Rumah bersejarah yang terletak di Rengasdengklok, Kabupaten Karawang-Jawa Barat ini merupakan kediaman dari seorang Petani yang bernama Djiauw Kie Siong ia adalah warga keturunan Tionghoa Hakka salah seorang dari pasukan Pembela Tanah Air (Peta). Rumah yang telah berusia 101 tahun ini, 95% bagiannya masih terjaga keasliannya.
Rumah ini ialah tempat menginap Soekarno dan Hatta  saat pengasingan oleh para pemuda, rumah Djiauw Kie Siong terletak di dekat sungai Citarum berjarak sekitar 150 meter dari tempat asli di Kampung Bojong, Rengasdengklok, pada 1957. Akan tetapi, karna abrasi rumah Djiauw Kie Siong dipindahkan kelokasi yang tak jauh bersama material keasliannya termasuk ornamen dan perabotan yang digunakan Soekarno dan Hatta selama menginap.
Ibu Yanto, yang merupakan cucu dari Djiauw Kie Siong kini merawat rumah peninggalan sejarah ini. Berdasarkan, kisah dari si kakek, Bu Yanto mengatakan daulu lokasi ini paling tersembunyi sehingga menjadi alasan tempat penculikan Soekarno dan Hatta oleh para pemuda. Â "Disini dapat dua hari menginap, satu malam. Bikin konsep, rapat, segala macam selesai. Kita 16 Agustus sudah berkibar Bendera Merah Putih di Rengasdengklok selesai. 16 Agustus bapak dijemput kembali ke Jakarta, sampai Jakarta terus naskahnya diketik kembali dengan Bapak oleh Sayuti Melik setelah ditulis oleh Soekarno. Singkat cerita seperti itu" ujar Liauw Cing Lan.
Soekarno daan Hatta menginap diukuran kamar 4x4 meter, Soekarno menempati tempat tidur bagian kanan dari ruangan, sedangkan Hatta menempati tempat tidur bagian kiri dari ruangan. Ruang tengah digunakan untuk rapat, menyusun teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Soekarno dan Hatta tiba pada 16 Agustus 1945 sore hari menggunakan 2 kendaraan mobil dijemput para pemuda  kelompok Menteng 31 "disandera" untuk segera mempersiapkan proklamasi. Sesampainya di Jakarta, Sukarno dan Hatta yang masih didampingi tokoh pemuda Sukarni menuju beberapa tempat dan akhirnya sampai di rumah Laksamana Maeda di Jl. Imam Bonjol, yang sekarang menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi.
Teks proklamasi yang dirumuskan pada 17 Agustus 1945 dini hari itu kemudian dibacakan oleh Sukarno, didampingi Bung Hatta di Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H