Mohon tunggu...
Sharfina
Sharfina Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Writer

Suka jalan-jalan ke tempat baru sambil motret tidak asal jepret 📸

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Luka] Aku dan Perempuan Bermata Ceri

13 November 2018   17:25 Diperbarui: 13 November 2018   17:23 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Lekton.info

Tiba-tiba ketika aku berusaha berdiri, perempuan manis itu sudah tidak ada lagi. "Ah... menyebalkan, padahal gambar ini sedikit lagi akan selesai."

Ku putuskan balik ke kelas menuruni anak tangga perpustakaan, tiba-tiba dari arah berlawanan, perempuan dengan mata ceri itu datang, kedua tangannya membawa buku-buku ke rak dorong yang berada di dekat pintu.

Aku pun bergegas lari ke bawah karena detup jantungku tak kunjung berhenti. Ingin balik lagi ke atas dan menghampirinya, namun ternyata rasa takutku besar untuk mengurungkan niatku. Maka di lantai dasar dekat meja, aku pun memberanikan diri untuk bertanya kepada salah satu petuga sperpustakaan tentang perempuan itu.

Dina Pertiwi adalah nama perempuan yang memiliki mata ceri itu. Dia anak kelas 12 jurusan IPA yang sedang bekerja di perpustakaan  menggantikan tugas bapaknya yang sedang sakit.

Hari berganti hari, aku semakin penasaran dengan Dina. Untuk mengurangi rasa penasaranku, maka hari ini ku memberanikan diri untuk berkenalan dengannya. Rak-rak buku di perpustakaan itulah yang menjadi saksi aku berkenalan dengannya. Ternyata dia perempuan yang ramah.

Setelah perkenalan di hari itu, kami semakin akrab dan kami jadi sering pergi berkunjung ke Perpustakaan Nasional di hari sabtu. Dina lah yang pada akhirnya membuatku ingin selalu ke perpustakaan dan mendengarkan cerita-cerita dari setiap buku yang ia baca. Dina lah yang pada akhirnya membuat masa-masa SMA ku menjadi indah.

***

Menjelang Ujian Nasional yang akan dilaksanakan bulan depan, aku dan Dina jarang bertemu. Dia sudah tidak bekerja di perpusataakn sekolah lagi sebab bapaknya sudah sembuh. Sering aku berjalan melewati kelasnya, namun jarang pula aku melihat si perempuan bermata ceri tersebut. Ke mana dia? Sedang apa dia? Dia terus membuatku resah dan gundah gulana.

Di hari senin setelah upacara bendera, akhirnya aku bertemu dengan dirinya. Matanya begitu sendu dan ia tampak pucat kali ini. Ia mengatakan kepadaku bahwa hampir seminggu lebih, ia tidak masuk karena sakit typus. Aku pun hanya diam mendengarkan alasannya, tapi sesungguhnya dalam hati, aku sunggu khawatir dengan keadannya. Namun aku takut jikalau banyak bertanya, ia akan curiga dengan perasaanku sebenarnya kepadanya.

***

Pengumuman Ujian Nasional telah diumumkan. Seluruh murid di sekolah kami pun lulus. Aku melihat nama Dina ada diurutan pertama di pengumuman kelulusan. Setelah Ujian Nasional berakhir, kami pun mempersiapkan diri mengikuti ujian masuk perguruan tinggi. Dan itu semakin membuat kami sulit untuk bertemu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun