"Cita-Cita yang Belum Tersampaikan"
Sejak saya duduk di bangku SMA, saya mempunyai cita-cita untuk menjadi seorang dokter gigi, karena terinspirasi dari kakak saya dan ibu saya. Maka dengan itu dari SMA kelas 1 saya berusaha untuk bisa masuk kelas IPA dan akhirnya keinginan saya tercapai dengan hasil kerja keras saya sendiri. Betapa bangganya saya masuk kelas IPA dan melihat orang tua saya bahagia karna keinginan saya dan orang tua saya itu sama supaya saya bisa masuk ke kelas IPA. Melihat orang tua saya bahagia,saya tidak mau mengecewakan mereka, supaya saya mendapatkan nilai yang bagus saya mengikuti bimbel (bimbingan belajar) di dekat sekolah mulai dari kelas 2 SMA sampai dengan kelas 3 SMA.
Seiring dengan berjalannya waktu tiba saatnya saya untuk melaksanakan Ujian Nasional tahun 2011 yang bertepatan pada bulan april, sungguh merasa tegang, takut, cemas dll. Dengan motivasi dan semangat dari kedua orang tua saya beserta guru-guru saya di sekolah rasa itu sedikit demi sedikit hilang. Saya menjalankan UN dengan tenang dan penuh persiapan alhasil mendapatkan hasil yang memuaskan dan saya bangga begitu juga dengan kedua orang tua saya.
Tiba saatnya SNMPTN dilaksanakan dan saya tes SNMPTN di SMA N 70 JKT, saya memilih pilihan pertama yaitu kedokteran gigi dan pilihan kedua psikologi .nasib berkata lain saya tidak di terima di fakultas tersebut karena terlalu banyaknya saingan dari luar daerah, memang sih awalnya saya merasa putus asa untuk mencoba lagi tetapi dengan diberi masukan oleh ibu saya, akhirnya saya meneruskan kuliah dengan pilihan yang kedua yaitu psikologi di salah satu universitas di Jakarta. Mungkin Allah punya rencana lain di balik ini semua dan saya merasa bersyukur masih bisa kuliah walaupun bukan keinginan pertama yang saya inginkan. Sekian cerita dan pengalaman dari saya terima kasihJ.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H