Mohon tunggu...
Nurry Savitri
Nurry Savitri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Just a mom

Penikmat Kopi, Penyuka Sastra

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Menerapkan Pendidikan Finansial Pada Anak

30 September 2014   22:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:54 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menabung
Dengan uang saku yang dimiliki, orang tua bisa mengajari anaknya untuk menabung. Orang tua juga perlu memberikan motivasi agar anak lebih gemar menabung. Misalnya dengan memberikan celengan yang unik atau membukakan akun simpanan di bank atas nama anak, dan melibatkan anak saat proses menabung di bank.

Tabungan Pensiun
Kebanyakan orang memikirkan tabungan pensiun setelah mereka bekerja. Padahal, semakin dini memulai semakin mudah mencapai target dana pensiun. Berkaitan dengan pensiun, orang tua bisa mendorong anaknya untuk membuat akun simpanan pensiun selain akun simpanan untuk tujuan tertentu. Tabungan pensiun harus diperlakukan sebagai beban, sehingga termasuk pengeluaran rutin. Nantinya setelah anak bekerja, kebiasaan ini akan terus berlanjut.

Investasi
Saat usia anak mulai berkembang, orang tua bisa mengajarkan pada anak untuk berinvestasi. Orang tua bisa mengajari anak dengan investasi yang mudah, misalnya jika sang anak gemar memelihara kucing, maka tabungan yang sudah terkumpul bisa digunakan untuk membeli kucing jenis tertentu. Lalu, setelah berkembang biak, kucing-kucing tersebut bisa dijual kembali. Dengan mengajarkan investasi, secara tidak langsung orang tua juga bisa mengajari anaknya untuk masuk dunia bisnis.

Penerapan Pendidikan Finansial di Sekolah

Selain orang tua, pendidikan finansial juga perlu diajarkan di sekolah. Dari kecil hingga perguruan tinggi, rata-rata masalah melek finansial, seolah-olah menjadi tanggung jawab orang tua. Mungkin memang benar, tetapi hal ini bisa membuat anak menjadi manja secara finansial. Sebab, anak tidak belajar bagaimana menghadapi realitas kehidupan yang sebenarnya karena semua kebutuhan hidup selalu dicukupi orang tuanya.

Untuk itu perlu dilakukan strategi untuk mendidik anak agar melek finansial. Strategi tersebut dilakukan dalam beberapa fase sesuai usia :

Fase tujuh tahun pertama sebagai fase anak bermain (0-7 tahun)
Meski pada fase ini adalah fase bermain, tetapi mulai mengenalkan permainan yang berhubungan dengan melek finansial adalah cara terbaik. Misalnya dengan bermain monopoli.

Fase tujuh tahun kedua sebagai pelajar disiplin (8-14 tahun)
Pada fase ini, anak sudah mulai paham dengan uang yang diterima. Untuk apa dan digunakan dengan cara bagaimana agar uang bekerja.

Fase tujuh tahun ketiga sebagai siswa tinggi bersahabat (15-21 tahun)
Fase ini disebut fase sadar. Pada fase ini anak sudah mulai sadar akan makna uang dan memikirkan jauh kegunaan uang tersebut dengan sebaik-baiknya.

Fase tujuh tahun keempat sebagai lajang kerja/usaha (22-28 tahun)
Fase ini sudah aksi konkret tersistematis, tidak coba–coba lagi seperti pada fase tujuh tahun ketiga, karena pertaruhan keuangan akan menentukan masa depan keuangan.

Kecerdasan finansial atau melek finansial merupakan keterampilan untuk berpartisipasi dalam masyarakat modern. Anak-anak tumbuh di dunia yang semakin kompleks di mana mereka akhirnya akan perlu untuk mengambil alih masa depan finansial mereka sendiri. Oleh karena itu, pengetahuan dan pendidikan finansial sangat penting untuk diterapkan sejak dini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun