Saat duduk di kursi semula, aku ngintip sedikit dari jaketku, ternyata kursi tersebut ditempati sepasang kekasih. Aku juga tidak tahu, mereka naik dari stasiun mana. Tapi aku ingat itu terjadi pukul 9 malam.Â
Selama perjalanan, terasa sekali badanku pegal. Tidur semakin tak nyenyak karena penumpang di belakang nampak menyenderkan kepalanya ke kursiku sembari menggerutu.Â
Menjelang pukul 02.00, aku melihat sepasang kekasih sudah tidak ada di kursi sebelah. Karena diriku sudah tidak tahan, aku pun pindah lagi. Tapi kali ini, aku tidak tidur khawatir nanti ada penumpang yang menempati kursi tersebut.
Hari Selasa, 27 September 2022 pukul 03.25, akhirnya kereta kami tiba di Stasiun Senen.Â
Beberapa porter masuk ke dalam kereta dan menawari jasanya untuk membawakan barang penumpang.Â
Di tengah rasa kantuk dan badan yang terasa pegal, sampai di Stasiun Senen, kami pun harus berjalan lagi dan menaiki tangga untuk menuju pintu keluar.Â
Tiba di pintu keluar, ternyata Stasiun Senen di hari itu ramai juga. Entah mau ke mana para penumpang hari itu.Â
Di tengah kipas angin yang besar, kami duduk berdua dan menyelesaikan utang piutang patungan selama berlibur di Yogyakarta. Transaksi kami pun berakhir saat kumandang azan subuh tiba.Â
Selesai salat subuh, kami pulang dengan naik KRL menuju Stasiun Serpong dari Stasiun Tanah Abang. Aku menghela napas. Lelah melihat orang-orang mengejar kereta di pagi hari. Bising dengan suara toa petugas yang mengatur penumpang. Pusing dengan sinar matahari yang sedikit demi sedikit mengeluarkan cahayanya.Â
Sepanjang KRL berjalan, pikiranku masih melayang ke Yogyakarta. "Liburanku kurang panjang."Â Gumamku dalam hati.Â