Mohon tunggu...
Sharira Nurul Ivana
Sharira Nurul Ivana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi S1 Psikologi Universitas Al-azhar Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan antara Penggemar Kpop dan Teori Neoanalitik Carl Jung

23 Mei 2024   20:36 Diperbarui: 23 Mei 2024   20:40 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia Kpop telah melampaui batasan budaya dan bahasa, sehingga menyenangkan jutaan penggemar di seluruh dunia. Antusiasme pengemar dapat berasal dari berbagai alasan, termasuk musik yang menarik, penampilan yang menarik, dan keterikatan emosional dengan artisnya. Namun analisis lebih dalam mengenai psikologi, dan mengungkapkan hubungan menarik antara penggemar Kpop dan teori Carl Jung.  

Ketidaksadaran Kolektif dan Kekuatan Arketipe 
Kapan lagi.com
Kapan lagi.com

Teori kesadaran kolektif Carl Jung menyatakan bahwa simbol-simbol tertentu yang dimiliki bersama lintas budaya dan hadir dalam pikiran bawah sadar setiap individu disebut arketipe. Arketipe ini dianggap sebagai warisan dan menjadi dasar pemikiran dan perilaku manusia. Dalam konteks Kpop, penggemar sering kali mengidentifikasi arketipe tertentu dari artis favorit mereka seperti "idol". Identifikasi ini menciptakan rasa memiliki dan koneksi antara artisnya, karena penggemar melihat mereka tercermin dalam pola dasar tersebut.

Misalnya penggemar grup Kpop popular Bts seringkali merasa terhubung dengan pola dasar "idola" yang mewakili visi dan aspirasi mereka. Pengakuan ini memungkinkan penggemar untuk merasa sukses dan bangga menjadi seorang idola dengan cara berbeda, hal ini dapat sangat membantu bagi mereka yang merasa diabaikan dalam hidup mereka. 

The Process of Individuation and the Quest for Self-Discovery 

Teori Jung tentang individu menekankan pentingnya mengintegrasikan hal-hal yang berlawanan dalam diri individu, seperti sadar dan tidak sadar, rasional dan emosional, maskulin dan feminin. Integrasi ini diperlukan untuk pertumbuhan pribadi dan penemuan diri. Penggemar Kpop, terutama mereka yang tertarik dengan musik dan budaya, seringkali terlibat dalam proses individuasi melalui fandom mereka. 

Penggemar mungkin mengidentifikasi aspek-aspek tertentu dari kepribadian artis, seperti kepercayaan diri, kreativitas, atau empati, dan mencoba memasukkan kualitas-kualitas ini kedalam kehidupan mereka. Proses identifikasi dan integrasi ini dapat menghasilkan kesadaran diri dan pertumbuhan pribadi yang lebih besar. Misalnya, penggemar grup musik pop Korea Bts dikenal karena penampilan panggung dan kepercayaan diri mereka, dan penggemar mereka mungkin didorong oleh anggota grup tersebut dan berupaya meningkatkan kepercayaan diri dan harga diri mereka.

Peran Proyeksi dan Kekuatan Identifikasi

Konsep proyeksi Jung menyatakan bahwa orang bertanggung jawab atas pikiran, perasaan, dan keinginan bawah sadar mereka sendiri dan orang lain. Dalam dunia Kpop, seringkali para penggemar menyalurkan kerinduan dan kegelisahannya kepada artis favoritnya sehingga menghasilkan respon emosional yang mendalam. Tindakan proyeksi ini juga dapat diartikan sebagai bentuk keterhubungan, karena penggemar merasakan elemen identitas mereka sendiri dalam diri artis dan merasakan keterhubungan dan keterlibatan. 

Ilustrasi penting dari fenomena ini dapat dilihat di kalangan pengikut setia BTS, grup Kpop yang sangat terkenal. Para penggemar ini sering kali menyimpan aspirasi romantis terhadap anggota grup, yakin akan keterlibatan mereka dalam hubungan romantis dengan para artis. Proyeksi ini berfungsi sebagai instrumen yang ampuh untuk ekplorasi diri, karena penggemar menemukan hiburan dalam berhubungan dengan artisnya dan menggali kerinduan dan sentimen mereka sendiri. 

Kesimpulan 

Di dunia Kpop, dampak psikologis yang mendalam terlihat jelas dalam hubungan dinamis antara penggemar dan teori Neoanalitik Carl Jung. Ikatan emosional yang dibentuk penggemar dengan artis kesayangannya dipupuk melalui identifikasi dengan arketipe, perjalanan individuasi, dan tindakan proyeksi. Dengan menyelidiki fenomena psikologis ini, penggemar mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tidak hanya dengan musik dan budaya, tetapi juga perjalanan dan pertemuan pribadi mereka. 

Refences

  • Jung, C. G. (1968). The  Archetypes and the Collective Unconsious. Routledge.
  • Jung, C. G. (1969). The Process of Individuation. Routledge
  • Jung, C. G. (1969). The Psychological Aspects of the Collective Unconsious. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun