Mohon tunggu...
Shawn Maximilian Tjong
Shawn Maximilian Tjong Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa Penabur Secondary Kelapa Gading

Penulis amatir

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bahaya Plastik dalam Minyak Goreng, Ancaman Kesehatan di Indonesia

2 Desember 2024   07:50 Diperbarui: 2 Desember 2024   08:11 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Di Indonesia, praktek melarutkan plastik ke dalam minyak goreng untuk menjernihkan agar membuatnya tampak seperti baru dan untuk meningkatkan kerenyahan olahan gorengan telah menjadi isu yang tidak bisa di abaikan. 

Meskipun dapat menguntungkan untuk para pedagang, praktek ini sebenarnya sangat membahayakan kesehatan konsumen. Dengan kita mengkonsumsi olahan yang digoreng dengan minyak goreng yang sudah tercemar dengan plastik, ini dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan seperti penyakit kronis, kerusakan organ, hingga kanker.

Plastik mempunyai bahan kimia yang tidak baik untuk tubuh seperti seperti ftalat, bisphenol A (BPA), dan senyawa toksik lainnya yang tidak dipatut untuk dikonsumsi manusia. Saat plastik dilarutkan dan dipanaskan dalam minyak goreng, zat-zat kimia ini terurai dan terlepaslah racun-racun seperti dioksin. 

Dan berdasarkan laporan dari Environmental Health Perspectives, dioksin bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti kanker, kerusakan hati, masalah pada sistem reproduksi, dan juga gangguan hormon jika terakumulasi dalam tubuh secara rutin dalam jangka panjang.

Terlepas itu, mikroplastik yang terlepas dari plastik saat dipanaskan juga dapat masuk ke tubuh kita melalui makanan yang digoreng. Dan seperti yang dijelaskan World Health Organization (WHO), mikroplastik ini berpotensi memicu  inflamasi dalam tubuh dan mempengaruhi sistem pencernaan dan imun kita. Efek negatifnya tentu akan meningkat jika minyak yang terkontaminasi plastik dikonsumsi secara rutin dan terus menerus.

Penjual-penjual yang menjernihkan minyak goreng bekas dengan cara menggunakan plastik sudah jelas tidak memikirkan dampak dari tindakan-tindakan mereka terhadap kesehatan para pembeli. 

Berdasarkan investigasi yang dilakukan oleh Kompas, minyak goreng yang sudah dijernihkan dengan plastik banyak ditemukan di pasar tradisional dengan harga yang lebih murah. Minyak ini dijual kembali dengan harga yang jauh lebih terjangkau dan pembeli kemudian membeli minyak goreng murah ini tanpa mengetahui efek bahayanya.

Cara berdagang seperti ini tidak hanya merusak kepercayaan orang-orang terhadap produk makanan tetapi juga memperburuk isu kesehatan publik di Indonesia. Sebagian besar konsumen memilih minyak berdasarkan harga tanpa memeriksa kualitasnya, sehingga orang-orang tua dan orang yang tidak berpendidikan akan jadi mangsa yang gampang untuk praktek manipulatif ini.

Kurangnya pengawasan dari pihak yang berwenang bisa jadi salah satu alasan mengapa praktek ini masih sering terjadi. Menurut data dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), tidak sedikit  pedagang kecil yang lolos dari inspeksi rutin. Ini menciptakan celah bagi oknum untuk memanfaatkan situasi dan mencari kesempatan dalam kesempitan.

Dan untuk memperparah situasi ini, ada juga isu kurangnya edukasi kepada masyarakat alhasil banyak konsumen jadi tidak mengetahui cara membedakan mana minyak goreng yang aman dan mana yang terkontaminasi. Untuk mengatasi masalah ini, program pendidikan dan kesadaran masyarakat terhadap terhadap pemilihan produk makanan seperti minyak goreng harus ditingkatkan.

Walaupun pada biasanya, masyarakat atau konsumen yang jadi korban isu minyak goreng ini tetapi kita tidak boleh lupa tentang perilaku pembeli yang terkadang terlalu fokus terhadap harga yang murah dan membabi buta terhadap kualitas asalkan mereka bisa mendapatkan harga yang lebih murah. Perilaku pembeli yang seperti ini juga secara tidak langsung mendukung praktek ini

Dan pada akhirnya, pendidikan terhadap konsumen adalah kunci untuk memutus rantai ini.
Jika masyarakat memiliki kesadaran lebih dan wawasan yang lebih luas tentang bahayanya minyak goreng yang terkontaminasi plastik, penjualan terhadap produk seperti ini mungkin akan berkurang. Dengan demikian, pedagang juga akan kehilangan insentif untuk terus menjual dan memproduksi minyak tersebut.

Tidak hanya edukasi, teknologi juga dapat menjadi alat yang krusial dalam mengatasi masalah ini. Misalnya, jika ada pengembangan alat deteksi yang dapat digunakan oleh pembeli untuk memeriksa kualitas minyak goreng di yang mereka akan beli, ini akan sangat bermanfaat. Alat semacam ini tentu tidak hanya akan membantu masyarakat, tetapi juga memberi tekanan kepada pedagang untuk meningkatkan kualitas produk mereka.

Selain itu, aplikasi dapat membantu konsumen melaporkan temuan minyak goreng yang mencurigakan langsung dan lebih mudah kepada pihak berwenang. Dengan melibatkan masyarakat dalam proses pengawasan, penghentian praktek ini dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efisien.

Regulasi dan aturan-aturan yang terkait dengan makanan atau industri FnB harus diperketat dan diperbarui. Ini jelas-jelas jatuh kepada tanggung jawab pemerintah. Inspeksi rutin harus diterapkan agar tidak ada celah untuk oknum-oknum dan hukuman berat untuk pelaku yang terbukti salah juga harus diberi agar adanya efek jera untuk semua penjual yang masih ingin menjual minyak goreng yang tercemar dengan plastik.

Tak kalah pentingnya, adalah industri minyak goreng. Perusahaan besar dapat mengkontribusi dengan memproduksi minyak goreng dengan harga yang lebih terjangkau bagi masyarakat agar tidak ada lagi atau setidaknya ada pengurangan dalam insentif untuk menjual minyak goreng tercemar yang murah. Program subsidi atau kemitraan dengan koperasi lokal bisa menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan pada minyak goreng bekas.

Praktek mencampurkan plastik dalam minyak goreng tidak hanya berbahaya bagi kesehatan, tetapi juga berdampak buruk terhadap lingkungan. Plastik yang digunakan pada akhirnya akan menambah jumlah sampah mikroplastik yang sulit terurai. Ini menambah beban pencemaran lingkungan, yang pada akhirnya akan kembali merugikan masyarakat.


Dengan memerangi praktek ini, kita tidak hanya melindungi kesehatan masyarakat, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan untuk generasi mendatang.

Bahaya plastik dalam minyak goreng adalah isu yang membutuhkan perhatian serius dari semua orang baik pemerintah, pedagang, konsumen, industri pun harus bekerja sama untuk menghentikan praktek yang tidak etis ini. Dengan meningkatkan pengawasan, memperbaiki edukasi publik , dan menerapkan solusi berbasis teknologi, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman bagi masyarakat Indonesia.

Hanya melalui kerjasama antara semua pihak, ancaman kesehatan yang disebabkan oleh plastik dalam minyak goreng dapat diatasi. Jangan biarkan keuntungan sesaat merenggut masa depan kita dan generasi berikutnya. Mari bersama-sama membangun kesadaran, melaporkan pelanggaran, dan memilih produk berkualitas untuk melindungi kesehatan kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun