Definisi anak menurut wikipedia (jamak: anak-anak) adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Anak juga merupakan keturunan kedua, di mana kata "anak" merujuk pada lawan dari orang tua, orang dewasa adalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa.Â
Menurut psikologi, anak adalah periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah, kemudian berkembang setara dengan tahun tahun sekolah dasar. Berdasarkan UU Peradilan Anak. Anak dalam UU No.3 tahun 1997 tercantum dalam pasal 1 ayat (2) yang berbunyi: " Anak adalah orang dalam perkara anak nakal yang telah mencapai umur 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 tahun (delapan belas) tahun dan belum pernah menikah .Â
Walaupun begitu istilah ini juga sering merujuk pada perkembangan mental seseorang, walaupun usianya secara biologis dan kronologis seseorang sudah termasuk dewasa namun apabila perkembangan mentalnya ataukah urutan umurnya maka seseorang dapat saja diasosiasikan dengan istilah "anak".
Kehidupan anak -- anak sekarang sudah berbanding terbalik dengan kehidupan anak -- anak dulu. Seperti, anak -- anak zaman sekarang yang lebih asik dengan smartphone nya, membuat status di sosial media dan menunjukan eksistensi diri di sosial media. Padahal anak zaman dahulu lebih menyukai bermain bersama -- sama, dan menciptakan keakraban di dunia nyata, bermain kelereng, bermain layang -- layang, petak umpat dan masih banyak lagi. Tidak seperti sekarang, yang membuat seseorang yang dekat menjadi jauh, dan yang jauh menjadi dekat.
Dan dalam hal keseharian, anak -- anak zaman sekarang terkadang tidak menggunakan bahasa yang baik dan menjaga tata krama ketika sedang berbicara kepada orang yang lebih tua. Menurut saya hal yang mudah seperti, ketika kita menggunakan kata "saya," yang seharusnya digunakan ketika berbicara kepada orang yang lebih tua, termasuk kedua orang tua kita. Dan juga ketika di sekitar kampus, seharusnya kita membiasakan diri untuk menggunakan kata "saya" agar terkesan lebih menghargai orang lain.
Hal lain bisa kita jumpai pada presentasi mahasiswa di depan kelas masih belum formal, padahal dengan berbahasa yang formal meskipun di depan teman sendiri, akan melatih  kita untuk menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Anak-anak zaman sekarang lebih memilih bahasa yang gaul yang sedang trend, atau orang-orang sekarang menyebutnya "kids zaman now" atau lebih dikenal dengan "anak-anak zaman sekarang". Kata-kata ini terlontar dan tercipta karena memang zamannya sudah beda, dalam berbagai hal termasuk dalam susunan kebahasaan. Generasi 90'an menggunakan bahasa dengan baik dan lebih menghormati, menghargai apa yang ada di sekitar mereka, bukan malah menggunakan bahasa yang tidak senonoh yang dipertontonkan didepan anak yang tidak mengerti apa maksud dan arti dari bahasa tersebut.
Kesantunan sendiri memiliki arti yaitu tatacara, adat, atau kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Kesantunan merupakan aturan perilaku yang ditetapkan dan disepakati bersama oleh suatu masyarakat tertentu sehingga kesantunan sekaligus menjadi prasyarat yang disepakati oleh perilaku sosial. Oleh karena itu, kesantunan ini biasa disebut "tatakrama".
Adapula yang dinamakan kesantunan berbahasa yang tecermin dalam tatacara berkomunikasi lewat tanda verbal atau tatacara berbahasa. Ketika berkomunikasi, kita tunduk pada norma-norma budaya, tidak hanya sekedar menyampaikan ide yang kita pikirkan. Tatacara berbahasa harus sesuai dengan unsur-unsur budaya yang ada dalam masyarakat tempat hidup dan dipergunannya suatu bahasa dalam berkomunikasi. Menurut pandangan saya apabila tatacara berbahasa seseorang tidak sesuai dengan norma-norma budaya, maka ia akan mendapatkan nilai negatif, misalnya dituduh sebagai orang yang sombong, angkuh, tak acuh, egois, tidak beradat, bahkan tidak berbudaya.
Tatacara berbahasa sangat penting diperhatikan para peserta komunikasi (komunikator dan komunikan) demi kelancaran komunikasi. Oleh karena itu, masalah tatacara berbahasa ini harus mendapatkan perhatian, terutama dalam proses belajar mengajar bahasa.
Tatacara berbahasa seseorang dipengaruhi norma-norma budaya suku bangsa atau kelompok masyarakat tertentu. Tatacara berbahasa orang Inggris berbeda dengan tatacara berbahasa orang Amerika meskipun mereka sama-sama berbahasa Inggris. Begitu juga, tatacara berbahasa orang Jawa bebeda dengan tatacara berbahasa orang Batak meskipun mereka sama-sama berbahasa Indonsia. Hal ini menunjukkan bahwa kebudayaan yang sudah mendarah daging pada diri seseorang berpengaruh pada pola berbahasanya. Itulah sebabnya kita perlu mempelajari atau memahami norma-norma budaya sebelum atau di samping mempelajari bahasa. Sebab, tatacara berbahasa yang mengikuti norma-norma budaya akan menghasilkan kesantunan berbahasa.