Mohon tunggu...
Shayu Desta
Shayu Desta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jember

Mahasiswa Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Paradigma Liberal dalam Ekonomi Politik Internasional

14 Maret 2024   02:24 Diperbarui: 14 Maret 2024   02:25 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam bidang konsep ekonomi politik internasional, paradigma liberal menjadi salah satu pendekatan ekonomi yang dominan dan cukup berpengaruh. Awal mulanya, paradigma liberal berasal dari konsep kerja, penggunaan tanah, tenaga kerja, serta modal dalam menghasilkan barang tahan lama. Ekonomi liberal mempercayai bahwa aspek ekonomi akan memberi keuntungan bagi semua orang dan masyarakat maju melalui peningkatan standar hidup.

Penganut dari paradigma liberal dalam kajian ekonomi politik internasional meyakini jika kepentingan kolektif akan lebih penting daripada kepentingan individu. Penekanan akan kepentingan masyarakat secara keseluruhan akan sangat menentukan dalam pengambilan keputusan. Di samping itu, pandangan yang menunjukkan kesetaraan untuk setiap individu dengan akses yang sama dalam meraih peluang sukses di masyarakat.

Melalui perspektif liberalisme terdapat tiga point kunci untuk menjelaskan paradigma liberal dengaan memandang pada hubungan antara individu, rumah tangga, dan perusahaan dalam konteks ekonomi politik internasional. Liberalisme menjamin kebebasan individu dalam pengambilan keputusan ekonomi, peran rumah tangga dalam konsumsi, dan peran perusahaan dalam produksi dan investasi.

Selanjutnya, dalam pandangan liberalisme digambarkan bahwasanya sifat hubungan ekonomi ialah harmonis. Perbedaan kepentingan akan dapat didamaikan. Pandangan liberalisme yakin jika adanya kerja sama dan perdagangan bebas akan semakin menghasilkan keuntungan untuk semua pihak yang terlibat. Proses negosiasi dan kesepakatan akan mencapai solusi yang saling menguntungkan.

Terakhir, pandangan liberalisme menyatakan ekonomi akan mendorong politik. Pertumbuhan ekonomi yang signifikan juga keberhasilan bisnis berdampak positif terhadap stabilitas politik. Kesuksesan ekonomi sebagai sebab dari munculnya kondisi politik stabil dan mendukung. Memahami pandangan liberalisme yang mempengaruhi interpretasi akan dinamika ekonomi politik internasional.

Liberalisme ekonomi atau yang sering dikenal dengan sebutan kapitalisme menjadi semakin populer pada abad ke-18. Ide-ide liberalisme mulai merajalela. Di era ini, prinsip-prinsip seperti kebebasan dagang, kepemilikan pribadi, peran pemerintah yang terbatas dalam ekonomi sangatlah penting.

Dari pandangan liberalisme ekonomi, ekonomi ialah permainan positif-sum berarti pasar bebas dan kompetisi ekonomi akan menjadi cara menciptakan "kue" ekonomi yang semakin besar. Pertumbuhan ekonomi dapat dicapai lewat inovasi, investasi, dan efisiensi pasar. Selain itu, pasar bebas dan kebebasan dalam proses kegiatan ekonomi dari hambatan pemerintah akan menciptakan peluang bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih luas dan inklusif.

Pemikiran konsep kapitalisme oleh Adam Smith dan David Ricardo akan memberikan deskripsi yang cukup jelas mengenai struktur ekonomi dan peran individu juga institusi yang ada dalam sistem ekonomi berbasis pasar. Pandangan bahwa ekonomi adalah organisme alami kompleks mengacu pada keyakinan pasar bebas tanpa adanya campur tangan berlebihan dari pemerintah akan bergerak kepada keseimbangan ekonomi yang efisien dan mandiri.

Pandangan kapitalis yang menekankan tentang tenaga kerja manusia sebagai sumber utama kekayaan. Kapitalisme mencerminkan untuk menghargai hasil kerja keras individu dan permainan peran oleh tenaga kerja dalam proses produksi dan pembentukan nilai ekonomi. Sistem ekonomi yang efisien akan dapat dibangun oleh dorongan individu demi mencapai keuntungan pribadinya sendiri.

Kapitalisme menyoroti juga spesialisasi dan efisiensi produksi menjadi prioritas kunci dalam pertumbuhan ekonomi. Pembagian kerja juga sebagai salah satu fitur penting dari konsep kapitalisme. Pasar memiliki peran kunci menjadi kekuatan integrasi. Cara yang ditunjukkan sehingga pasar bebas akan mendorong aliran barang dan jasa juga distribusi sumber daya yang efisien.

Kapitalisme akan menekankan pada peran penting negara guna mempertahankan ekonomi pasar. Kapitalisme yang selalu menekan peran pasar bebas, tetapi penting juga bagaimana peran negara dalam penetapan aturan main, perlindungan hak milik, dan memastikan persaingan sehat dari perekonomian pasar bebas.

Dari konsep kapitalisme, ada tiga karakteristik utama sebagai landasan sistem ekonomi ini yaitu kepemilikan pribadi, motif keuntungan, dan ekonomi pasar. Kepemilikan pribadi yakni sebagai salah satu pilar utama kapitalisme. Kepemilikan pribadi dapat berarti individu, kelompok, perusahaan mempunyai hak penuh atas aset, properti, dan modal ekonomi. Individu memiliki hak dalam memiliki, menggunakan, serta memanfaatkan aset atau harta benda dan sumber daya ekonomi demi mencapai tujuan pribadi atau kepentingan bisnisnya.

Lalu, ada motif keuntungan yang menjadi sentral dalam kapitalisme. Individu ataupun perusahaan akan didorong unuk selalu mengejar keuntungan ekonomi yang menjadi tujuan utama kegiatan ekonomi. Keuntungan yang dimaksud dapat berupa insentif utama pendorong investasi, inovasi, produksi barang dan jasa, juga pengembangan bisnis. Ketiga ialah ekonomi pasar. Istilah ekonomi pasar mengacu pada harga barang dan jasa yang ditentukan oleh desentralisasi mekanisme pasar.

Pasar yang bebas dan kompetitif merupakan anggapan cara efisien dalam mengalokasi sumber daya dalam kapitalisme. Dalam sistem kapitalisme, persaingan yang terjadi di antara produsen dan penjual akan secara lansung menentukan harga yang mencerminkan biaya produksi dan permintaan konsumen. Kebebasan konsumen dalam memilih barang dan jasa sesuai keinginan mereka, sementara produsen dan penjual akan bersaing memenuhi permintaan pasar dengan cara paling efisien dan menguntungkan.

Beberapa dampak dari sistem kapitalisme dalam masyarakat yaitu keuntungan bagi pemilik produksi atau bisnis. Individu atau perusahaan yang mempunyai modal insentif kuat demi meningkatkan produksi atau penjualan akan berusaha mencapai keuntungan maksimal. Terjadinya urbanisasi atau imigrasi oleh penduduk desa ke kota dalam pencarian pekerjaan di pabrik-pabrik dan industri besar.

Persaingan pasar yang kompetitif akan semakin mendorong persaingan antara produsen dan penjual. Harga barang cenderung turun sebab usaha produsen yang akan lebih menarik konsumen dengan penawaran harga lebih rendah. Kemudian, akan terjadi peningkatan pasokan barang atau produksi. Dari konsep kapitalisme juga mengajarkan bahwa ide kesuksesan dan kegagalan bergantung pada kemampuan individu untuk mengambil risiko, melakukan pengelolaan sumber daya, dan menghadapi persaingan pasar.

Konsep sistem kapitalisme juga menghadapi kririk utama seperti tidak meratanya distribusi kekayaan di masyarakat. Keuntungan serta kekayaan akan masuk dan terakumulasi kepada sejumlah kecil individu atau perusahaan yang memiliki modal besar. Tercipta kesenjangan besar di antara orang kaya dan orang miskin.

Efek negatif industrialisasi juga sebagai sorotan dari kritik terhadap sistem kapitalisme. Revolusi industri atau pertumbuhan industri membawa dampak buruk seperti kerusakan lingkungan alam, deforestasi, polusi air dan udara, juga kerusakan ekosistem. Hal ini apabila dibiarkan maka akan berlanjut untuk lingkungan pada generasi mendatang.

NAFTA atau North American Free Trade Agreement menjadi salah satu contoh dari studi kasus yang melibatkan konsep liberalisme dalam kajian ekonomi politik internasional. NAFTA merupakan perjanjian perdagangan bebas yang ditanda tangani pada 1994 oleh Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.

Dengan adanya NAFTA mencerminkan konsep utama liberalisme ekonomi yakni perdagangan bebas. Perjanjian yang ditujukan untuk menghapus hambatan perdagangan diantara ketiga negara tersebut termasuk dalam hambatan tarif dan non tarifnya serta promosi investasi lintas batas. Dalam pandangan liberalisme, perdagangan bebas dianggap sebagai cara bagi setiap negara untuk merasakan manfaat dari spesialisasi produksi dan akses pasar yang lebih luas.

Referensi:

Aida, R. (2005). Liberalisme dan Komunitarianisme: Konsep tentang Individu dan Komunitas. 4(2), 95-106.

Putra, D. F. (2014, Oktober). PENGARUH REGULASI NORTH AMERICA FREE TRADE AREA (NAFTA) TERHADAP EKSPOR PRODUK PERTANIAN MEKSIKO KE KANADA DAN AMERIKA SERIKAT (TAHUN 2004-2009). 1(2), 1-6.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun