Mohon tunggu...
Sharfina
Sharfina Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Writer

Suka jalan-jalan ke tempat baru sambil motret tidak asal jepret 📸

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Catat, 5 Hal yang Perlu Dipersiapkan Mahasiswa Sebelum KKN

8 April 2021   10:00 Diperbarui: 8 April 2021   18:25 1971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai mahasiswa, pasti kamu tidak asing dengan istilah KKN. Namun bagi kamu yang belum tahu apa itu KKN. Saya akan menjelaskannya sedikit. 

KKN atau Kuliah Kerja Nyata adalah sebuah program kampus yang bertujuan mewujudkan salah satu tridharma perguruan tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat.

Biasanya KKN ini dilaksanakan oleh mahasiswa semester 6 atau 7. Dan dalam praktiknya, nantinya mahasiswa akan ditempatkan di sebuah desa alias tempat yang jauh dari kota untuk mengabdi kepada masyarakat dalam kurun waktu satu sampai dua bulan.

Berhubung di Kompasiana banyak banget tugas kuliah mengenai KKN, saya jadi ingin memberikan sedikit cerita dan pengalaman saya selama KKN dulu saat saya masih berstatus mahasiswa.

Beda universitas, beda pula implementasinya. Di universitas di mana saya menimba ilmu, KKN dibagi menjadi dua, yaitu mandiri dan berkelompok. Jika KKN mandiri lebih banyak mengerjakan tugas-tugas di lingkungan kampus, maka sebaliknya KKN berkelompok, mahasiswa akan terjun langsung ke desa untuk mengabdi. Dan berhubung saya makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, maka saya pun memilih KKN berkelompok.

Jika teringat perjuangan mencari teman untuk diajak bergabung dalam grup KKN memang ada saja dramanya. Dulu waktu angkatan 2012, saya harus mencari 18 orang (sudah termasuk saya) dari 5 fakultas yang mana masing-masing perwakilan fakultas tidak boleh membawa lebih dari 4 orang. 

Beruntung sekali sewaktu saya kuliah, saya punya kenalan beberapa teman dari berbagai fakultas. Nah dari situ, teman saya dari berbagai fakultas mulai mencari teman untuk diajak bergabung.

Drama pun dimulai.....

Sewaktu grup KKN sudah dibuat dan beberapa teman saya sudah membawa dua orang perwakilannya dari fakultas, justru sebaliknya saya agak kesulitan menemukan teman yang satu fakultas dengan saya. 

Saya wanti-wanti tidak memilih teman yang satu jurusan atau bahkan satu kelas, supaya nantinya Kelompok KKN ini memiliki tim dari ragam jurusan yang berbeda.

Berbekal grup sosmed yang mana isinya teman-teman sewaktu masa orientasi kampus, saya pun menanyakan mereka satu per satu. Dan ternyata semuanya sudah memiliki grup masing-masing, dan tersisalah Bambang (bukan nama sebenarnya) yang belum memiliki grup.

Saat Bambang akan bergabung ke grup, dia meminta saya dan teman-teman untuk menerima 4 orang temannya dari jurusan yang sama dengan dia. Namun, karena kuota setiap fakultas hanya dibatasi maksimal 4 orang dan permintaan dia tidak dapat saya dan teman-teman penuhi, akhirnya ia langsung left group.

Lelah hati cari orang sana sini, akhirnya saya pun mencari orang lewat Twitter official KKN. Alhamdulillah, saya pun mendapatkan anggota baru dari sains teknologi 4 orang dan humaniora 2 orang. Akhirnya, terbentulah tim yang beranggotakan 18 orang dengan formasi 9 cowok dan 9 cewek.

Sebelum KKN berlangsung di bulan Agustus 2015, kami pun sering mengadakan rapat untuk pembuatan proposal pengajuan dana ke beberapa perusahaan (meski dapat dana dari universitas, namun tetap saja kami lakukan untuk jaga-jaga proker yang kami buat over budget) hingga menentukan tugas dari tiap masing-masing anggota plus program kerja yang nantinya akan dilakukan bersama selama sebulan di desa.

Hari H tiba tepatnya 1 Agustus 2015, kami pun pergi untuk mengabdi ke sebuah desa di daerah Jawa Barat. Tiba di lokasi siang hari, kami langsung bergegas bagi-bagi ruangan, yang mana cowok tinggal di rumah Ibu RT, sedangkan yang cewek tinggal di kontrakan Ibu RT. 

Kami pun membuat kesepakatan, cowok hanya boleh ke rumah cewek untuk makan dan bahas evaluasi rapat.

Satu per Satu Program Kerja Mulai Berjalan

Mengajar bahasa Inggris di hari pertama (Dokumentasi Irham)
Mengajar bahasa Inggris di hari pertama (Dokumentasi Irham)
Mengajar bahasa Inggris, menjadi salah satu program kerja kami selama sebulan. Anggota program kerja ini terdiri dari saya dan lima teman lainnya yang berasal dari jurusan ilmu ekonomi, sains dan teknlogi, serta ilmu politik.

Jujur, waktu kali pertama melihat ruangan kelas yang terbilang cukup besar dan diisi lebih dari 50 murid, saya merasa nervous sekali. 

Saya hanya khawatir apakah mereka dapat paham dengan penjelasan yang saya sampaikan dan apakah nanti suara saya ini akan terdengar oleh mereka. 

Alhamdulillah saat berjalan, akhirnya pikiran negatif tersebut dapat dilalui dan ternyata seru juga. Dan setelah itu, program mengajar bahasa Inggris ini menjadi rutin dilakukan setiap Senin-Kamis dengan sistem rolling. 

Belajar bahasa Inggris di hari kesekian (Dokumentasi Irham)
Belajar bahasa Inggris di hari kesekian (Dokumentasi Irham)
Bagaimana dengan program kerja teman-teman yang lainnya?

Selain mengajar bahasa Inggris, beberapa teman saya dari jurusan komunikasi dan ilmu perpustakaan mengajar PAUD. Di sana, mereka mengajar adik-adik membaca dan juga menulis. 

Teman-teman jurusan komunikasi dan ilmu perpustakaan sedang berfoto bersama adik-adik PAUD (Dokumentasi Irham)
Teman-teman jurusan komunikasi dan ilmu perpustakaan sedang berfoto bersama adik-adik PAUD (Dokumentasi Irham)
Selain itu, untuk teman-teman yang berasal dari jurusan bisnis memiliki program mini seminar untuk anak-anak SD mengenai "gemar menabung sejak dini", sedangkan sisanya yang lain terutama yang cowok-cowok telah ditugaskan untuk terlibat langsung berkomunikasi dengan warga terkait program kerja.

Selain setiap perwakilan fakultas membuat program kerjanya masing-masing, kelompok KKN kami pun setiap sore membuka kelas bimbel.

Anak-anak yang datang kepada kami pun beragam usia, dimulai dari PAUD hingga anak 6 SD. Alhasil rumah cowok maupun cewek selalu ramai dengan anak-anak.

Berhubung saya tidak suka matematika, maka saya lebih banyak mengajar anak-anak mata pelajaran calistung dan bahasa Inggris. Ternyata betul, mengajar anak-anak itu harus butuh kesabaran, apalagi kalau yang masih kecil banget, selain harus sabar, ragam ide pun harus ada agar mereka tidak jenuh. 

Beruntung, saya membawa stempel gambar warna-warni. Jadi, bagi mereka yang mampu menjawab soal dari saya, maka akan saya kasih stempel gambar di bukunya. Alhasil, mereka pun jadi semangat lagi belajarnya.

Mengajar bimbel anak-anak (Dokumentasi Irham)
Mengajar bimbel anak-anak (Dokumentasi Irham)
Selain itu, program kerja yang membuat saya berkesan adalah program pembuatan edamame menjadi onde-onde dan susu kedelai. Program kerja ini merupakan salah satu ide teman kami yang berasal dari jurusan Kimia. 

Berhubung program edamame ini nantinya akan disosialisasikan ke balai desa, alhasil beberapa hari sebelum acara, kami mengunjungi salah satu perumahan warga yang memiliki edamame untuk meminta izin memetiknya. Dengan naik motor gonceng dua hingga tiga orang, kami pun kembali ke rumah dengan membawa dua karung edamame.

Bisa dikatakan, kali pertama saya melihat edamame dan mengolahnya langsung menjadi onde-onde dan susu kedelai. Karena kami membawa dua karung, alhasil kami pun kebut-kebutan setiap ada waktu luang mengupas edamame dan mengambil bijinya. Bahkan tangan kuku saya sampai menghitam dan tak jarang setiap mengupas edamame, ada ulat kecil-kecil. Hiiiii 😫

Dan saat hari H tiba untuk disosialisasikan di balai desa, masyarakat yang hadir cukup banyak dan kami pun membagikan onde-onde serta susu kedelai buatan kami supaya nantinya ke depan warga dapat memanfaatkan edamame sebagai sebuah peluang inspirasi untuk usaha mereka.

Sosialisasi edamame di balai desa (Dokumentasi Irham)
Sosialisasi edamame di balai desa (Dokumentasi Irham)
Selain kisah program kerja edamame yang seru, kegiatan 17 Agustus di desa tersebut juga menjadi momen yang tidak pernah saya lupakan. Sebab ini kali pertama bagi saya menjadi panitia lomba 17 Agustus-an di desa orang.

Meski target lomba ini dikhususkan untuk anak-anak saja dan lombanya tergolong mudah, seperti tarik tambang, memasukkan pensil ke dalam botol, makan kerupuk, gigit kelereng pakai sendok, dan balap karung. Namun, letihnya tuh terbayar dengan keseruan, meski cuaca di bulan Agustus tahun 2015 itu cukup panas.

Berofoto di depan gapura bersama anak-anak desa (Dokumentasi Irham)
Berofoto di depan gapura bersama anak-anak desa (Dokumentasi Irham)
Foto bersama setelah upacara 17 Agustus (Dokumentasi Irham)
Foto bersama setelah upacara 17 Agustus (Dokumentasi Irham)
Kok keliatannya seru terus ya, emang enggak ada kisah seram? Oh tentu ada....tapi saya tidak mau ingat-ingat ah!

Intinya, kalau kalian tinggal di tempat orang, jaga ucapan dan perilaku ya, guys......

Barangkali, bagi adik-adik mahasiswa yang belum tahu. Kegiatan KKN itu bukan liburan lalu foto-foto terus update di sosmed ya. 

Ingat di sana, kamu akan mengabdi selama berbulan-bulan. Jadi, pastikan sebelum KKN, kamu dan anggotamu persiapkan hal-hal berikut ini:

Atur Rapat Anggota
Jika kamu sudah mempunyai anggota kelompok atau dari kampus sudah menentukan anggota kelompoknya, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah siapkan agenda rapat perdana. 

Rapat jangan setiap hari, agar tidak menimbulkan kebosanan, cukup beberapa kali namun poin yang dibahas padat, jelas, dan rinci.

Jangan lupa dalam rapat perdana, kamu dan anggotamu menentukan struktur anggota, mulai dari ketua hingga anggota di tiap divisi lainnya agar setiap anggota memiliki tanggung jawabnya masing-masing.

Nah, selain itu saat rapat juga penting setiap anggota sudah memiliki bayangan program kerja (proker) masing-masing. Sehingga, sampai di desa tujuan, kamu tidak lagi bingung memikirkan apa yang harus dikerjakan. 

Perlu diingat juga, program kerja KKN itu memiliki kebijakan yang beragam tergantung kebijakan kampus di mana kamu kuliah. Ada yang program kerjanya kolektif, ada yang dikerjakan secara individu yang mana disesuaikan dari keahlian program studi dan ada juga yang sudah ditentukan oleh dosen pembimbing lapangan.

Riset dengan Survei Langsung ke Lokasi
Selanjutnya, kamu dan anggotamu perlu melakukan riset dengan langsung survei langsung ke desa di mana kamu akan KKN. Ini terserah kamu dan anggota, apakah harus semuanya ikut atau cukup beberapa orang saja. Ingat, bawa buku catatan guna mencatat permasalahan apa yang terjadi di desa tersebut.

Jangan lupa juga saat survei ke desa, wajib bagi kamu dan anggota untuk bertemu langsung dengan kepala desa atau perangkat desa setempat guna berdiskusi terkait kondisi di desa tersebut.

Setelah riset lokasi dan data-data permasalahan sudah dikumpulkan, kamu dan anggota dapat menentukan latar belakang program. Perlu diketahui, bisa saja, program kerja bayangamu sebelumnya yang sudah dibuat waktu awal rapat dirombak lagi dan lebih mengikuti permasalahan yang dialami di desa tersebut.

Jangan lupa susun skala priotritasnya, mana yang biasa dikerjakan dan diperbaiki oleh setiap anggota berdasarkan keahlian dan kemampuan, jadwal kegiatan hingga jumlah anggaran yang perlu dikeluarkan.

Cari Dana Tambahan
Setelah rancangan kegiatan dibuat berdasarkan hitung-hitungan program kerja yang akan dilakukan, kamu dan anggotamu juga bisa mencari dana tambahan. 

Meski dari universitas sudah dikasih, namun tidak ada salahnya toh jaga-jaga mencari dana tambahan jikalau program kerja yang dijalankan melebihi anggaran yang sudah diberikan. 

Nah, dana ini bisa kamu dan anggotamu dapatkan dari uang patungan atau bisa juga mengirimkan proposal sponsorship ke perusahaan yang programnya relevan dengan program kerja kamu dan anggotamu. 

Jika kamu dan anggotamu sudah mengirimkan proposal namun belum ada kabar, tidak ada salahnya follow up baik-baik lewat telepon. Pokoknya semangat, guys.....

Bikin Jadwal Piket Kebersihan dan Masak
Mungkin ini jarang jadi perhatian serius setiap anggota KKN, namun selama saya KKN, justru keretakan anggota dapat bermula dari sini. 

Maklum saja, satu rumah banyak watak dan sifat yang berbeda tiap individu, jadi supaya tidak terjadi diem-dieman lalu gondok-gondokan, jadwal piket membersihkan rumah dan memasak perlu dibuat, guys.

Misalnya kamu enggak bisa masak, setidaknya bukalah hati nurani untuk menawarkan bantuan, meski hanya ngupas-ngupas bawang sekali pun.

Buat Laporan KKN
Perkelahian setelah KKN juga bisa bermula dari urusan membuat laporan lho, guys. Jadi, selama KKN penting banget buat kamu mencatat semua program kerja yang kamu lakukan, mulai dari tanggal dan tempat pelaksanaan, jenis kegiatan, sasaran, kendala hingga output yang ditemukan saat program kerja dilaksanakan.

Biasanya konflik ini sering terjadi dikarenakan yang mengerjakan laporan hanya beberapa orang saja, sisanya menghilang hanya menunggu nilai keluar dari dosen pembimbing lapangan.

Nah, itu lah beberapa hal yang harus kamu persiapkan sebelum memulai KKN. Meski kamu dapat kelompok enggak enak sekali pun, sabar-sabar saja tetap komunikasikan dengan baik supaya bebas konflik.

Referensi

Berfoto bersama setelah gerak jalan bersama warga usai upacara 17 Agustus (Dokumentasi Irham)
Berfoto bersama setelah gerak jalan bersama warga usai upacara 17 Agustus (Dokumentasi Irham)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun