Meski demikian, tidak menyurutkan untuk mengabadikan momen dulu berlatar belakang air terjun.
Curug Cikanteh dan Curug Ngelay
Sudah puas berfoto, kami pun lanjut ke Curug Cikanteh. Nah, bagian ini benar-benar bikin capek! Sebab, untuk menuju ke sana, kami harus trekking sekitar 15-30 menit untuk mencapai atas.Â
Aku pikir bakal melewati jalanan datar dan bebatuan kecil, ya ampun nyatanya untuk mencapai atas, aku harus nanjak, melewati jalanan dengan bebatuan besar dan juga jembatan bambu yang bergoyang.Â
Rasanya saat nanjak itu benar-benar melelahkan, mungkin karena jarang olahraga juga kali ya. Terus juga di sana, minim alat bantu pegangan. Jadi tidak semua rute disediakan pegangan bambu, ada kalanya kita harus pegangan dengan batu dan akar pohon. Pantas saja, sebelum trekking dimulai, ranger bilang jangan bengong. Ternyata pas merasakan sendiri, hmmm bengong dikit, kalau jatuh bisa beda alam. Toh curam banget tanjakannya!
Sampe di curug kedua, Cikanteh, kami pun istirahat sebentar di bebatuan besar sebelum ke curug paling atas, Curug Ngelay.Â
Minusnya trekking ke curug saat musim kemarau itu, debit airnya kecil jadi tidak bisa melihat keindahan derasnya air. Tapi plusnya, rute trekkingnya tidak licin.Â