Dalam menjalani bisnisnya, Dahlia Gracendy selaku Head of Marketing Kampoeng Timoer juga mengatakan bahwa kesuksesan bisnisnya saat ini, tidak luput dari tantangan yang ia hadapi. Dirinya sempat mengatakan bahwa biaya pengiriman produknya itu sanggat mahal dan dihitung menggunakan kilogram bukan volume. Sehingga, ketika produknya akan dijual di luar Balikpapan, poruduknya akan kalah bersaing dengan harga produk sejenisnya.Â
"Yang jadi tantangan bagi pelaku UKM di daerah seperti kami, utamanya memang masalah pendistribusian barang yaitu masalah ongkos kirim barang. Apalagi produk Timoer Laut adalah snack makanan ringan yang oleh ekspedisi selalu dikenakan volume dalam pengirimannya. Jadinya pas produk kami sampai di pulau Jawa, harganya sudah tidak kompetitif sangat kontradiktif dengan pasar di pulau Jawa yang menginginkan makanan murah, enak, dan banyak", kata Dahlia Gracendy, Head of Marketing Kampoeng Timoer.Â
Dahlia juga mengatakan bahwa produk Kampoeng Timoer telah sampai ke kota lainnya di Kalimantan Timur dan dan untuk pulau Jawa sendiri sudah ada di Jakarta, Yogya dan juga Bandung. Selain kendala mengenai ongkos kirim, bahan baku juga merupakan kendala yang masih dialami oleh Kampoeng Timoer.Â
Sebagai menjawab atas tantangan tersebut, JNE sebagai perusahaan nasional yang berkonsentrasi pada bidang usaha jasa pengiriman dan pendistribusian pun hadir untuk menjawab tantangan tersebut.Â
Maryland Hendar Prasetyo, Head of Marketing Communication Division JNE mengatakan, "Dalam mengatasi berbagai tantangan, JNE menjalankan strategi dalam pendistribusian. JNE juga terus mengembangkan kapabilitas perusahaan, seperti infrastruktur, jaringan, dan IT, agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan setia termasuk para UKM serta IKM yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian."
Lebih lanjut, Maryland juga menyampaikan sebagai wujud dari langkah-langkah JNE tersebut, salah satunya adalah produk layana  atau fasilitas yang dapat menjadi solusi bagi para wirausahan. Untuk mendukung perkembangan UKM di Balikpapan, kini JNE menyediakan produk layanan Intracity 4 Jam serta Intracity COD untuk paket-paket dan tujuan di dalam kota.Â
JNE dalam menjalankan bisnisnya tentu mengalami perubahan. Dahulu jika JNE hanya berfokus pada hanya pengiriman makanan atau pakaian ke luar kota atau luar negeri. Kini, JNE lebih inovatif dan menjalankan usahanya sesuai dengan trend saat ini. Sebab di berbagai kota, pasti akan ditemukan kebutuhan yang berbeda-beda. Seperti misalnya di Jakarta, banyak sekali wanita karir di luar sana yang tetap bekerja meskipun memiliki anak. JNE hadir menawarkan jasa JESIKA (Jemput Asi Seketika) dan MAHMUDIN (Mamah-mamah Muda Independen) untuk membantu para ibu muda untuk tetap memberikan asupan makanan bagi anak-anak mereka.
Selain itu, terdapat pula JTR (JNE Trucking) yang dapat diambil meminimalisir biaya pengiriman untuk seluruh paket dengan berat minimum 10 Kg. Jadi misalnya bila para UKM ingin mengirimkan paket 10 Kg dari Balikpapan ke Jakarta dengan produk layanan regular, maka tarif pengirimannya adalah Rp 270 ribu sedangkan dengan JTR hanya Rp 115 ribu.
Selama 28 tahun berdiri, JNE sudah membangun 250 kantor operasional dan juga memperluas jaringan hingga lebih dari 6.000 outlet di seluruh Indonesia untuk bersaing dalam Asia Free Trade Area yang berjalan sejak tahun 2015.Â