Mohon tunggu...
Shanty Deffiany
Shanty Deffiany Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam "45 Bekasi

All life is an experiment. The more experiments you make the better-Ralph Waldo Emerson

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rumah Pengasingan Soekarno-Hatta di Rengasdengklok Jadi Saksi Kemerdekaan RI

14 Januari 2023   18:24 Diperbarui: 14 Januari 2023   18:27 1487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cucu Djiauw Kie Siong, Yanto Djuhari atau juga dikenal dengan nama Liauw Cing Lan yang kini mengelola rumah kakeknya

Rumah bersejarah yang terletak di Rengasdengklok, Kabupaten Karawang-Jawa Barat ini merupakan kediaman dari seorang Petani yang bernama Djiauw Kie Siong ia adalah warga keturunan Tionghoa Hakka salah seorang dari pasukan Pembela Tanah Air (Peta). Rumah yang telah berusia 101 tahun ini, 95% bagiannya masih terjaga keasliannya.

Rumah ini ialah tempat menginap Soekarno dan Hatta  saat pengasingan oleh para pemuda, rumah Djiauw Kie Siong terletak di dekat sungai Citarum berjarak sekitar 150 meter dari tempat asli di Kampung Bojong, Rengasdengklok, pada 1957. Akan tetapi, karna abrasi rumah Djiauw Kie Siong dipindahkan kelokasi yang tak jauh bersama material keasliannya termasuk ornamen dan perabotan yang digunakan Soekarno dan Hatta selama menginap.

Cucu Djiauw Kie Siong, Yanto Djuhari atau juga dikenal dengan nama Liauw Cing Lan yang kini mengelola rumah kakeknya
Cucu Djiauw Kie Siong, Yanto Djuhari atau juga dikenal dengan nama Liauw Cing Lan yang kini mengelola rumah kakeknya

Ibu Yanto, yang merupakan cucu dari Djiauw Kie Siong kini merawat rumah peninggalan sejarah ini. Berdasarkan, kisah dari si kakek, Bu Yanto mengatakan daulu lokasi ini paling tersembunyi sehingga menjadi alasan tempat penculikan Soekarno dan Hatta oleh para pemuda.  "Disini dapat dua hari menginap, satu malam. Bikin konsep, rapat, segala macam selesai. Kita 16 Agustus sudah berkibar Bendera Merah Putih di Rengasdengklok selesai. 16 Agustus bapak dijemput kembali ke Jakarta, sampai Jakarta terus naskahnya diketik kembali dengan Bapak oleh Sayuti Melik setelah ditulis oleh Soekarno. Singkat cerita seperti itu" ujar Liauw Cing Lan.

Soekarno daan Hatta menginap diukuran kamar 4x4 meter, Soekarno menempati tempat tidur bagian kanan dari ruangan, sedangkan Hatta menempati tempat tidur bagian kiri dari ruangan. Ruang tengah digunakan untuk rapat, menyusun teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Tempat tidur Soekarno dan Hatta yang masih terawat rapih sampai sekarang 
Tempat tidur Soekarno dan Hatta yang masih terawat rapih sampai sekarang 

Soekarno dan Hatta tiba pada 16 Agustus 1945 sore hari menggunakan 2 kendaraan mobil dijemput para pemuda  kelompok Menteng 31 "disandera" untuk segera mempersiapkan proklamasi. Sesampainya di Jakarta, Sukarno dan Hatta yang masih didampingi tokoh pemuda Sukarni menuju beberapa tempat dan akhirnya sampai di rumah Laksamana Maeda di Jl. Imam Bonjol, yang sekarang menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Teks proklamasi yang dirumuskan pada 17 Agustus 1945 dini hari itu kemudian dibacakan oleh Sukarno, didampingi Bung Hatta di Jakarta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun