Mohon tunggu...
Sharai Felicia
Sharai Felicia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki hobi bernyanyi dan juga mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peluang dan Tantangan Generasi Muda di Era Perkembangan Teknologi menuju Indonesia Emas 2045

19 November 2024   18:30 Diperbarui: 19 November 2024   18:33 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya yakin bahwa setiap orang khususnya mahasiswa memiliki potensi yang besar dalam diri kita masing-masing untuk menjadi sosok agent of change (agen perubahan) menuju Indonesia Emas di tahun 2045 nanti. Pada dasarnya, setiap orang baik apapun gendernya, laki-laki maupun perempuan memiliki hak kesempatan yang sama untuk menempuh pendidikan yang tinggi seperti S1 atau Sarjana. Banyak juga yang menginginkan untuk melanjutkan pendidikannya ke universitas ternama di Indonesia serta memilih program studi yang tak kalah bergengsi seperti kedokteran, hukum, teknik, psikologi, dan lain sebagainya. Maka dari itu, hal inilah yang menyebabkan pendaftar calon mahasiswa baru di beberapa universitas ternama semakin meningkat di setiap tahunnya.

Setiap tahunnya banyak dari universitas di Indonesia mengadakan wisuda kelulusan bagi mahasiswanya yang dibagi dalam beberapa periode pada setiap bulannya. Setiap mahasiswa yang telah dinyatakan lulus, patut berbangga atas usaha dan kerja keras yang telat mereka berikan selama 4 tahun berkuliah menimba ilmu untuk mendapatkan gelar sarjana. Namun, cukup disayangkan ketika hanya beberapa mahasiswa saja yang dinyatakan lulus dan menyandang gelar sarjana langsung diterima kerja. Faktanya, banyak lulusan sarjana yang masih menganggur atau belum mendapatkan pekerjaan sekalipun yang merupakan lulusan dari universitas ternama yang ada di Indonesia. Mengapa terjadi hal demikian? Hal ini dikarenakan semakin menurunnya pembukaan lapangan pekerjaan yang tidak seimbang dengan banyaknya lulusan baru atau fresh graduate di setiap tahunnya. Lalu, mengapa lapangan pekerjaan semakin sedikit? Seiring perkembangan zaman, banyak perusahaan di Indonesia yang telah menggunakan robot sebagai pengganti dari manusia untuk melakukan proses produksi. Dalam bidang kesehatan, banyak dokter yang praktik secara umum tetapi sedikit dokter yang mau melanjutkan pendidikannya hingga ke spesialis, doctor, maupun profesor mengingat banyaknya materi seperti uang yang harus dikeluarkan serta waktu, tenaga, dan pikiran untuk melanjutkan pendidikan yang lebih lanjut.

Perkembangan zaman melaju dengan sangat cepat terutama dengan perkembangan dari teknologi komunikasi seperti internet dan perangkat pendukungnya. Di zaman sekarang ini , tak jarang generasi muda yang bekerja melalui media sosial, seperti selebgram, content creator, streamer, dan lain sebagainya untuk mendapatkan rupiah tanpa harus mencari pekerjaan kesana-kemari. Pekerjaan ini terbilang saat unik, karena pekerjaan ini berbeda dengan pekerjaan formal pada umumnya. Mereka tidak diharuskan untuk datang ke kantor, karena mereka bisa bekerja dimana saja dan kapan saja. Bahkan mereka bisa melakukan pekerjaan yang sesuai dengan passion mereka dan menemukan target pasarnya sendiri mengingat perkembangan teknologi dan aplikasi media sosial semakin maju dan cepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun