Mohon tunggu...
Aisyah Naylah Putri
Aisyah Naylah Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

saya Aisyah Naylah Putri sering kali di panggil shasa kepribadian saya tersendiri dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya dan semoga bermanfaat di setiap langkah kedepannya:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Pancasila dan Peran Pentingnya di Era Modern

13 November 2024   01:00 Diperbarui: 1 Desember 2024   06:28 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SEJARAH PANCASILA 

Semua orang tahu bahwa Pancasila adalah dasar negara Indonesia.  Namun bagaimana Pancasila bisa terbentuk dan mengapa penting untuk  kita lestarikan saat ini? Pancasila lebih dari sekedar lima perintah yang kita hafal, ia merupakan prinsip hidup yang telah lama mewakili jati diri negara ini.

Sejarah Lahirnya Pancasila.

Pancasila lahir dari semangat seorang tokoh bangsa yang berjuang  membangun Indonesia menjadi negara merdeka yang merangkul keberagaman. Lahirnya Pancasila bukan sekedar keputusan politik, melainkan hasil perdebatan panjang tentang kompleksnya gagasan, filosofi, dan nilai-nilai kebangsaan. Pembentukan Pancasila dapat ditelusuri sejak berdirinya Badan Penyelidikan Kegiatan Persiapan  Indonesia (BPUPKI) yang didirikan oleh pemerintah Jepang pada awal tahun 1945.

1. Awal Mula Perumusan Pancasila (Mei 1945)

Pada masa penjajahan Jepang, Indonesia melihat peluang baru untuk meraih kemerdekaan. Jepang membentuk BPUPKI dengan tujuan mempercepat proses kemerdekaan Indonesia agar mendapatkan dukungan dari rakyat. Sidang pertama BPUPKI diadakan pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945. Dalam sidang inilah muncul perdebatan mengenai dasar negara, dan para tokoh seperti Moh. Yamin, Soepomo, dan Soekarno menyampaikan gagasan dasar negara masing-masing.

  • Mohammad Yamin mengusulkan lima asas dasar negara, yaitu: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat.
  • Soepomo mengusulkan gagasan negara integralistik yang berfokus pada kesatuan antara rakyat dan negara sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan.
  • Soekarno, dalam pidatonya pada 1 Juni 1945, mengemukakan lima prinsip dasar yang kemudian disebut sebagai Pancasila, yaitu: kebangsaan, internasionalisme atau kemanusiaan, demokrasi, kesejahteraan sosial, dan ketuhanan.

2. Pancasila dalam Pidato Soekarno 

Pidato Sukarno pada tanggal 1 Juni 1945 merupakan momen penting dalam sejarah Pancasila. Dalam pidatonya, Presiden Sukarno menyampaikan gagasan  lima prinsip inti yang diyakininya dapat mempersatukan bangsa Indonesia. Pak Sukarno menjelaskan, nilai-nilai  Pancasila bukan sekadar hasil gagasan, melainkan terinspirasi dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia yang majemuk.
 Sukarno pun mengusulkan agar kelima asas tersebut diberi nama Pancasila yang berasal dari bahasa Sansekerta. Panka artinya lima dan Shira artinya prinsip atau prinsip. Dalam pidatonya, Presiden Sukarno menegaskan bahwa kelima prinsip tersebut merupakan landasan yang kuat dalam menjaga persatuan bangsa yang majemuk seperti Indonesia.

3. Pengesahan Pancasila sebagai Dasar Negara 

Setelah perdebatan dan perbaikan, Pancasila akhirnya disepakati dan disahkan pada 18 Agustus 1945 sebagai dasar negara Indonesia, sehari setelah proklamasi kemerdekaan. Urutan sila dalam Pancasila juga diubah agar lebih sesuai dengan kesepakatan yang dihasilkan melalui Piagam Jakarta, yaitu:

  1. Ketuhanan yang Maha Esa
  2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
  3. Persatuan Indonesia
  4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
  5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Nilai-Nilai Pancasila: Pemersatu Bangsa

Setelah dilakukan pembahasan dan beberapa perubahan, Pancasila resmi menjadi dasar negara Indonesia menurut tatanan dasar yang kita kenal sekarang pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah proklamasi kemerdekaan.
 

  • Sila Pertama: Ketuhanan yang Maha Esa

    • Ini menunjukkan bahwa Indonesia menghormati kebebasan beragama. Di negara yang memiliki beragam agama, sila pertama ini menekankan bahwa setiap warga negara bebas untuk beribadah sesuai keyakinan masing-masing.
  • Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

    • Ini menekankan pentingnya nilai kemanusiaan. Semua orang memiliki hak yang sama, tanpa melihat ras, suku, atau status sosial.
  • Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

    • Sila ini adalah landasan untuk mempersatukan bangsa. Indonesia bukan hanya milik satu kelompok, tetapi milik semua warga yang ada di dalamnya.
  • Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

    • Sila ini menjadi dasar dalam sistem demokrasi kita. Keputusan yang diambil harus berdasarkan musyawarah, yang memperhitungkan kepentingan banyak pihak.
  • Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

    • Sila terakhir ini menjadi dasar untuk memastikan kesejahteraan bersama. Tidak boleh ada ketimpangan yang mencolok antar wilayah atau golongan.

Peran Pancasila di Era Modern

Bahkan di zaman modern ini, Pancasila tetap penting sebagai pedoman menjaga persatuan dan memperkuat jati diri bangsa. Berikut  beberapa peran penting Pancasila di masa perubahan:

1. Penangkal Radikalisme dan Ekstremisme 

  • Pancasila yang mengedepankan nilai persatuan, toleransi, dan perdamaian merupakan penangkal radikalisme. Dengan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, Pancasila membantu masyarakat menghargai perbedaan dan menolak kekerasan yang mengatasnamakan agama atau ideologi. Pancasila mengedepankan nilai-nilai persatuan, toleransi, dan perdamaian serta merupakan penangkal radikalisme. Dengan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, Pancasila membantu masyarakat menghargai perbedaan dan menolak kekerasan atas nama agama  dan  ideologi.

2.Menjaga Kerukunan Sosial

  • Di era digital, perbedaan sering memicu konflik. Pancasila menjadi panduan agar kita tetap menghargai satu sama lain. Dalam dunia yang semakin terhubung ini, Pancasila mengingatkan kita untuk selalu melihat persamaan dan menjaga persatuan.

3. Pedoman Bagi Generasi Muda

  • Bagi generasi muda, Pancasila bisa menjadi pedoman dalam menjalani hidup yang lebih berintegritas. Dengan memahami Pancasila, anak-anak muda Indonesia dapat tumbuh menjadi pribadi yang menghargai perbedaan, memiliki empati, dan peduli pada sesama.

4. Panduan Etika dalam Dunia Bisnis

  • Di dunia bisnis yang kerap hanya mengejar keuntungan, nilai-nilai Pancasila mengingatkan kita akan pentingnya keadilan sosial. Ini berarti perusahaan harus memperhatikan kesejahteraan karyawannya dan tidak boleh hanya mengejar keuntungan semata.

5. Dasar untuk Kebijakan Pemerintah

  • Dalam berbagai kebijakan pemerintah, Pancasila berperan sebagai landasan utama. Kebijakan yang diambil, baik di bidang ekonomi, sosial, atau politik, haruslah sejalan dengan nilai-nilai Pancasila demi menjaga keutuhan bangsa dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Tantangan Penerapan Pancasila di Era Digital

Pancasila tetap relevan, namun tantangan  era digital sangat besar. Tantangan-tantangan ini  meliputi:

1. Hoaks dan Polarisasi Sosial

  • Informasi yang mudah tersebar di media sosial seringkali berujung pada kebencian dan misinformasi.
     Hal ini dapat menimbulkan polarisasi sosial dan mengancam persatuan.
     Oleh karena itu, pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila dapat menjadi sarana untuk mengatasi konflik  akibat berita bohong dan ujaran kebencian.

2.Kesenjangan Sosial dan Ekonomi 

  • Keadilan sosial merupakan salah satu nilai Pancasila dan masih menjadi isu humas yang utama.
     Di zaman modern ini, kesenjangan ekonomi masih menjadi permasalahan yang harus diselesaikan melalui kebijakan yang mengedepankan keadilan bagi semua kelompok.

3. Penguatan Identitas di Tengah Arus Globalisasi  

  • Di era globalisasi, pengaruh budaya asing begitu kuat sehingga nilai-nilai kedaerahan dan  nasional terkadang terlupakan.
     Pancasila menjadi benteng pertahanan jati diri bangsa Indonesia seiring semakin menyebarnya budaya asing.

Pancasila bukan hanya bagian dari sejarah tetapi juga pedoman hidup menuju masa depan. Zaman modern ini mungkin membawa tantangan baru bagi kita, namun selama kita berpegang teguh pada Pancasila maka nilai-nilai persatuan, kemanusiaan, dan keadilan akan tetap menjadi milik kita. Sebagai bangsa yang majemuk, Pancasila mengingatkan kita akan jati diri kita dan bagaimana kita bisa hidup berdampingan dan hidup damai. Dengan memahami Pancasila bukan sekedar teori tetapi sebagai prinsip kehidupan sehari-hari, kita dapat membangun Indonesia yang lebih baik, damai dan berkeadilan.

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun