Mohon tunggu...
Imam Syafii
Imam Syafii Mohon Tunggu... -

Saya adalah orang biasa yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senja Kelam Bunda

10 Januari 2014   05:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:58 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangkrik itu berdendang tanpa beban,

Sang kodok pun tak hentinya saut-sautan,

Ditemani gemericik hujan turun,

gelisah hati menyeruak seketika,

mendengar keluh kesah ibunda,

diam,….

Tanpa sepatah kata yang keluar,

Mulut ini terdiam membisu,

Kelam,…

Mendengar cerita perih hidup ini,

Curhat bunda itu hanya mampu kudengar,

Tak mampu lagi ku angkat bahu ini untuk bunda,

Diujung usianya yang senja,

Ku tak mampu bahkan mengangkat deritanya,

Perih rasanya mendengar itu semua,

Merintih rasanya hati ini,

Hati hancur seakan disambar petir,

Ku menangis dalam hati,

Hanya Dia yang tahu,

Ku tersenyum seolah tak ada apa-apa,

Bukan ku tak bisa menangis,

Hanya aku pendam sendiri,

Ku tak mau bunda semakin menderita,

Madura, 5 Januari 2013

Catatan Anak Desa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun