Mohon tunggu...
Nurry Savitri
Nurry Savitri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Just a mom

Penikmat Kopi, Penyuka Sastra

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Menerapkan Pendidikan Finansial Pada Anak

30 September 2014   22:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:54 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi orang yang sukses. Untuk itu mereka membekali anak-anaknya dengan kecerdasan akademis yang tinggi. Namun, memiliki kecerdasan akademis saja ternyata belum cukup untuk mewujudkan standar kehidupan yang diinginkan. Oleh karena itu, anak-anak perlu dibekali dengan kecerdasan non akademis yang mendukung kehidupannya kelak. Salah satu bentuk pendidikan non akademis yang bisa diberikan orang tua adalah pendidikan finansial.

Apa itu pendidikan finansial?

Pendidikan finansial bisa dikatakan adalah mengajari anak untuk bisa memahami ilmu keuangan. Dengan menerapkan pendidikan finansial, anak-anak diajari cara mengelola uang dengan baik. Tujuan dari pendidikan finansial ini agar anak terbiasa mengatur masalah finansialnya sejak dini. Jika pendidikan finansial ini sudah diajarkan sejak kecil, maka anak bisa memahami mana kebutuhan yang harus diutamakan, mereka bisa belajar untuk menyimpan uang serta menghemat pengeluaran sendiri.

Apa pentingnya pendidikan finansial?

Untuk mencapai kesuksesan, tidak hanya diperlukan kecerdasan secara akademis saja tetapi juga kecerdasan mental dan emosional. Menurut Daniel Goleman (Emotional Intelligence – 1996) : orang yang mempunyai IQ (INTELLEGENCE QOUTIENT) tinggi tapi EQ (EMOTIONAL QOUTIENT) rendah cenderung mengalami kegagalan yang lebih besar dibanding dengan orang yang IQ-nya rata-rata tetapi EQ-nya tinggi. Artinya bahwa penggunaan EQ atau olahrasa justru menjadi hal yang sangat penting, dimana menurut Goleman dalam dunia kerja, yang berperan dalam kesuksesan karir seseorang adalah 85% EQ dan 15% IQ. Jadi, peran EQ sangat signifikan.

EQ merupakan kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri, perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik, dan berhubungan dengan orang lain. Dengan kata lain, EQ berhubungan dengan tingkat emosi dan kepiawaian anak dalam memanajemen dirinya sendiri. Nah, disinilah pendidikan finansial perlu diterapkan.

Pendidikan finansial berkaitan dengan kemampuan mengelola keuangan. Jika sedari kecil anak-anak tidak diajarkan untuk melek finansial, maka perilaku yang bisa saja muncul saat dewasa adalah perilaku boros. Dan, perilaku seperti ini tentunya bisa menghambat jalan kesuksesan seseorang.

Penerapan Pendidikan Finansial di Keluarga

Orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam mengajarkan anak melek finansial. Agar anak memiliki kemampuan melek finansial yang baik, maka orang tua juga harus memberikan contoh terlebih dahulu untuk melek finansial. Sebab, kesuksesan keuangan juga berkaitan dengan masalah kebiasaan. Maka, orang tua perlu mendidik kebiasaan melek finansial sejak dini pada anak-anaknya.

Salah satu contoh mengajari anak melek finansial adalah dengan uang saku. Orang tua bisa memberikan uang saku pada anaknya setiap bulan dengan jumlah yang tetap. Agar anak berusaha hemat dengan uang saku yang dimilikinya, orang tua bisa berpesan pada anak agar tidak menggunakan uang saku tersebut diluar kepentingan sekolah. Pesan khusus juga bisa ditambahkan agar anak lebih bisa teliti dan menjaga uangnya, misalnya dengan tidak ada tambahan uang saku lagi jika ternyata uang saku itu sudah habis sebelum masa satu bulan.

Uang saku juga berguna juga untuk mengajari anak kebiasaan baik dan keterampilan dalam bidang keuangan seperti:

Menabung
Dengan uang saku yang dimiliki, orang tua bisa mengajari anaknya untuk menabung. Orang tua juga perlu memberikan motivasi agar anak lebih gemar menabung. Misalnya dengan memberikan celengan yang unik atau membukakan akun simpanan di bank atas nama anak, dan melibatkan anak saat proses menabung di bank.

Tabungan Pensiun
Kebanyakan orang memikirkan tabungan pensiun setelah mereka bekerja. Padahal, semakin dini memulai semakin mudah mencapai target dana pensiun. Berkaitan dengan pensiun, orang tua bisa mendorong anaknya untuk membuat akun simpanan pensiun selain akun simpanan untuk tujuan tertentu. Tabungan pensiun harus diperlakukan sebagai beban, sehingga termasuk pengeluaran rutin. Nantinya setelah anak bekerja, kebiasaan ini akan terus berlanjut.

Investasi
Saat usia anak mulai berkembang, orang tua bisa mengajarkan pada anak untuk berinvestasi. Orang tua bisa mengajari anak dengan investasi yang mudah, misalnya jika sang anak gemar memelihara kucing, maka tabungan yang sudah terkumpul bisa digunakan untuk membeli kucing jenis tertentu. Lalu, setelah berkembang biak, kucing-kucing tersebut bisa dijual kembali. Dengan mengajarkan investasi, secara tidak langsung orang tua juga bisa mengajari anaknya untuk masuk dunia bisnis.

Penerapan Pendidikan Finansial di Sekolah

Selain orang tua, pendidikan finansial juga perlu diajarkan di sekolah. Dari kecil hingga perguruan tinggi, rata-rata masalah melek finansial, seolah-olah menjadi tanggung jawab orang tua. Mungkin memang benar, tetapi hal ini bisa membuat anak menjadi manja secara finansial. Sebab, anak tidak belajar bagaimana menghadapi realitas kehidupan yang sebenarnya karena semua kebutuhan hidup selalu dicukupi orang tuanya.

Untuk itu perlu dilakukan strategi untuk mendidik anak agar melek finansial. Strategi tersebut dilakukan dalam beberapa fase sesuai usia :

Fase tujuh tahun pertama sebagai fase anak bermain (0-7 tahun)
Meski pada fase ini adalah fase bermain, tetapi mulai mengenalkan permainan yang berhubungan dengan melek finansial adalah cara terbaik. Misalnya dengan bermain monopoli.

Fase tujuh tahun kedua sebagai pelajar disiplin (8-14 tahun)
Pada fase ini, anak sudah mulai paham dengan uang yang diterima. Untuk apa dan digunakan dengan cara bagaimana agar uang bekerja.

Fase tujuh tahun ketiga sebagai siswa tinggi bersahabat (15-21 tahun)
Fase ini disebut fase sadar. Pada fase ini anak sudah mulai sadar akan makna uang dan memikirkan jauh kegunaan uang tersebut dengan sebaik-baiknya.

Fase tujuh tahun keempat sebagai lajang kerja/usaha (22-28 tahun)
Fase ini sudah aksi konkret tersistematis, tidak coba–coba lagi seperti pada fase tujuh tahun ketiga, karena pertaruhan keuangan akan menentukan masa depan keuangan.

Kecerdasan finansial atau melek finansial merupakan keterampilan untuk berpartisipasi dalam masyarakat modern. Anak-anak tumbuh di dunia yang semakin kompleks di mana mereka akhirnya akan perlu untuk mengambil alih masa depan finansial mereka sendiri. Oleh karena itu, pengetahuan dan pendidikan finansial sangat penting untuk diterapkan sejak dini.

Untuk mendukung penerapan pendidikan finansial, sebuah perusahaan penyedia layanan jasa keuangan internasional terkemuka yaitu PT Sun Life Financial Indonesia (Sun Life) mendukung CARE for the Nation. Ini adalah sebuah program komunitas yang dirancang untuk membantu generasi muda Indonesia untuk meningkatkan kemampuan melek finansial. Melalui “Champion Teens Care for the Nation 2012”, CARE for the Nation dan Sun Life menyediakan pelatihan keterampilan yang bertujuan untuk mendidik dan mengajak generasi muda Indonesia membangun bisnis mikro mereka sendiri.

Sebagai perusahaan yang menyediakan jasa keuangan, Sun Life memahami bahwa untuk membangun generasi wirausaha yang kuat, pendidikan serta pelatihan di bidang keuangan sangat diperlukan. Dengan memberikan pengetahuan mengenai pengelolaan keuangan dan menanamkan kepercayaan diri pada generasi muda, hal tersebut akan membantu mereka dalam membuat keputusan keuangan secara matang dan efektif, yang mana akan bermanfaat pula untuk membentuk mental seorang wirausaha.

================================================================================

Artikel ini diikutsertakan dalam Kompetisi Menulis Blog 2014 SUN ANUGERAH CARAKA

Referensi :

http://kumpulanmateripenting.blogspot.com/2013/04/macam-macam-kecerdasan-dan-emosi-manusia.html
http://www.ciputraentrepreneurship.com/personal-advice/mendidik-anak-agar-melek-finansial
http://jecahyono.wordpress.com/2011/10/05/mendorong-anak-melek-finansial/
http://www.readersdigest.co.id/uang/perencanaan.keuangan/anak.melek.finansial/004/002/40
http://www.sunlife.co.id
http://whendidibecomemymom.com/wp-content/uploads/2014/02/1817_Depositphotos_31117495_xs.jpg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun