Mohon tunggu...
M Shava Nashvatelli
M Shava Nashvatelli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Geografi ULM

Mahasiswa S1 Geografi Universitas Lambung Mangkurat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Produksi Unggas dan Standar Kebutuhannya di Kecamatan Gambut, Kalimantan Selatan pada Tahun 2019-2022

14 Oktober 2024   16:23 Diperbarui: 14 Oktober 2024   16:59 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Populasi berbagai jenis unggas di Kecamatan Gambut antara tahun 2019 hingga 2023 mengalami fluktuasi, dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti perubahan permintaan pasar, dukungan pemerintah terhadap peternakan unggas, serta perkembangan teknologi dan manajemen peternakan. Populasi unggas seperti ayam pedaging dan ayam buras menunjukkan peningkatan, sementara ayam petelur mengalami penurunan. Adapun populasi itik mengalami fluktuasi yang tidak signifikan.

Di tingkat Kabupaten Banjar, populasi berbagai jenis unggas dari tahun 2019 hingga 2023 mengalami perubahan yang beragam, dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti perubahan permintaan pasar, dukungan pemerintah terhadap peternakan unggas, serta kemajuan teknologi dan manajemen peternakan. Populasi unggas seperti itik, ayam pedaging, dan ayam buras mengalami peningkatan, sedangkan populasi ayam petelur menunjukkan fluktuasi yang relatif stabil.

Sumber: Data BPS Diolah
Sumber: Data BPS Diolah

Di Kabupaten Banjar, populasi berbagai jenis unggas selama periode 2019 hingga 2023 mengalami fluktuasi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti perubahan permintaan pasar, dukungan pemerintah terhadap sektor peternakan unggas, serta perkembangan teknologi dan manajemen peternakan. Populasi unggas seperti itik, ayam pedaging, dan ayam buras mengalami peningkatan, sementara populasi ayam petelur menunjukkan perubahan yang lebih stabil. Kecamatan Gambut memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap populasi unggas di Kabupaten Banjar secara keseluruhan. Sebagai salah satu wilayah penghasil unggas utama, fluktuasi produksi di Kecamatan Gambut, baik dari unggas ayam pedaging, ayam buras, maupun itik, memberikan dampak langsung terhadap total populasi unggas di kabupaten. Selain itu, Gambut yang juga merupakan pusat kegiatan ekonomi, memengaruhi permintaan pasar lokal, sehingga berdampak pada peningkatan produksi unggas di seluruh kabupaten. Penerapan teknologi dan manajemen peternakan yang lebih maju di Kecamatan Gambut bisa meningkatkan efisiensi dan produktivitas, sehingga berkontribusi terhadap pertumbuhan populasi unggas di wilayah yang lebih luas. Faktor ketersediaan lahan dan lingkungan di kecamatan ini juga memainkan peran penting dalam menentukan kapasitas peternakan unggas, yang secara tidak langsung memengaruhi total populasi unggas di Kabupaten Banjar. Gambut juga menjadi pusat distribusi unggas, sehingga pergerakan populasi unggas di sana turut memengaruhi stabilitas harga dan distribusi di seluruh kabupaten.

Sumber: Data BPS Diolah
Sumber: Data BPS Diolah

Ayam petelur dan ayam pedaging termasuk sektor non-basis karena produksinya lebih fokus untuk memenuhi kebutuhan lokal. Sementara itu, ayam buras dan itik masuk dalam sektor basis, karena produksinya juga diekspor ke luar wilayah, sehingga berkontribusi lebih besar pada perekonomian daerah.

Untuk konsumsi telur, standar harian minimal adalah 1 butir per orang. Jika dihitung untuk setahun, setiap individu memerlukan 365 butir telur. Pada tahun 2019, dengan jumlah penduduk Kecamatan Gambut sebanyak 41.513 jiwa, diperlukan 15.152.245 butir telur untuk memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk. Pada tahun 2020, dengan 44.751 jiwa, kebutuhan telur mencapai 16.334.115 butir. Pada tahun 2021, jumlah penduduk meningkat menjadi 45.723 jiwa, sehingga memerlukan 16.688.895 butir telur. Pada tahun 2022, dengan penduduk sebanyak 46.815 jiwa, diperlukan 17.087.475 butir telur untuk memenuhi standar konsumsi di Kecamatan Gambut.

Untuk konsumsi daging ayam, standar harian adalah sekitar 50-70 gram per orang. Jika dihitung untuk setahun, setiap individu memerlukan antara 18.250 hingga 25.550 gram daging ayam. Pada tahun 2019, dengan jumlah penduduk Kecamatan Gambut sebanyak 41.513 jiwa, dibutuhkan antara 758.265.250 hingga 1.060.307.150 gram daging ayam untuk memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk. Pada tahun 2020, dengan 44.751 jiwa, kebutuhan daging ayam meningkat menjadi antara 817.391.250 hingga 1.051.196.250 gram. Pada tahun 2021, dengan jumlah penduduk 45.723 jiwa, diperlukan sekitar 834.255.250 hingga 1.050.174.250 gram daging ayam. Pada tahun 2022, dengan 46.815 jiwa, dibutuhkan antara 855.855.250 hingga 1.062.105.250 gram daging ayam untuk memenuhi standar konsumsi di Kecamatan Gambut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun