Si supir beserta 4 orang tangan kanannya itu ternyata duduk dengan santai sambil merokok seolah dunia hanya miliknya, membiarkan kami menderita menunggu bus yang tak kunjung jalan (masih stuck beberapa kilometer dari terminal asal). Saat merasa diserang banyak penumpang, si supir dengan wajah tak bersalah seolah mengatakan “ini mobil pribadi gw, lu semua cuma nebeng”, hanya bisa mengatakan sabar menunggu sembari naik ke tempat duduk khusus supir.
Namun hal yang membuat makin kesal adalah si Pak supir ini bukannya langsung jalan, malah bengong seolah ada yang sedang ia tunggu. Penumpang yang lain kelihatanya sudah lelah melihat tingkah si supir yang sangat tidak professional itu. Akhirnya saya memberanikan diri datang ke kursi supir menanyakan perihal lamanya bus LJ ini berangkat. Si supir hanya bisa menjawab dengan jutek: “ya, sebentar lagi, lagi nunggu penumpang”. Kami hanya bisa pasrah sambil berjanji tidak akan pernah naik bus ekonomi LJ lagi. Tepat pukul 12. 15 bus pun akhirnya berangkat, tentu saja setelah kursi bus terisi semua. Sepanjang perjalanan, laju bus sangatlah lambat, hanya beberapa kali melewati tol, busnya juga sepertinya sudah usang. Betapa menyesalnya kami.
Pukul 04.00 pagi dini hari, 4 Juni 2016 kami pun tiba di Solo (setelah 17 jam perjalanan) dan harus transit menaiki bus LJ juga. Ditengah perjalanan, kami dimintai ongkos oleh si kondektur namun kami jelaskan bahwa kami penumpang yang transit namun si kondektur tetap ngotot mau meminta ongkos. Setelah perdebatan panjang dan saling mempertahankan pendapat masing-masing maka pada akhirnya pihak PO. LJ mengalah dengan menggratiskan ongkos kami. Kami tiba di Stasiun Yogyakarta pukul 05.40. Sungguh perjalanan yang sangat melelahkan. Pelayanan bus Langsung Jaya ini sungguh tak memuaskan, sangat mengecewakan. Orang-orang yang bekerja di terminal Pulogadung yang kami temui juga banyak yang sangat tidak ramah dan hanya menguntungkan pribadi tanpa memikirkan kepuasan penumpang. Semoga kedepannya SDM di Indonesia ini bisa lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H