Komunikasi antar manusia sudah terjadi selama 30.000 tahun lamanya, tetapi bahasa tertulis (tulisan) baru berkembang selama 7.000 tahun terakhir. Sisanya? Yap, manusia menggunakan visual (gambar) untuk berkomunikasi antar satu sama lain. Bentuk komunikasi visual tua yang pastinya dikenali oleh banyak orang adalah lukisan gua. Guratan yang ditemukan di dinding gua itu, dilukiskan oleh manusia-manusia puba sebagai medium untuk berkomunikasi atau mencatat peristiwa penting. Jauh sebelum manusia mengembangkan kemampuan menulis-membaca tulisan, manusia terlebih dahulu menggunakan visual untuk berkomunikasi.
Alasan berikutnya datang dari sisi ilmiah, yaitu berkaitan dengan kemampuan otak manusia dalam memproses informasi. Otak manusia cenderung lebih cepat memproses informasi dalam bentuk visual. Kemampuan otak memproses visual 60.000 kali lebih cepat dibandingkan memproses tulisan.
90 persen informasi yang diterima oleh otak manusia bentuknya visual. Sebab panca indera manusia yang paling peka terhadap rangsangan adalah mata. 70 persen saraf sensorik berada di mata manusia yang menyebabkannya peka terhadap rangsangan.
- Memori Manusia
Alasan berikutnya masih berkaitan dengan otak serta indera manusia. Memori yang terekam dalam otak manusia, 80 persen tersusun atas fragmen-fragmen yang ditangkap oleh indra pengelihatan, yaitu mata.
- Menurunnya Tingkat Perhatian Khalayak
Alasan ini berbicara tentang perilaku khalayak masa kini, yaitu serba cepat. Perkembangan teknologi yang kian masif membawa pengaruh pada perubahan gaya hidup masyarakat. Teknologi ada untuk meringankan beban manusia. Berkatnya, segala sesuatunya dapat dikerjakan dengan cepat, efisien, dan menghemat waktu. Begitu pula dengan arus informasi. Setiap peristiwa yang terjadi di luar sana harus dikabarkan secara langsung. Jika suatu peristiwa terlambat dikabarkan, khalayak akan meninggalkan tanpa meliriknya.
Satu hal penting yang harus diperhatikan juga adalah panjang atau durasi dari sebuah konten yang disajikan kepada khalayak. Konten yang ditulis panjang-lebar atau memiliki durasi lama, adalah jenis konten yang tidak diminati oleh khalayak.
Mengutip dari laman Visual Storytelling Institute, rentang perhatian khalayak menurun menjadi (maksimal) 8 detik saja. Maka dari itu diperlukan terobosan unik dalam mengemas konten, terutama yang mengandung tulisan, untuk menahan perhatian khalayak.
- Konten yang Memikat
Mengutip dari Visual Storytelling: The Key Weapon To Content Marketing, menyatakan bahwa konten yang mengandung unsur visual lebih banyak dikunjungi oleh khalayak dibandingkan konten yang dikemas dalam bentuk tulisan saja. Besaran kunjungan konten berunsur visual mencapai angka 94 persen lebih banyak.
JENIS VISUAL STORYTELLINGÂ POPULER