Mohon tunggu...
Shayu Desta
Shayu Desta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jember

Mahasiswa Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Paradigma Liberal dalam Ekonomi Politik Internasional

14 Maret 2024   02:24 Diperbarui: 14 Maret 2024   02:25 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dari konsep kapitalisme, ada tiga karakteristik utama sebagai landasan sistem ekonomi ini yaitu kepemilikan pribadi, motif keuntungan, dan ekonomi pasar. Kepemilikan pribadi yakni sebagai salah satu pilar utama kapitalisme. Kepemilikan pribadi dapat berarti individu, kelompok, perusahaan mempunyai hak penuh atas aset, properti, dan modal ekonomi. Individu memiliki hak dalam memiliki, menggunakan, serta memanfaatkan aset atau harta benda dan sumber daya ekonomi demi mencapai tujuan pribadi atau kepentingan bisnisnya.

Lalu, ada motif keuntungan yang menjadi sentral dalam kapitalisme. Individu ataupun perusahaan akan didorong unuk selalu mengejar keuntungan ekonomi yang menjadi tujuan utama kegiatan ekonomi. Keuntungan yang dimaksud dapat berupa insentif utama pendorong investasi, inovasi, produksi barang dan jasa, juga pengembangan bisnis. Ketiga ialah ekonomi pasar. Istilah ekonomi pasar mengacu pada harga barang dan jasa yang ditentukan oleh desentralisasi mekanisme pasar.

Pasar yang bebas dan kompetitif merupakan anggapan cara efisien dalam mengalokasi sumber daya dalam kapitalisme. Dalam sistem kapitalisme, persaingan yang terjadi di antara produsen dan penjual akan secara lansung menentukan harga yang mencerminkan biaya produksi dan permintaan konsumen. Kebebasan konsumen dalam memilih barang dan jasa sesuai keinginan mereka, sementara produsen dan penjual akan bersaing memenuhi permintaan pasar dengan cara paling efisien dan menguntungkan.

Beberapa dampak dari sistem kapitalisme dalam masyarakat yaitu keuntungan bagi pemilik produksi atau bisnis. Individu atau perusahaan yang mempunyai modal insentif kuat demi meningkatkan produksi atau penjualan akan berusaha mencapai keuntungan maksimal. Terjadinya urbanisasi atau imigrasi oleh penduduk desa ke kota dalam pencarian pekerjaan di pabrik-pabrik dan industri besar.

Persaingan pasar yang kompetitif akan semakin mendorong persaingan antara produsen dan penjual. Harga barang cenderung turun sebab usaha produsen yang akan lebih menarik konsumen dengan penawaran harga lebih rendah. Kemudian, akan terjadi peningkatan pasokan barang atau produksi. Dari konsep kapitalisme juga mengajarkan bahwa ide kesuksesan dan kegagalan bergantung pada kemampuan individu untuk mengambil risiko, melakukan pengelolaan sumber daya, dan menghadapi persaingan pasar.

Konsep sistem kapitalisme juga menghadapi kririk utama seperti tidak meratanya distribusi kekayaan di masyarakat. Keuntungan serta kekayaan akan masuk dan terakumulasi kepada sejumlah kecil individu atau perusahaan yang memiliki modal besar. Tercipta kesenjangan besar di antara orang kaya dan orang miskin.

Efek negatif industrialisasi juga sebagai sorotan dari kritik terhadap sistem kapitalisme. Revolusi industri atau pertumbuhan industri membawa dampak buruk seperti kerusakan lingkungan alam, deforestasi, polusi air dan udara, juga kerusakan ekosistem. Hal ini apabila dibiarkan maka akan berlanjut untuk lingkungan pada generasi mendatang.

NAFTA atau North American Free Trade Agreement menjadi salah satu contoh dari studi kasus yang melibatkan konsep liberalisme dalam kajian ekonomi politik internasional. NAFTA merupakan perjanjian perdagangan bebas yang ditanda tangani pada 1994 oleh Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.

Dengan adanya NAFTA mencerminkan konsep utama liberalisme ekonomi yakni perdagangan bebas. Perjanjian yang ditujukan untuk menghapus hambatan perdagangan diantara ketiga negara tersebut termasuk dalam hambatan tarif dan non tarifnya serta promosi investasi lintas batas. Dalam pandangan liberalisme, perdagangan bebas dianggap sebagai cara bagi setiap negara untuk merasakan manfaat dari spesialisasi produksi dan akses pasar yang lebih luas.

Referensi:

Aida, R. (2005). Liberalisme dan Komunitarianisme: Konsep tentang Individu dan Komunitas. 4(2), 95-106.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun