Mohon tunggu...
Shara Octaviani
Shara Octaviani Mohon Tunggu... Lainnya - Epicure

Menjadi pelaku dari pengalaman yang dituliskan untuk berbagi cerita dan belajar untuk memahami isi dunia

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Langkah Sendok di Korea Selatan-Gwangjang Market

13 April 2020   12:43 Diperbarui: 13 April 2020   12:50 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri | Ajumma memegang korban sebelum kejadian

Memulai perjalanan kuliner ini, saya berangkat sendiri dari Jakarta dan disana saya akan bertemu teman saya, Tyas. Dia yang membantu saya dalam petualangan kuliner kali ini. Tentu dengan adanya teman yang bisa berbahasa lokal akan jauh lebih mudah bagi saya yang cuman datang dengan asas doyan makan.

Dari total 10 hari saya di sana, kegiatan yang paling senang saya lakukan adalah pergi ke pasar.Banyaknya penjual makanan, bumbu yang tidak saya kenal dan makanan yang baru saya lihat membuat saya semakin semangat.

Gwangjang Market 

Gwangjang market adalah salah satu surga kuliner di Seoul. Banyaknya Ajumma (Ibu Ibu) yang menjual makanan sampai membuat saya cukup kebingungan. dari mulai tteokbokki, kimbab, jeon, sundae, odeng sampai kimchi semua ada

Dokpri | ajjuma penjual sundae
Dokpri | ajjuma penjual sundae

Dokpri | Ajumma penjual Tteokbokki
Dokpri | Ajumma penjual Tteokbokki

Dokpri | Ajumma Penjual Dokkebi Hotdog
Dokpri | Ajumma Penjual Dokkebi Hotdog

Makanan pertama yang saya beli adalah Kimbab. Kimbab yang di jual berukuran kecil namun rasanya sangat enak. Memang kimbab ini sekilas seperti sushi namun, isi kimbab biasanya sama yaitu sayuran, telur dadar dan daging. rasanya sangat enak dan juga mengenyangkan karena walaupun di jual dengan bentuk kecil tapi jalam jumlah per 10 buah.

Dokpri | Kimbab yang saya beli
Dokpri | Kimbab yang saya beli

Dokpri
Dokpri
Sambil ngemil Kimbab (ngemil kok ya nasi) saya kembali berjalan menyusuri lorong demi lorong di pasar ini dan pastiya harus duduk untuk mencoba tteokbokki asli di Korea. Duduklah kami di bangku dekat suatu counter dimana ajjuma penjual langsung menyodorkan semangkok penuh tteokbokki panas kepada saya dan tyas.

Dokpri  |1 porsi tteokbokki
Dokpri  |1 porsi tteokbokki

saya sangat tidak menyangka bahwa teokbokki 1 porsinya sangatlah banyak, karena harganyapun tidaklah mahal. tteobokki yang di hidangkan sangatlah empuk,  dan saus kentalnya sedap sekali. 

Sambil kami makan teokbokki yang sudah di hidang masih saja kami lirik lirik counter yang lain #tetep dan setelah kami menyantap tteobokki tadi kamipun beraih ke penjual jeon dan mie yang sudah di teropong dari tadi.

Jeon adalah bentuk bakwan milik orang korea, bedanya sizenya lumayan besar untuk di sebut bakwan. luarnya yang garing dan dalam yang lembut berisikan sayur sangat nikmat di santap panas panas dan Tyas mengusulkan kalau kita menyatapnya berbarengan dengan mie. 

Tipe mie di pasar ini sangat banyak, namun di sebelah counter jeon tadi terdapat mie yang berterkstur seperti jelly , saya kurang tau namanya apa. Perpaduan jeon yang hangat dan mie yang dingin sangat pas sekali, di tambah dengan keriuhan para penjual membuat pengalaman semakin menyenangkan.

Dokpri | Penjual Jeon
Dokpri | Penjual Jeon

Dokpri | Mie dingin
Dokpri | Mie dingin

Setelah semua itu kami santap, kami masi menyisakan tempat di perut kami untuk makanan yang Tyas rekomendasikan. Memang sedikit fear factor untuk orang orang yang tidak terbiasa namun di sini menjadi salah satu makanan yang wajib di coba. Makanan tersebut adalah ceker pedas dan gurita yang di makan seperti sashimi.

Untuk ceker yang pedas, rasanya sangat enakk, bumbunya pedas dan gurih dan sedap. makannya juga gampang karena cekernya sudah tak bertulang namun lama kelamaan bibir makin panas dan perut mulai mulas, tapi saya sangat menikmatinya sampai ketagihan.

Dokpri | inilah penampakan ceker pedas tersebut
Dokpri | inilah penampakan ceker pedas tersebut

Untuk hidangan gurita, memang beberapa waktu lalu juga sempat viral dengan video dimana kaki gurita itu menggeliat geliat seolah oleh masi hidup namun pada dasarnya gurita tersebut sudah di bersihkan dan siap santap. 

kaki yang bergerak tersebut karena otot guria yang tersiram kecap asin. Untuk rasanya sendiri cukup biasa saja. gurita cenderung hambar dan hanya terasa kecap asinnya, beruntung ada saus gochujang untuk di cocol.

Dokpri | Ajumma memegang korban sebelum kejadian
Dokpri | Ajumma memegang korban sebelum kejadian

Setelah seluruh hal tersebut, kami sangatlah kenyang sehingga kami memutuskan pulang. untuk makan malam kami memutuskan membeli kimchi dan ganjang gejang (kepiting mentah yang sudah di marinasi) rasanya sangat enak dan creamy, tidak amis sama sekali. pasar ini bagaikan salah satu surga di bumi. 

Saya sangat bersyukur memiliki pengalaman untuk menjelajahnya, dan saya berharap dapat kembali lagi ke sana untuk mencicipi maknan lainnya.

Dokpri | Beli Kimchi
Dokpri | Beli Kimchi

Dokpri | Ganjang Gejang
Dokpri | Ganjang Gejang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun