Mohon tunggu...
Sharfina
Sharfina Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Writer

Suka jalan-jalan ke tempat baru sambil motret tidak asal jepret 📸

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Setiap Pekerjaan Memiliki "Kesan" Tersendiri

4 Desember 2017   16:52 Diperbarui: 4 Desember 2017   17:03 1124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lulus dari bangku perkuliahan tentunya menjadi sebuah kebanggan tersendiri bagi setiap orang, namun tentunya dibalik "kebahagian" pastinya ada rasa bingung "Mau kemana setelah lulus nanti." Itulah yang saya rasakan setelah tali toga saya berpindah dari sebelah kiri ke sebelah kanan, saat itu rasa sedih lebih dominan daripada rasa bahagia itu sendiri. Banyak teman saya yang mengucapkan selamat atas kelulusan saya dan banyak juga yang menyelipkan " Welcome to the jungle!" Seketika kalimat itu terus menghantui saya, sehingga saya sulit sekali untuk tidur dikarenakan saya terus memikirkan apa yang harus saya lakukan esok hari.  

Membahas mengenai pekerjaan pertama, sejujurnya saya bingung akan memulai bercerita darimana. Sebelum saya mendapatkan kerja di "kantor impian" saya sekarang ini, saya sempat memulai karir pertama saya menjadi guru bimbel Bahasa Inggris di sebuah lembaga. Dengan berbekal ilmu bahasa Inggris yang terbilang tidak "expert" banget, setiap sore sehabis pulang kuliah, saya pun berubah status menjadi guru Bahasa Inggris. 

Awalnya keputusan saya untuk bekerja sehabis pulang kuliah ditentang oleh ayah saya, namun  saya tetep kekeuh untuk melanjutkan keinginan saya tersebut. Mengapa demikian? Sederhana saja,selain ingin mencari pengalaman, saya ingin belajar mandiri dan tidak teralalu bergantung kepada orangtua, apalagi saya sudah besar, malu rasanya jika "uang jajan" saja masih minta. 

Bercerita mengenai pekerjaan saya saat menjadi guru bimbel bisa dikatakan tidak mudah, apalagi jika berhadapan dengan anak SD yang susah sekali diatur. Kita sebagai guru tentunya dituntut sabar. Alhamdulillah selama saya mengajarkan anak-anak, saya mampu bekerjasama dengan baik. Terkadang memang sih kita juga perlu untuk ikut kemauan mereka, namun disatu sisi kita juga harus tegas terhadap tugas kita sebagai guru. Apalagi jikalau mereka sudah banyak keinginan untuk bermain, taktik saya saat hanya satu, yaitu memberikan mereka gamesberbahasa Inggris. 

Tujuan saya sederhana, supaya mereka bisa bermain namun tetap tidak meninggalkan belajar. Hitung-hitung kan bisa membantu mereka menghafal vocabdalam bahasa Inggris juga. Namun, saya menjadi guru bimbel Bahasa Inggris tak berjalan lama. Hanya setahun saya membagikan ilmu saya kepada anak-anak dikarenkan tempat bimbel dimana saya bekerja harus pindah ke tempat yang jauh dari rumah saya. 

Seiring berjalannya waktu tepatnya ketika saya sedang menyusun skripsi, saya terus memikirkan kehidupan,seperti mau dibawa kemana kehidupan ini? mau jadi apa saya setelah lulus? apa sih sebeneranya passion saya itu? apakah saya cocok menjadi guru? dan banyak sekali pertanyaan muncul di dalam pikiran saya. Hingga disuatu titik, akhirnya intuisi datang menghampiri saya. Saya merasa dunia jurnalistik adalah passion saya. Saya meresa dunia jurnalistik seru dan banyak tantangan, apalagi jikalau terjun ke dunia jurnalistik saya bisa ketemu dengan tokoh atau selebriti hebat yang biasanya hanya saya lihat di depan televisi saja.

Setelah lulus kuliah, akhirnya saya semakin membulatkan passion serta tekad agar impian saya kerja di media bisa terwujud. Hari-hari menganggur di rumah yang terbilang sangat membosankan, akhirnya saya manfaatkan untuk menjadi contributor writer di media online. Yaah hitung-hitung menggali kemampuan menulis saya meskipun tak mendapatkan uang. Hehehe.

Sejauh saya menjalani hidup, saya banyak belajar mengambil makna serta pembelajaran dari hidup tersebut. Bahwa Tuhan pastinya akan mengabulkan do'a setiap hambanya melalui tiga cara. Alhamdulillah akhirnya Tuhan mengabulkan impian yang saya dambakan sejak dari dulu, bahkan sampai detik ini pun masih ada rasa tidak percaya jikalau passion yang saya miliki dapat membawa saya hingga ke titik tersebut. 

Mulai dari hari pertama saya menginjak kaki saya di perusahaan tersebut hingga saat ini, tentunya banyak pengalaman serta pembelajaran beharga yang saya dapatkan, yang mana wawasan saya semakin bertambah dikarenakan bekerja di industri media mengharuskan kita membaca dan harus up to date dengan kejadian di sekitar kita. Selain itu, ada perasaan senang juga ketika artikel yang kita tulis dapat memberikan maanfaat kepada pembaca. 

Sebelum cerita yang saya tuangkan berakhir, saya sebagai penulis pada akhirnya ingin memberi kesimpulannya bahwa dari pengalaman dan juga dari pekerjaan yang pernah saya geluti (mulai menjadi guru hingga menjadi penulis di industri media) tentuya memilik kesannya sendiri. Namun sekali lagi, saya ingin berbagi kepada pembaca bahwa alangkah nikmatnya jika bekerja sesuai dengan passion, karena meskipun selelah apapun jikalau dikerjakan sesuai dengan passion, pasti ada rasa keinginan untuk memperjuangkannya. Dan jikalau hari ini pekerjaan yang kamu geluti tidak sesuai passionsehingga membuatmu tidak betah, maka cobalah sebisamu dan tetap perjuangkan, sebab di zaman sekarang mencari kerja tidaklah mudah, bersyukurlah dengan apa yang sudah kamu dapat. Sebab diluar sana masih banyak orang yang menganggur dan membutuhkan pekerjaan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun