Mohon tunggu...
Shawa Ayumi Hapsania
Shawa Ayumi Hapsania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Semarang

Mahasiswa Prodi Kesehatan Masyarakat, Peminatan Epidemiologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Program TaSiMuk di Kabupaten Banjarnegara: Praktik Penanaman dan Edukasi Digital Pencegahan DBD

3 November 2024   19:41 Diperbarui: 3 November 2024   21:36 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi salah satu ancaman kesehatan utama di Kabupaten Banjarnegara. Pada tahun 2023 jumlah penderita DBD terlapor adalah 163 kasus. Ini meningkat pada tahun 2024 dimana pasien terkonfirmasi DBD per september 2024 berjumlah 633 kasus. Oleh karena itu, pencegahan dan pengendalian DBD melalui dinas kesehatan dan puskesmas setempat juga menjadi langkah yang sangat diperlukan dalam menekan penyebaran penyakit ini.

Setiap tahun, angka kasus DBD menunjukkan bahwa perlu upaya pencegahan yang lebih kuat, khususnya dalam mengendalikan populasi nyamuk penyebab penyakit ini. Salah satu inovasi yang diusung oleh salah satu mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang bernama Shawa Ayumi Hapsania adalah program TaSiMuk (Tanaman Pengusir Nyamuk). Dengan pendekatan berbasis lingkungan, program ini bertujuan memanfaatkan tanaman sebagai pengusir alami nyamuk, sekaligus memberikan alternatif pencegahan DBD yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Mengapa Memilih Tanaman Pengusir Nyamuk?

Kabupaten Banjarnegara berada di wilayah pegunungan dengan suhu sejuk, kelembapan tinggi, dan curah hujan yang sering menyebabkan genangan air. Kondisi ini mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes yang menjadi vektor utama DBD. Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara telah menunjukkan minat dalam praktik menanam berbagai tanaman sebagai bagian dari upaya penghijauan di lingkungan institusi. Namun, belum ada inisiatif untuk menanam tanaman pengusir nyamuk yang memiliki manfaat ganda sebagai hiasan sekaligus pencegahan alami penyebaran nyamuk.

Beberapa Bibit Tanaman Pengusir Nyamuk (09/09)(Dokumentasi Pribadi)
Beberapa Bibit Tanaman Pengusir Nyamuk (09/09)(Dokumentasi Pribadi)

Program TaSiMuk hadir sebagai jawaban atas kebutuhan akan metode pencegahan DBD yang aman, efektif, dan mudah diterapkan. Penggunaan tanaman pengusir nyamuk seperti catnip, serai wangi, rosemary, lavender, zodia, marigold/kenikir, peppermint, basil/ kemangi, eucalyptus dan geranium dianggap lebih berkelanjutan karena tidak bergantung pada bahan kimia. Selain mengurangi dampak negatif dari penggunaan insektisida, program ini juga menambah keasrian lingkungan rumah dan kantor Dinas Kesehatan dengan menghadirkan tanaman-tanaman hias yang memiliki manfaat tambahan.

Pelaksanaan Program di Institusi

Program TaSiMuk di Institusi dilakukan melalui praktik tanaman langsung dan pemberian edukasi melalui 10 konten video adukasi singkat mengenai tanaman pengusir nyamuk.

Praktik penanaman di area institusi dilakukan bersama Kepala Bidang Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) yaitu Bapak Abidin Achmad, S.KM melalui bibit dan benih. Bibit terdiri dari 4 jenis tanaman yaitu 2 Rosemary, 2 Lavender, 1 Sweet basil, dan 1 Catnip dengan total 6 tanaman. 

Sedangkan benih terdiri dari 6 jenis tanaman dengan total 109 benih yaitu 24 Marigold, 25 Lavender vera, 15 Rosemary, 15 Catnip, 14 Ocimum basilicum, dan 16 Peppermint Mentha Piperita. Bibit dan benih ini ditempatkan sementara di rumah Kepala Bidang P2P untuk perawatan awal dikarenakan jika langsung di institusi, perawatan awal tanaman akan kurang maksimal dan kurang pengawasan.

Praktik Penanaman bersama Kepala Bidang P2P (10/09)(Dokumentasi Pribadi)
Praktik Penanaman bersama Kepala Bidang P2P (10/09)(Dokumentasi Pribadi)

Penanaman tanaman pengusir nyamuk di lingkungan Dinas Kesehatan bertujuan untuk menjadi contoh bagi masyarakat setempat dalam menerapkan metode serupa di rumah mereka dan agar pencegahan DBD berbasis lingkungan ini dijadikan kebijakan yang diterapkan di seluruh Kabupaten Banjarnegara.

Video Konten Edukasi untuk Masyarakat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun