Terkadang, peristiwa sepele justru mendatangkan sesuatu yang dapat merubah jalan hidup kita. Begitulah yang dialami oleh Kim Jongin, bintang K-Pop ternama dengan julukan World Class Performer berkat kemampuan menarinya yang sangat memukau ini.
Keinginannya untuk mendapatkan Nintendo justru mengantarkan dirinya menjadi penari kelas dunia.
Sosok Kim Jongin atau yang popular disapa Kai ini memang tak asing di telinga para penikmat musik bergenre K-Pop. Bagaimana tidak? Pria berusia 27 tahun ini tergabung dengan boy group EXO yang sukses menjual jutaan album dan dianugerahi quintuple million sellers oleh Guinness World Record.
Posisinya sebagai main dancer di dalam grup tentu membuatnya menjadi sorotan nomor satu ketika EXO tengah manggung. Penampilannya yang amat memukau dengan gerakan lihai didukung dengan raut wajah yang ekspresif sukses menghipnotis para penonton bahkan kru kameramen sekalipun.
Tak hanya menari, pria penyuka boneka beruang ini menjadi satu-satunya artis Korea yang diberi kehormatan untuk menjadi brand ambassador pakaian paling top dunia, GUCCI.
Baru-baru ini Gucci juga sempat berkolaborasi dengan Kai untuk mengeluarkan berbagai produk dengan desain eksklusif bergambar boneka beruang yang tentu saja dilalap habis oleh para fans bahkan sebelum hari pertama peluncuran.
Menariknya, ia menapaki karirnya kini berkat kejadian sepele yang dialaminya ketika masih usia belia. Siapa sangka, keinginan untuk mendapatkan hadiah Nintendo justru menjadikannya penari kelas dunia? Saat masih berusia delapan tahun, Kai kecil menonton suatu tarian di televisi dan memiliki keinginan untuk belajar menari. Ayahnya pun dengan senang hati mendaftarkannya les menari di daerah setempat.
Lambat laun, sang ayah menyadari bakat anaknya dan menyuruhnya untuk mengikuti audisi dengan iming-iming Nintendo jika ia berhasil lolos seleksi. Karena hadiah Nintendo pada saat itu sangatlah tekenal, Kai kecil dengan semangat mengikuti audisi dan akhirnya lolos.
Ketika masih menjadi trainee, hidup Kai masih sangat susah. Ia yang notabenenya tinggal di desa dengan berat hati harus meninggalkan kampung halaman tercinta demi meraih cita-cita.
Ia bersama ibu dan kakaknya pindah ke ibukota dan meninggalkan ayahnya yang tepaksa harus tinggal di desa sendirian demi tetap memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan membiayai kelas tarinya.
“Saat itu ayahku memaksaku untuk mengejar mimpiku karena ia sendiri pernah merasakan betapa sakitnya mengubur impian dan ia tak ingin anaknya mengalami hal yang sama,” ungkap Kai saat menampilkan ‘The Performer’ pada Gucci Collection 2019.
Motivasi dari ayahnya lah yang membuat pria pelantun ‘Reason’ ini terus berusaha keras untuk meraih mimpinya. Tak sia-sia, usaha dan doa ayahnya kini tebalas dengan tuntas. Namun sayang, takdir berkata lain. Pada pertengahan tahun 2018, ayah Kai mengidap penyakit kronis dan akhirnya meninggal dunia.
Seseorang yang mengantarkannya menuju impian kini telah tiada. Kabar ini tentu sempat menggoncang kehidupan seorang Kai. Raut kesedihan sempat terukir di wajahnya saat pagelaran konse EXO bertajuk Exploration beberapa hari setelah meninggalnya sang ayah. Ia tampak menahan tangisnya saat menampilkan tarian bernada ballad yang mengingatkannya pada sosok sang ayah yang membuatnya berdiri di atas panggung seperti saat itu.
"Saat ini jika aku bisa bertemu dengannya lagi, ayahku pasti akan berkata 'Aku tahu kau akan melakukannya dengan sangat baik. Bahkan dari sudut pandang obyektif, ketika aku melihatmu menari saat masih kecil, kamu sudah menari dengan sangat baik'," curhatnya dengan mata berkaca-kaca ketika tengah menjalani interview Sport Seoul. (aul)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H