Mohon tunggu...
shanty afrilia suharlan
shanty afrilia suharlan Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

saya mahasiswa aktif di salah satu perguruan tinggi swasta di kota Bandung, saya memiliki hobi seperti bernyanyi dan membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Bandung Pilihan

Setelah Viral, TPU di Bandung Ini Apakah Berubah?

11 Desember 2023   22:37 Diperbarui: 11 Desember 2023   23:09 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sc: Dokumen Pribadi Shanty Afrilia

Tempat Pemakaman Umum (TPU) Astana Anyar di Bandung adalah kompleks pemakaman yang terletak di wilayah Astana Anyar, tepatnya di JL. Bojongloa, No. 187 A, Panjunan, Astanaanyar, Panjunan, Kec. Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat. TPU ini mencerminkan keragaman masyarakat Bandung melalui beragam makam yang tersebar di dalamnya. Sejak didirikan, TPU Astana Anyar telah menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi tokoh-tokoh penting, tokoh masyarakat, dan warga biasa. Kompleks ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat pemakaman, tetapi juga sebagai ruang publik yang tenang dan hening, di mana keluarga dan kerabat dapat mengenang dan berdoa untuk orang yang telah meninggal.

TPU Astana Anyar di Kota Bandung, sebagai tempat peristirahatan terakhir, menjadi sorotan dengan meningkatnya keluhan terkait keberadaan pengemis jalanan yang mengganggu suasana ziarah. Pengunjung sering merasa tidak nyaman akibat agresivitas pengemis, terutama anak-anak dan ibu-ibu, yang meminta uang secara persisten di sekitar area tersebut. Upaya peningkatan kenyamanan dan ketenangan di TPU menjadi penting untuk memelihara nilai-nilai ziarah dan penghormatan kepada yang telah meninggal.

Pada 18 Agustus 2021, Seorang ziarah rutin ke TPU Astanaanyar Kota Bandung mengungkapkan kekecewaannya terhadap masalah yang konsisten terjadi selama kunjungan-kunjungannya. Dia menyuarakan keluhannya terkait dengan peningkatan jumlah pengemis jalanan, termasuk anak-anak dan ibu-ibu, yang secara semakin agresif meminta uang setiap kali dia melintasi area tersebut. Fenomena ini bukanlah situasi yang terjadi sekali-kali, melainkan menjadi pola yang mengganggu dan mengurangi kualitas pengalaman ziarah di TPU tersebut.

Sc: Tangkapan layar video unggahan akun TikTok @dimasnabawii
Sc: Tangkapan layar video unggahan akun TikTok @dimasnabawii

Pengunjung tersebut merasakan bahwa keberadaan banyak pengemis jalanan menciptakan suasana yang kurang nyaman dan merusak ketenangan tempat peristirahatan terakhir. Ia berharap pihak terkait dapat mengatasi masalah ini agar suasana di sekitar TPU dapat menjadi lebih tenang dan sesuai dengan tujuan ziarah yang seharusnya memberikan kedamaian dan penghormatan terhadap yang telah meninggal.

Di sekitar Tempat Pemakaman Umum (TPU), terlihat adanya fenomena pengemis yang meminta sedekah kepada peziarah. Namun saat ini mereka berupaya untuk mendapatkan bantuan, pendekatan yang digunakan adalah tanpa unsur pemaksaan. Dengan kata lain, mereka menciptakan suatu pilihan sukarela bagi peziarah yang mungkin ingin memberikan bantuan sebagai respons spontan atau sebagai bagian dari praktek amal keagamaan mereka. Seperti yang dikatakan oleh salah satu peziarah "memang masih banyak yang minta-minta sedekah dari mulai anak-anak sampe ibu-ibu, cuman emang ga semaksa dulu" ujar ibu ER

Sc: Dokumentasi pribadi Shanty Afrilia bersama narasumber (peziarah TPU Astana Anyar)
Sc: Dokumentasi pribadi Shanty Afrilia bersama narasumber (peziarah TPU Astana Anyar)

Selain hari-hari biasa, pada saat-saat ziarah seperti bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, terjadi peningkatan dramatis dalam jumlah peziarah yang berkunjung ke TPU Astana Anyar. Ironisnya, momen yang seharusnya penuh dengan spiritualitas dan kebersamaan ini seringkali dimanfaatkan oleh sejumlah pengemis untuk meningkatkan permintaan bantuan (meminta sodaqoh). "biasanya sih kalo mau bulan Ramadhan atau Lebaran banyak sekali yang minta-minta itu, cuman yah pengalaman saya lebaran tahun ini sih ga pada terlalu maksa mintanya, kita bilang gak ada ya pada pergi..." Sambung Ibu ER

Peziarah berkunjung ke makam kerabat atau keluarga yang telah meninggalkan dunia, prioritas utama seharusnya adalah kenyamanan mereka. Momen ini tidak hanya bersifat rohaniah tetapi juga memiliki dimensi emosional yang mendalam. "yaa kalo dibilang nyaman atau ngga, memang agak kurang nyaman, soalnya kadang diikutin, diliatin juga kan agak gimana yaa kalo lagi berdoa sambil diliatin mah.." Ujar Ibu ER 

Pentingnya memberikan kenyamanan fisik dan psikologis bagi peziarah menciptakan kebutuhan akan fasilitas yang memadai di sekitar tempat-tempat ziarah. Pemerintah dan pihak terkait harus berupaya menyediakan infrastruktur seperti tempat parkir, area istirahat, dan fasilitas kebersihan untuk mendukung pengalaman ziarah yang tenang dan tenteram. Selain itu, pengelolaan keamanan dan ketertiban di sekitar lokasi ziarah juga harus diperhatikan agar para peziarah dapat menghormati dan merayakan momen ziarah mereka dengan aman. Pemberian informasi yang jelas mengenai aksesibilitas, waktu ziarah, dan fasilitas yang tersedia juga dapat membantu peziarah merencanakan kunjungan mereka dengan lebih baik.

Dengan demikian, memastikan kenyamanan peziarah bukan hanya menciptakan pengalaman spiritual yang mendalam tetapi juga mencerminkan penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian terhadap kebutuhan praktis mereka selama kunjungan ziarah. Untuk mengatasi kompleksitas permasalahan ini, diperlukan langkah-langkah komprehensif. Pemerintah dapat memainkan peran kunci dalam mengembangkan kebijakan yang tidak hanya menanggulangi akar masalah pengemisan tetapi juga memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan melalui jalur yang terorganisir. "kayanya memang disini banyak warga menengah kebawah jadi memang sudah jadi kebiasaan mereka untuk minta-minta sedekah disini, dan dijadikan pekerjaan utama mereka" Ujar Ibu ER

"yaa seharusnya pengelola sekitar bisa lebih tegas lagi biar hal-hal yang bisa nyebabin kurang nyaman gaterjadi, kaya misalnya yang maksa-maksa gitu.." Sambung ibu ER

"terus juga memang seharusnya pemerintah atau pengelola setempat ngasih edukasi, soalnyakan banyak anak kecil yaa takutnya mereka jadi ngewajarin hal gitu.." Sambung Ibu ER

Lembaga amal memiliki tanggung jawab untuk mengelola distribusi bantuan dengan cara yang terarah, fokus pada rehabilitasi sosial, dan pemberian pelatihan keterampilan agar individu dapat mandiri secara ekonomi. Edukasi masyarakat juga diperlukan agar mereka memahami konsekuensi negatif memberikan bantuan langsung di tempat umum. Lebih dari itu, upaya kolaboratif antara pemerintah, lembaga amal, dan masyarakat dapat menciptakan solusi berkelanjutan. Dengan pendekatan ini, momen ziarah dapat menjadi ajang nyata untuk menginspirasi perubahan positif dalam membantu sesama sambil mengurangi praktik pengemisan yang tidak produktif.

Walaupun perubahan yang terjadi saat ini mungkin belum mencapai tingkat signifikansi yang diharapkan, adanya perubahan kecil dapat menjadi pendorong motivasi bagi pengelola sekitar. Ini memberikan peluang untuk meningkatkan kesadaran mereka terhadap hal-hal yang mungkin membuat pengunjung (peziarah) merasa kurang nyaman. Dengan adanya dorongan ini, diharapkan pengelola akan lebih proaktif dalam merespon kebutuhan pengunjung (peziarah) dan melakukan perbaikan yang lebih substansial untuk meningkatkan pengalaman mereka di tempat tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun