesuai dengan kebutuhan yang telah dijelaskan di atas. Inovasi dalam material, desain, dan portabilitas merupakan kunci utama dalam menciptakan solusi yang efektif dan dapat diadopsi oleh berbagai kalangan. Dengan demikian, dapat diharapkan bahwa masa depan pameran seni di Indonesia akan semakin terbuka dan inklusif, memberikan kesempatan bagi lebih banyak orang untuk berbagi dan mengekspresikan kreativitas mereka.
Penelitian ini kami rangkum dalam sebuah Report Penelitian, yang dapat diakses pada link berikut ini REPORT PDT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H