Saat ini perkembangan perekonomian di Indonesia sedang berkembang dnegan pesat, sejumlah kota di luar Jawa menjadi daya tarik para investor untuk berinvestasi. Balikpapan, merupakan salah satu kota yang tepat untuk mengembangkan usaha, seperti jasa, industri, pariwisata dan perdagangan.
Selain itu, Balikpapan juga akan semakin dilirik dengan salah satu pembangunan infrastruktur, yaitu pembangunan jalan tol Balikpapan-Samarinda yang ditargetkan akan berakhir di akhir tahun 2018. Tentunya dengan pembangunan infrastruktur tersebut akan membawa dampak positif bagi perkembangan UMKM di Balikpapan.Â
Sebagai bagian dari dukungan terhadap UMKM lokal di Balikpapan, JNE bersama Kompasiana menggelar acara KOPIWRITING dengan tema "Peran Infrastruktur dalam Memajukan Industri Kreatif" yang digelar di Blue Sky Hotel Balikpapan pada Kamis, 25 Oktober 2018.
Membuka sesi pertama dalam acara tersebut, Dootje Marpaung selaku Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Balikpapan memberikan informasi bahwa infrastruktur tidak hanya selalu berupa fisik, namun ada juga infrastruktur non fisik, seperti ekonomi kreatif, SDM terkait melalui permodalan, inovasi, kesemuanya merupakan infrastruktur kategori non-fisik.Â
Doortje juga mengatakan bahwa pemetaan ini bersifat dinamis dan konvensional sebab tidak bisa pendataannya setiap saat dilakukan dan bisa berbeda setiap pihak yang melakukannya, namun sekarang pemetaan ini dapat dibuat dengan bantuan dari tiap kecamatan yang ada di Balikpapan. Apalagi, di Balikpapan sudah ada sekitar 20.421 UMKM, tetapi hanya 2.927 UMK (perdagangan, kuliner dan kerajinan) yang terdaftar dan memiliki izin.
Dalam mengembangkan Potensi di UMKM di Balikpapan tidaklah mudah, tentu banyak tantangan yang perlu dihadapi. Kendala pemasaran tentu pasti akan dihadapi oleh pelaku UMKM ketika menjalankan usahanya, namun itu bisa dilakukan melalui melalui pemanfaatan sosial media atau pelatihan online marketing yang bisa disampaikan ke pemerintah. Terpenting dari semua itu adalah bangun sinergitas untuk membangun kemajuan UMKM.Â
"Tantangan yang kerap dihadapi oleh UMKM di Balikpapan antara lain bagaimana terus menjaga konsistensi kualitas produk, harga yang mampu bersaing, sampai ke persoalana bagaimana memanfaatkan teknologi untuk marketing melalui media social. Selain itu juga, belum optimalnya eskpor baik melalui pelabuhan dan bandara merupakan tantangan lainnya bagi UMKM Balikpapan", ujar Doortje Marpaung.Â
Kualitas produk memang akan selalu menjadi tantangan bagi pelaku UMKM agar mampu bersaing dengan produk yang lain. Doortje Marpaung juga mengungkapkan untuk mengatasi hal tersebut, Dinas Koperasi dan UMKM Balikpapan juga akan tetap memberikan kontribusinya secara optimal, seperti mengadakan pelatihan, pembinaan, peningkatan kualitas produk, packaging dan branding produk yang akan dibantu untuk pengurusan HAKI, label halal, label kadaluarsa, PIRT dan sebagainya.Â
Lebih lanjut, Doortje Marpaung mengungkapkan  untuk menghadapi tantangan tersebut, pelaku juga perlu ada inisiatif untuk mengembangkan produknya jangan hanya bergantung pada pemerintah. Sebab, pemerintah juga masih memiliki keterbatasan sehingga diharapkan pelaku usaha tidak pasif. Terpenting adalah kemauan, motivasi, konsistensi, serta strategi untuk membangun kesuksesan bisnis.
Peran dan Dukungan JNE dalam Membantu perkembangan UMKM